TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Asian Flush Syndrome: Penyebab Muka Merah setelah Minum Alkohol

Diturunkan secara genetik dan bukan reaksi alergi

ilustrasi minum minuman beralkohol (pexels.com/Isabella Mendes)

Intinya Sih...

  • Asian Flush Syndrome adalah reaksi intoleransi alkohol yang diturunkan secara genetik, disebabkan oleh mutasi genetik yang membuat enzim ALDH2 kurang aktif.
  • Sindrom ini umum terjadi pada orang Asia Timur, namun bisa juga dialami oleh orang dalam pengobatan khusus seperti diabetes dan kolesterol tinggi.
  • Bedanya, Asian Flush Syndrome tidak sama dengan alergi alkohol. Sindrom ini dapat meningkatkan risiko penyakit gastrointestinal dan hanya dapat diatasi dengan menghindari atau membatasi konsumsi alkohol.

Terlepas dari efek buruknya terhadap kesehatan dan persepsi masyarakat, minum minuman beralkohol di beberapa belahan dunia telah menjadi budaya. Di negara Asia seperti Jepang, Korea, dan Tiongkok melakukan ramah tamah tidak lengkap tanpa jamuan minum-minum.

Meskipun demikian, tak jarang kita melihat efek langsung minuman beralkohol pada kulit. Khususnya pada kulit orang Asia yang berwarna cerah. Sesaat setelah menyesap alkohol efeknya di wajah langsung terlihat: muka memerah disertai dengan sedikit rasa pusing. Ternyata, gejala tersebut bernama Asian Flush Syndrome. Mau tahu lebih lengkap mengenai sindrom ini? Dilansir laman Cleveland Clinic, berikut informasinya.

Apa itu Asian Flush Syndrome?

Asian Flush Syndrome juga dikenal dengan Alcohol Flush merupakan reaksi intoleransi tubuh terhadap alkohol. Tubuh yang seharusnya dapat memecah alkohol secara alami melalui sistem metabolisme, tidak dapat melakukannya secara efektif.

Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita pahami dulu sistem metabolisme tubuh dalam memroses alkohol. Metabolisme tubuh memecah alkohol terdiri dari dua tahapan, yaitu:

  1. Enzim alkohol dehidrogenase (ADH) membantu memecah etanol menjadi asetaldehida. Asetaldehida merupakan subtansi yang bersifat toksik karena dapat merusak sel-sel tubuh.
  2. Enzim lain yang disebut aldehida dehidrogenase 2 (ALDH2) membantu mengubah asetaldehida menjadi asam asetat (cuka) yang tidak beracun dan mengeluarkannya dari tubuh.

Orang dengan Asian Flush Syndrome memiliki mutasi genetik yang membuat enzim ALDH2 kurang aktif. Akibatnya, tubuh tidak dapat mengubah asetaldehida menjadi asam asetat. Asetaldehida mulai menumpuk dalam darah dan jaringan tubuh dan menyebabkan gejala muka merah, detak jantung meningkat, mual, dan pusing.

Siapa yang dapat mengalaminya?

Berdasarkan riset, 45 persen orang genetik Asia Timur khususnya Jepang, Korea, dan Tiongkok dapat mengalami sindrom ini. Oleh sebab itu sindrom ini terkenal dengan sebutan Asian Flush Syndrome. Namun, tidak hanya mereka saja yang dapat mengalaminya. Orang-orang yang sedang dalam pengobatan khusus juga dapat mengalami ini. Obat-obatan tersebut termasuk yang digunakan untuk mengobati diabetes, kolesterol tinggi, dan infeksi.

Baca Juga: 5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggi

Apakah Asian Flush Syndrome sama dengan alergi?

Asian Flush Syndrome berbeda dengan alergi. Telah dijelaskan bahwa Asian Flush Syndrome merupakan reaksi intoleransi alkohol yang diturunkan secara genetik. Artinya, tubuh kita gagal memroses alkohol sebagaimana mestinya. Sedangkan alergi merupakan reaksi tubuh yang mengaktifkan sistem imun.

Pada reaksi alergi, tubuh menyangka salah satu substansi di dalam minuman beralkohol sebagai zat yang membahayakan. Ini dapat timbul jika kamu sensitif terhadap bahan kimia, bahan baku biji-bijian, atau pengawet yang terkandung di dalam minuman beralkohol tersebut.

Baik intoleransi alkohol maupun alergi dapat menyebabkan mual. ​​Namun, intoleransi memiliki gejala khas. Yaitu, ruam, gatal, pembengkakan, dan kram perut yang parah. Sedangkan gejala alergi sering kali lebih menyakitkan dan tidak nyaman daripada gejala intoleransi alkohol. Bahkan, dalam kasus yang jarang terjadi, jika tidak diobati, alergi alkohol dapat mengancam jiwa.

Apa efek jangka panjang Asian Flush Syndrome?

 Dr. Tan Ek Khoon, seorang konsultan senior di Singapore General Hospital (SGH), menyatakan bahwa Asian Flush Sydrome bukan sekadar muka memerah pasca minum minuman beralkohol. Ia menegaskan bahwa asetaldehida yang tidak bisa diproses menjadi asam laktat akan tersimpan di dalam tubuh dan merusak sel. Asetaldehida dapat memicu peradangan pada saluran pencernaan bagian atas, menyebabkan kerusakan DNA, dan meningkatkan risiko penyakit gastrointestinal, yaitu kanker esofagus dan lambung.

Verified Writer

Devia Sagita

Engineer.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya