Hati-hati Hipoksia Saat Gowes! Tips Bersepeda Aman di Masa Pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Tren bersepeda kini digemari masyarakat. Alih-alih berolahraga, aktivitas yang dilakukan di tengah pandemik COVID-19 ini tetap harus memperhatikan protokol kesehatan.
1. Perhatikan kebutuhan oksigen karena kerja jantung meningkat saat bersepeda
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Abdul Hakam menjelaskan, ada sejumlah tips bersepeda aman saat pandemik COVID-19.
"Saat berolahraga termasuk bersepeda kerja jantung akan meningkat, apalagi melewati jalur tanjakan. Pada kondisi itu kebutuhan oksigen pun akan meningkat," ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Rabu (1/7).
Saat kebutuhan oksigen meningkat tapi tidak terpenuhi, maka dapat menimbulkan nyeri dada. Hakam menuturkan, kondisi itu dalam bahasa kesehatan disebut hipoksia atau kekurangan oksigen. ‘’Kalau aktivitas normal saja sudah terengah-engah, apalagi naik sepeda. Maka, kalau dadanya sudah tidak nyaman, berhenti, menepi dan tarik nafas" tuturnya.
Baca Juga: Daftar Harga dan Spesifikasi Sepeda Lipat yang Paling Diburu
2. Tetap memakai masker dan pilih sesuai kebutuhan
Adapun, saat bersepeda di tengah pandemik COVID-19 protokol kesehatan harus tetap diterapkan. Salah satunya aturan pemakaian masker. Masker boleh dilepas apabila sedang bersepeda sendiri atau tidak berada dalam kerumunan. Namun, jika sedang berolahraga seperti bersepeda bersama orang lain dianjurkan masker tetap dipakai.
‘’Atau gunakan saja masker yang tipis atau hanya satu lapis jika bersepeda sendiri. Lalu, begitu selesai bersepeda dan berkumpul dengan pesepeda lain, kami sarankan untuk memakai masker yang dua lapis,’’ kata Hakam.
Untuk warga Kota Semarang, apabila terjadi sesak nafas di tengah bersepeda dapat langsung menghubungi call center Pemerintah Kota Semarang melalui nomor 112 atau langsung memanggil Ambulans Hebat melalui nomor 1500 132 agar segera mendapatkan pertolongan.
3. Terapkan social distancing agar tidak terjadi penularan virus corona
Selain itu, saat bersepeda di jalan juga wajib untuk social distancing atau jaga jarak satu hingga dua meter. Sebab, penularan virus corona bisa melalui droplet yakni partikel menempel di benda atau melalui aerosol yakni transmisi melalui udara.
Hakam menambahkan, semakin beramai-ramai saat bersepeda justru semakin berisiko bisa tertular COVID-19. ‘’Soalnya dengan angin yang kencang, sebetulnya aerosol atau partikel bisa lari kemana-mana dan menyebarkan virus," tandasnya.
Baca Juga: Viral! Masuk Resto di Semarang Naik Sepeda dengan Lampu Menyala