TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sebab Seseorang mengalami Duck Syndrome, Berbahaya jika Dibiarkan

Lebih baik jujur atas apa yang sedang dirimu rasakan 

ilustrasi duck syndrome (pexels.com/Abdulrahman Abu Shaer)

Duck syndrome adalah sejenis gangguan kejiwaan dimana penderitanya terlihat baik saja, tanpa masalah, terlihat bahagia, tetapi di dalam sebenarnya sedang kacau serta banyak masalah yang sedang dihadapi, yang membuatnya semakin tertekan.

Biasanya dimiliki oleh mereka yang ingin membuat bahagia orang lain, tidak mau membuat khawatir orang yang berada di sekitarnya, dan lebih memilih memendam semua itu sendiri.

Ketidak inginannya untuk menceritakan problem yang sedang dihadapi pada orang lain, bisa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan psikisnya.

Banyak tersebar di lingkungan seahri-hari kita orang seperti ini, tapi karena seolah mereka memakai topeng bahagia dengan sempurna, kita tidak tahu siapa, mungkin bisa jadi orang terdekat kita sendiri. Berikut ada lima sebab yang membuat seseorang mengalami duck syndrome

Baca Juga: Jangan Takut Minta Bantuan, Ini 5 Tips Terhindar dari Duck Syndrome 

1. Tuntutan pekerjaan

ilustrasi mengerjakan ( Pexels.com/Christina Morillo )

Lingkungan pekerjaan yang toksik, serta tuntutan atas jabatan yang sedang dijalani menjadi salah satu penyebab duck syndrome.

Banyaknya tekanan dari atasan yang didapat, mampu membuat suram harinya, di balik topeng tanpa masalah.

Ketidakmampuan untuk curhat pada rekan kerja maupun orang lain, semakin memperburuk kondisi tersebut.

Dalam benaknya mungkin jika menceritakan akan membuat khawatir orang di sekitarnya, maupun akan membuat mereka kecewa. 

2. Espektasi yang terlampau tinggi

ilustrasi ekspektasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berekspektasi terlalu tinggi juga bisa menambah gangguan ini, sebab dia seperti meletakan semua harapan terbaiknya, pada sesuatu yang dianggapnya berharga, namun menuai hasil sebaliknya.

Ekspektasi adalah hal wajar, guna memotivasi kita, tapi jangan sampai ekspektasimu menghancurkan semangatmu sendiri pada akhirnya.

Maksimalkan saja apa yang sedang dikerjakan, nikmati prosesnya, maka hasil akan berbanding lurus sesuai dengan apa yang sudah dilakukan.

Berhenti untuk menempatkan ekspektasi yang terlalu tinggi, pada apapun itu. Sebab bisa jadi akan membuatmu kecewa.

3. Keinginan untuk selalu sempurna

ilustrasi menyesali(Pexels.com/Inzmam Khan)

Keinginan untuk terlihat sempurna atau biasa disebut perfeksionis, jadi salah satu penyebab syndrome ini.

Padahal mustahil untuk mendapatkan atau melakukan sesuatu dengan sempurna, karena kita akan menyikapinya kurang terus.

Ketika belum tampil dan terlihat sempurna, maka akan terlintas kesedihan serta menyalahkan diri sendiri akan hal tersebut.

Terlalu ingin terlihat sempurna juga dapat menambah beban dalam diri seorang yang menyebabkan timbulnya duck syndrome ini.

4. Keberhargaan diri yang rendah

ilustrasi meremehkan diri (Pexels.com/Norbert Kundrak)

Menganggap remeh kemampuan pada diri sendiri serta tidak bisa menghargai apa saja yang sudah dilakukannya jadi faktor berikutnya.

Pada diri sendiri tidak mau bangga atas apa yang telah dicapainya, apa yang sudah dilewatinya, dan mengganggap jika itu semua belum cukup.

Padahal bangga dan menghargai diri sendiri adalah poin yang sangat berharga, untuk bisa terus memunculkan semangat dan motivasi hidup untuk mampu meraih tujuan yang sudah direncanakan.

Jangan sampai kamu merendahkan keberhargaan dirimu sendiri, atau kamu jadi sosok duck syndrome.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Alami Duck Syndrome, Tenang tapi Tertekan

Verified Writer

Abdan Sahank

Fakta unik ada berbagai macam didunia, mari membaca untuk mengetahui nya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya