Ilustrasi tumpeng dalam megengan (unsplash.com/Inna Safa)
Hidangan tumpeng memiliki lauk pauk yang beraneka ragam. Minimal dalam setiap penyajian ada tujuh atau dalam bahasa Jawa pitu macam lauk pauk. Pitu ini dilambangkan sebagai pitulungan atau pertolongan.
Kemudian, makna sajian pelengkap tumpeng lainnya seperti, nasi yang berbentuk kerucut merepresentasikan hubungan antara manusia dan Tuhan. Selain itu, bentuknya yang mirip dengan gunung dapat diartikan sebagai harapan agar kesejahteraan setinggi gunung.
Ikan lele, bandeng, dan teri asin merupakan perwakilan dari unsur air yang memiliki banyak makna. Seperti lele melambangkan keuletan dan ketabahan dalam menghadapi hidup. Selain itu, lele juga merepresentasikan karir hidup manusia yang dimulai dari bawah.
Ikan bandeng merupakan ikan yang memiliki duri halus yang banyak. Setiap gigitan saat memakan bandeng biasanya akan bertemu dengan duri-duri halus tersebut. Banyaknya duri bandeng tersebut merepresentasikan harapan akan rezeki yang jumlahnya banyak dan bertambah.
Teri seringkali ditemukan dalam gerombolan dalam jumlah yang banyak. Begitu juga dengan manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya. Ikan teri melambangkan kerukunan dan kerja sama yang perlu dibina oleh manusia.
Sedangkan, urap atau campuran sayur dengan tambahan parutan kelapa memiliki arti urip yang berarti menghidupi. Kemudian, telur memiliki makna bahwa segala tindakan perlu perencanaaan. Lalu, ayam yang biasanya dimasak ingkung dengan bumbu kuning dan santan kental melambangkan menyembah Tuhan dengan khusuk dengan hati yang tenang.