7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa 

Setiap menu pelengkapnya punya makna

Semarang, IDN Times - Perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap 17 Agustus selalu lekat dengan tradisi menghidangkan tumpeng. Sajian khas Nusantara ini memang ikonik dari segala sisi mulai bentuk sampai menu makanan pelengkap yang beraneka ragam. 

Ternyata sajian tumpeng yang erat dengan wujud syukur ini memiliki banyak makna yang ada dalam berbagai aspek kehidupan. Kamu ingin tahu? Berikut fakta-fakta tumpeng yang perlu kamu tahu. 

1. Tumpeng ada sejak zaman Jawa Kuno

7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa Tumpengan oleh Geplak Bantul sebagai ungkapan syukur atas gugatan dana hibah Persiba Bantul yang ditolak majelis hakim PN Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Ternyata di berbagai prasasti yang ada di zaman Jawa Kuno, terdapat torehan yang mirip dengan tumpeng. Budaya menyajikan hidangan sejenis nasi tumpeng juga sudah ada sejak itu.

Pada zaman itu hidangan tumpeng disebut sekul paripurna karena berisi nasi dengan beragam lauk pauk. Sajian ini pun biasa ada ketika acara-acara penting seperti upacara penetapan sima atau atau pemberian status keada daerah-daerah yang berjasa dalam berbagai hal maupun ditugaskan untuk mengelola bangunan suci.

2. Representasi puncak Mahameru dan konsep Ketuhanan

7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa https://www.google.com/kompasregional

Pada saat penyebaran agama Hindu di Indonesia, bentuk kerucut pada tumpeng direpresentasikan seperti Gunung Mahameru yang dianggap suci sekaligus simbol Ketuhanan.

Simbolisasi dengan Tuhan dan alam dimaknai bahwa semua semakin ke atas semakin mengerucut, semua akan kembali pada Tuhan. Maka dari itu, tumpeng bagian puncak biasanya diberikan kepada orang yang dihormati terlebih dahulu.

Baca Juga: Resep dan Tips Masak Nasi Kuning untuk Tumpeng Syukuran HUT RI

3. Tumpeng singkatan dari ‘Yen Metu Kudu Mempeng’

7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut makan tumpengan saat wiwitan tembakau. (Dok Humas Pemprov Jateng)

Arti nama tumpeng ternyata singkatan dari bahasa Jawa ‘Yen Metu Kudu Mempeng’. Kalimat itu mempunyai arti ‘kalau keluar harus sungguh-sungguh’. Selain itu, terdapat juga unit makanan lainnya yang terdiri dari ketan yaitu Baceng yang merupakan singkatan dari yen mlebu kudu kenceng yang artinya ‘kalau masuk harus sungguh-sungguh’.

4. Setiap lauk pauk tumpeng punya arti

7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa Ilustrasi nasi tumpeng (instagram.com/alter.alter.ego)

Hidangan tumpeng memiliki lauk pauk yang beraneka ragam. Minimal dalam setiap penyajian ada tujuh atau dalam bahasa Jawa pitu macam lauk pauk. Pitu ini dilambangkan sebagai pitulungan atau pertolongan.

Kemudian, makna sajian pelengkap tumpeng lainnya seperti, nasi yang berbentuk kerucut merepresentasikan hubungan antara manusia dan Tuhan. Selain itu, bentuknya yang mirip dengan gunung dapat diartikan sebagai harapan agar kesejahteraan setinggi gunung.

Ikan lele, bandeng, dan teri asin merupakan perwakilan dari unsur air yang memiliki banyak makna. Seperti lele melambangkan keuletan dan ketabahan dalam menghadapi hidup. Selain itu, lele juga merepresentasikan karir hidup manusia yang dimulai dari bawah.

Ikan bandeng merupakan ikan yang memiliki duri halus yang banyak. Setiap gigitan saat memakan bandeng biasanya akan bertemu dengan duri-duri halus tersebut. Banyaknya duri bandeng tersebut merepresentasikan harapan akan rezeki yang jumlahnya banyak dan bertambah.

Teri seringkali ditemukan dalam gerombolan dalam jumlah yang banyak. Begitu juga dengan manusia. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya. Ikan teri melambangkan kerukunan dan kerja sama yang perlu dibina oleh manusia.

Sedangkan, urap atau campuran sayur dengan tambahan parutan kelapa memiliki arti urip yang berarti menghidupi. Kemudian, telur memiliki makna bahwa segala tindakan perlu perencanaaan. Lalu, ayam yang biasanya dimasak ingkung dengan bumbu kuning dan santan kental melambangkan menyembah Tuhan dengan khusuk dengan hati yang tenang.

5. Modifikasi tumpeng

7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa cookpad.com

Seiring zaman tumpeng juga berkembang tergantung kreasi dan inovasi pembuatnya. Jika dahulu tumpeng dibuat dengan nasi putih untuk melambangkan sumber yang bersih dan halal untuk dikonsumsi, kini hadir dengan berbagai jenis. Misalnya, tumpeng nasi kuning, tumpeng nasi uduk, hingga tumpeng mie goreng.

6. Cara memotong tumpeng

7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa pinterest.com/pin

Ternyata cara memotong tumpeng pun ada caranya. Dari awal, ujung tumpeng biasanya dipotong oleh orang yang paling dihormati di masyarakat. Selanjutnya, orang yang punya acara membagi tumpeng menjadi tiga perempat ke bawah. Hal ini pun mempunyai arti bahwa rezeki itu bisa dibagi sama rata ke manusia.

7. Terdapat berbagai jenis tumpeng

7 Fakta Tumpeng Hidangan Khas Nusantara, Lekat dengan Tradisi Jawa ausindobalivillas.com

Fakta lain tentang tumpeng, ternyata setiap jenis tumpeng yang disajikan di setiap syukuran juga punya makna sendiri. Seperti tumpeng pungkur disajikan pada saat acara kematian, tumpeng megana saat acara lahiran, tumpeng robyong disajikan pada saat acara besar seperti musim panen, meminta hujan, pernikahan hingga mengusir penyakit. Selanjutnya, tumpeng kendit yang melambangkan telah bebas dari kesulitan dan tumpeng tumbuk disajikan pada saat acara ulang tahun. 

Ternyata menarik juga ya fakta tentang tumpeng. Tidak hanya sekadar makanan yang disajikan tetapi juga punya banyak arti ya?

Baca Juga: Resep Bihun Goreng Saus Tiram, Proses Pemasakan yang Anti Ribet!

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya