TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inilah 5 Bahaya Jika Kamu Jarang Ganti Sikat Gigi

Sikat gigi perlu diganti ketika mengalami aus atau rusak

ilustrasi sikat gigi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Intinya Sih...

  • Sikat gigi perlu diganti setiap 3-4 bulan sekali atau saat mengalami kerusakan dan tidak nyaman digunakan.
  • Penggunaan sikat gigi yang sudah usang dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan pertumbuhan bakteri serta plak.
  • Menjaga kesehatan mulut bukan hanya soal menyikat gigi, tetapi juga memperhatikan kondisi alat yang digunakan untuk membersihkan gigi.

Anggapan bahwa menyikat gigi saja cukup untuk menjaga kesehatan gigi adalah keliru besar. Banyak orang mengabaikan kondisi sikat gigi yang mereka gunakan, bahkan masih memakai sikat gigi usang dan baru menggantinya saat bulu sikat sudah rusak dan tidak nyaman. Kebiasaan ini sering disepelekan, padahal dapat membahayakan kesehatan gigi dan mulut, lho.

Menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut bukan hanya tentang menyikat gigi dua kali sehari dan menggunakan obat kumur, tetapi juga memperhatikan kondisi alat yang digunakan. Sikat gigi yang sudah usang dapat menimbulkan risiko buruk bagi kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengganti sikat gigi setiap 3-4 bulan sekali. Jika tidak, terdapat lima bahaya yang akan mengancam kesehatan gigi dan mulut kamu, berikut di antaranya.

1. Merusak enamel gigi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak hanya soal menyikat gigi dua kali sehari atau rutin menggunakan obat kumur. Memerhatikan kondisi peralatan yang digunakan juga gak kalah penting, lho.

Salah satu alat yang gak boleh luput dari perhatian adalah sikat gigi. Sikat gigi perlu diganti secara rutin, maksimal 3-4 bulan sekali. Atau saat sikat gigi mengalami kerusakan dan menimbulkan rasa tidak nyaman saat digunakan.

Menggunakan sikat gigi yang sudah usang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut. Salah satunya adalah merusak enamel atau lapisan terluar gigi yang berfungsi sebagai pelindung. Bulu sikat gigi yang sudah usang terasa kasar dan tidak rata. Saat disikatkan ke gigi, bulu sikat ini dapat mengikis lapisan pelindung terluar gigi, terutama jika menyikatnya terlalu kuat.

2. Memicu bau mulut yang tidak sedap

Sikat gigi merupakan salah satu alat penting untuk membersihkan gigi dan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kondisi sikat gigi yang digunakan. Segera ganti sikat gigi baru jika sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

Sikat gigi yang terus-menerus digunakan lama kelamaan akan mengalami kerusakan pada bulu sikat. Penggunaan sikat gigi yang rusak justru kurang efektif dalam membersihkan sisa makanan dan plak yang menempel pada gigi. Plak dan sisa makanan ini dapat memicu pertumbuhan bakteri. Dan pada akhirnya dapat menimbulkan aroma tidak sedap pada mulut.

Baca Juga: 5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggi

3. Meningkatkan risiko radang gusi

Menjaga kebersihan gigi dan mulut bukan hanya tentang menyikat gigi secara rutin. Kita juga perlu memperhatikan hal-hal lain, seperti menggunakan obat kumur, pasta gigi, dan benang gigi. Salah satu hal penting yang tidak boleh luput adalah penggunaan alat kebersihan mulut yang tepat, termasuk sikat gigi. Memperhatikan kondisi dan efektivitas alat yang digunakan juga tidak kalah penting untuk menjaga kesehatan rongga mulut.

Sering kali, kita masih menggunakan sikat gigi lama yang sudah usang. Kebiasaan ini justru berisiko terhadap kesehatan rongga mulut, terutama gigi dan gusi. Penggunaan sikat gigi lama yang sudah usang kurang efektif membersihkan plak gigi. Plak yang menumpuk pada gigi akan mengeras menjadi karang gigi. Bakteri dan mineral akan menumpuk pada karang gigi, sehingga memicu peradangan pada gigi dan gusi, yang dikenal dengan istilah gingivitis.

4. Meningkatkan risiko kehilangan gigi

Penggunaan sikat gigi yang terlalu lama dapat menyebabkan perubahan bentuk pada bulu sikat, seperti menekuk ke arah luar, tumpul, dan tidak rata. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya sikat gigi dalam membersihkan sisa-sisa makanan dan plak yang menempel pada gigi. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu berbagai risiko kesehatan rongga mulut.

Beberapa risiko yang dapat terjadi akibat penggunaan sikat gigi yang sudah rusak antara lain, memicu kerusakan gigi akibat penumpukan plak dan karang gigi. Gigi yang rusak parah mungkin perlu dicabut untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Oleh karena itu, penting untuk mengganti sikat gigi secara rutin. Dianjurkan untuk mengganti sikat gigi yang baru setiap 3-4 bulan sekali. Atau menggantinya lebih sering jika bulu sikat gigi sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan. 

Verified Writer

Fauzan Fadhilah

IG: @fadhi_lahfauzan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya