6 Dampak Negatif Konsumsi Makanan Manis Berlebihan bagi Kesehatan Anak

Berdampak buruk bagi kesehatan gigi hingga mata

Anak-anak pada umumnya cenderung menyukai rasa yang lebih manis dan asin, dibandingkan dengan orang dewasa. Mereka juga tidak perlu belajar menyukai gula, karena gula sebenarnya merupakan preferensi yang sudah tertanam secara biologis.

Bahkan penelitian terbaru menunjukkan bahwa tubuh anak-anak mungkin akan lebih menginginkan makanan manis saat mereka sedang bertumbuh, dan keinginan mereka akan makanan manis akan meningkat selama lonjakan pertumbuhan, saat mereka membutuhkan lebih banyak energi dan juga kalori.

Sumber gula yang paling umum dalam makanan anak-anak yaitu:

  • Minuman manis: Soda, jus buah, dan minuman olahraga, merupakan sumber utama gula dalam makanan anak-anak. Banyak dari minuman ini juga bersifat asam, sehingga bisa merusak gigi.
  • Permen dan makanan penutup: Kue kering, cake, es krim, dan juga permen, semuanya mengandung banyak gula dan bisa menyebabkan kerusakan gigi.
  • Sereal sarapan: Banyak sereal sarapan yang mengandung gula, terutama yang dimaniskan dengan madu atau pemanis lainnya.
  • Camilan buah: Buah-buahan kering, dan buah gulung, sering kali mengandung banyak gula tambahan.
  • Yogurt: Beberapa yogurt mengandung banyak gula tambahan, serta gula alami dari buah atau bahan lain, yang digunakan untuk membubuinya. Oleh sebab itu  sebaiknya pilih yogurt tanpa pemanis.

Meskipun anak-anak menyukai makanan manis, penting untuk membatasinya, agar anak-anak tidak mengonsumsi gula secara berlebihan. Karena meskipun lezat, namun kenyataannya terlalu banyak gula, terutama gula rafinasi, bisa berdampak buruk bagi kesehatannya.

Contoh makanan yang tinggi gula rafinasi yaitu makanan yang dipanggang seperti kue kering dan kue, serta karbohidrat sederhana seperti pasta putih dan nasi putih. Makanan kemasan seperti jus buah dan soda, juga biasanya mengandung tambahan gula rafinasi dalam jumlah tinggi.

Sementara itu, dalam jangka pendek, kelebihan gula bisa menyebabkan perubahan suasana hati dan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh sementara. Sementara dalam jangka panjang, hal ini bisa meningkatkan risiko timbulnya masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes.

Selain itu, mengonsumsi makanan manis secara berlebihan juga bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan lainnya. Nah, berikut ini ulasannya!

1. Kerusakan gigi

6 Dampak Negatif Konsumsi Makanan Manis Berlebihan bagi Kesehatan Anakilustrasi anak laki-laki diperiksa giginya oleh dokter (freepik.com/freepik)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula bisa menyebabkan kerusakan gigi. Bahkan gula merupakan penyebab utama kerusakan gigi. Perlu diketahui bahwa ada miliaran bakteri di mulut kita. Jika kita mengonsumsi gula, maka bakteri berbahaya di mulut akan mengubah gula menjadi asam, yang menyebabkan enamel menjadi melunak, dan kemudian menggerogotinya. Nah saat bakteri berbahaya menyebar dan mengalahkan pH sehat dalam air liur, maka mulut kita menjadi lebih rentan terhadap gigi berlubang, dan penyakit gusi.

Jika anak mengonsumsi makanan dan minuman manis secara teratur maka berisiko mengalami kerusakan gigi atau kerusakan gigi yang sudah terjadi, bisa semakin parah. Jika tidak diobati, masalah gigi bisa menyebabkan infeksi serius (meskipun hanya berupa gigi susu). Selain itu, gigi berlubang yang tidak diobati bisa berkembang melampaui email dan masuk lebih dalam ke dalam gigi, menyebabkan rasa sakit dan kemudian gigi tanggal.

Nah, jika kamu berpikir bahwa anakmu berisiko mengalami gigi berlubang karena makanan manis, berikut beberapa tips untuk membantu melindungi gigi mereka dari kerusakan gigi dan gigi berlubang, tanpa menghentikan seluruh makanan manis mereka:

  • Menggunakan fluorida: Fluorida merupakan mineral alami yang tidak hanya mencegah kerusakan gigi, namun juga bisa membalikkannya pada tahap awal, menurut American Dental Association (ADA). Ini sering ditambahkan ke sistem air masyarakat, serta sebagian besar pasta gigi. Jadi, pastikan anak untuk minum banyak air berfluoride dan menyikat gigi secara teratur dengan pasta gigi berfluoride. Penggunaan fluorida secara rutin telah secara dramatis mengurangi jumlah anak-anak yang terkena kerusakan gigi.
  • Menyikat gigi secara teratur: Menghilangkan plak pada gigi yang paling efektif adalah dengan menyikat gigi secara teratur dan menyeluruh. Dengan menggunakan pasta gigi berfluoride dalam jumlah yang sesuai dengan usianya, tunjukkan pada anak cara menyikat gigi untuk mendapatkan hasil terbaik, yaitu dengan menyikat gigi maju mundur di sepanjang bagian depan, belakang, dan atas gigi, setidaknya selama dua menit, dan dua kali sehari. Bakteri yang menempel di gigi, juga menempel di lidah, jadi jangan lupa ajak anak untuk menyikat lidahnya juga untuk menghilangkan bakteri, yang bisa menyebabkan bau mulut dan masalah lainnya.
  • Membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi: Plak tidak hanya menyerang permukaan gigi yang terlihat, namun juga menumpuk di sela-sela gigi. Dengan mengajari anak cara membersihkan gigi dengan benang setiap hari, maka akan membantu mereka memecah seluruh plak dan menghilangkannya sebelum bisa menyebabkan gigi berlubang atau bahkan penyakit gusi.
  • Membatasi asupan makanan dan minuman manis: Ganti minuman manis dengan air atau alternatif bebas gula. Pilih juga camilan yang lebih sehat seperti buah, yogurt tanpa pemanis, atau biskuit gandum, daripada kue atau kue manis, atau tawarkan camilan manis dalam porsi kecil. Selain itu, gunakan lebih sedikit gula saat memasak di rumah.
  • Bawa anak ke dokter gigi secara teratur ketika sudah tumbuh gigi: Bawa anak ke dokter gigi secara teratur setelah gigi pertamanya tumbuh, untuk pemeriksaan dan pembersihan.

2. Malnutrisi

6 Dampak Negatif Konsumsi Makanan Manis Berlebihan bagi Kesehatan Anakilustrasi anak perempuan mengalami malnutrisi (freepik.com/freepik)

Ketika anak mengonsumsi gula, kemungkinan ia merasa kenyang. Hal itu karena kandungan gula menambah glukosa darah dan pada gilirannya nanti membuat rasa lapar memudar. Padahal, alih-alih mengisi kalori kosong dari gula, anak-anak memerlukan ruang yang cukup di perutnya untuk makanan bergizi, yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula, bisa menyebabkan malnutrisi atau kekurangan nutrisi. Sebab, hal tersebut bisa menjauhkan dari pola makan yang tepat dan bergizi, yang dibutuhkan untuk perkembangan pikiran dan tubuh pada anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Makanan manis tidak hanya menggantikan kelompok makanan penting seperti protein, buah-buahan, sayuran, produk susu, dan biji-bijian, namun juga menghabiskan vitamin dari tubuh selama proses pencernaan, seperti vitamin B yang terlibat dalam metabolisme glukosa.

Oleh karena itu, disarankan untuk menghentikan anak-anak mengonsumsi segala bentuk makanan manis secara berlebihan. American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak usia 2-18 tahun, mengonsumsi gula tambahan sebanyak 25 gram atau kurang, dan untuk anak di bawah dua tahun tidak boleh mengonsumsi gula tambahan.

Baca Juga: 8 Inspirasi Desain Ruang Baca, Cocok untuk Ruangan Luas Hingga Mungil

3. Diare

6 Dampak Negatif Konsumsi Makanan Manis Berlebihan bagi Kesehatan Anakilustrasi anak perempuan sakit perut (freepik.com/freepik)

Makanan manis juga bisa menyebabkan diare pada anak. Sebab, beberapa gula merangsang usus yang mengeluarkan air dan elektrolit, serta melancarkan buang air besar. Menariknya, jenis gula yang bisa menyebabkan hal tersebut adalah fruktosa, yaitu gula yang ditemukan dalam buah.

Meskipun kebanyakan orang bisa mengonsumsi fruktosa tanpa kesulitan, namun pada beberapa orang lainnya bisa mengalami diare, gas, dan kembung, ketika mengonsumsinya. Banyak orang, terutama anak-anak, memiliki batasan jumlah fruktosa dan sorbitol yang bisa mereka serap.

Selain itu, pola makan tinggi serat dan rendah lemak seperti buah, bisa menyebabkan makanan bergerak cepat melalui usus, sehingga menyebabkan diare. Di sisi lain, saraf yang membawa sinyal ke anak-anak seperti balita, kemungkinan belum matang sempurna, sehingga menyebabkan pergerakan makanan melalui saluran cerna menjadi cepat. Hal ini mungkin tidak memberikan waktu yang cukup untuk penyerapan, sehingga menyebabkan diare.

Menurut ahli gastroenterologi, Dr Norton Greenberger dari Harvard Medical School, "Tujuh puluh lima persen orang atau anak-anak, yang mengonsumsi lebih dari 40 hingga 80 gram fruktosa per hari, akan mengalami diare. Oleh sebab itu, meski buah kaya akan vitamin, mineral, dan fitokimia penting, namun terlalu banyak mengonsumsinya juga bisa menyebabkan masalah pada kesehatan.

Selain itu, konsumsi jus buah juga harus dibatasi, karena jus buah sering kali mengandung banyak gula dan karbohidrat, seperti sorbitol (suatu bentuk gula yang tidak bisa dicerna) dan fruktosa, yang sulit diserap oleh saluran pencernaan anak. Kadar sorbitol yang berlebihan, menyebabkan tubuh mencoba mengencerkan gula dengan menarik air dari aliran darah ke usus, yang menyebabkan tinja encer.

Buah plum kaya akan sorbitol, dan jus apel, pir, persik, dan ceri, juga mengandung sorbitol yang cukup tinggi. Mengurangi jus buah dan minuman manis, akan menyelesaikan masalah ini dalam waktu sekitar satu minggu. Nah sebagai gantinya, coba salah satu buah yang rendah sorbitol, seperti nanas, jeruk, pisang, stroberi, kiwi, dan lainnya. Sebaiknya sajikan secara utuh atau dipotong sebagai pengganti dalam bentuk jus (tentunya disesuaikan dengan usia anak).

American Academy of Pediatric merekomendasikan agar anak usia 2 hingga 18 tahun, sebaiknya mengonsumsi setidaknya 1,5 hingga 2 cangkir buah per hari. Namun, jumlah buah yang dibutuhkan anak berbeda-beda, tergantung dengan usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisiknya. Berikut rincian asupan buah harian yang direkomendasikan untuk berbagai kelompok usia:

  • Usia 2-3 tahun: 1 cangkir.
  • Usia 4-8 tahun: 1 hingga 1,5 cangkir.
  • Anak perempuan usia 9-18: 1,5 cangkir.
  • Anak laki-laki usia 9-13 tahun: 1,5 cangkir.
  • Anak laki-laki usia 14-18 tahun: 2 cangkir.

4. Obesitas

6 Dampak Negatif Konsumsi Makanan Manis Berlebihan bagi Kesehatan Anakilustrasi anak perempuan makan es krim (freepik.com/freepik)

Jika anak makan makanan manis secara berlebihan, maka bisa berisiko terkena obesitas. Itu karena penumpukan lemak dan kalori yang kosong. Penelitian telah berulang kali mengaitkan makanan tinggi gula dengan peningkatan angka obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Sabiha Kanchawala, MD, general pediatrics specialist at Loma Linda University Children's Hospital mengatakan bahwa asupan gula olahan menyebabkan obesitas di masa kanak-kanak. Masalah kesehatan utama ini mengakibatkan masalah kesehatan pada masa kanak-kanak dan dewasa seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit hati, dan bahkan kondisi kesehatan mental.

Sebuah studi di Universitas Purdue tahun 2018 menemukan bahwa sumber gula terbesar dalam makanan rata-rata anak adalah minuman manis seperti jus buah, soda, dan minuman olahraga. Sementara itu, sebuah studi tahun 2015 di journal Nutrition, menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi soda, jus buah, dan minuman manis lainnya, cenderung memiliki berat badan lebih dibandingkan dengan anak-anak yang tidak. Namun ketika beberapa anak dalam penelitian tersebut mengganti jus manis atau soda dengan susu atau air, maka berat badan mereka cenderung turun. 

5. Masalah pada penglihatan

6 Dampak Negatif Konsumsi Makanan Manis Berlebihan bagi Kesehatan Anakilustrasi dokter memeriksa mata anak perempuan (freepik.com/freepik)

Terlalu banyak makan makanan manis juga memengaruhi penglihatan anak. Pasalnya, makanan manis dari makanan olahan, banyak mengandung karbohidrat sederhana, yang setelah masuk ke dalam tubuh akan dipecah oleh rantai pencernaan makanan menjadi gula sederhana seperti fruktosa, galaktosa, dan glukosa. Nah, jika anak terlalu banyak makan makanan yang manis, maka gula darah akan meningkat, sehingga menurunkan tekanan osmotik cairan tubuh, sehingga menyebabkan penurunan penglihatan, peningkatan risiko rabun jauh, dan penyakit mata lainnya.

Pada anak yang menderita diabetes, jika tidak bisa menahan diri untuk mengonsumsi makanan manis, maka kadar gula darah akan meningkat dan menumpuk di dalam darah, sehingga bisa memicu banyak komplikasi diabetes yang berbahaya. Komplikasi diabetes yang menyerang mata yaitu retinopati diabetik. Nah, jika anak menderita retinopati diabetik, dan kadar gula darahnya terus tidak terkendali, maka bisa menyebabkan kerusakan permanen pada pembuluh darah di retinapada retina. Hal tersebut bisa menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan.

Oleh sebab itu, jika ingin anak memiliki penglihatan yang kuat, maka hilangkan atau kurangi konsumsi makanan manis, dan minta mereka untuk mengonsumsi makanan yang mengandung lutein dan zeaxanthin, seperti brokoli, wortel, alpukat, dan telur. Selain itu, minyak seperti minyak hati ikan kod, juga sangat bagus untuk meningkatkan penglihatan.

6. Asma

6 Dampak Negatif Konsumsi Makanan Manis Berlebihan bagi Kesehatan Anakilustrasi anak perempuan memakai alat bantu pernapasan (freepik.com/prostooleh)

Para peneliti telah menemukan bahwa penyebab peningkatan asma pada anak-anak dan remaja, memiliki hubungan dengan asupan gula.Sonja Kiertein, Ph.D., dari Nestle Research Center di Swiss, menemukan bahwa diet tinggi gula menyebabkan sistem kekebalan saluran pernapasan mengalami peradangan alergi.

Peradangan ini bisa menyebabkan saluran napas dan produksi lendir, sehingga menimbulkan gejala asma, mengi, dan sesak napas. Nah, jika anak menderita asma, maka analisa pola makannya dan lihat apakah gula adalah masalahnya. Jika iya, tukarkan makanan manis tersebut dengan buah-buahan seperti blueberry, stroberi, atau kiwi. Namun tetap dalam jumlah yang wajar. 

Salah satu cara termudah untuk memastikan agar anak makan dengan benar adalah dengan menghindari terlalu banyak menyimpan camilan manis di rumah, dan menggantinya dengan camilan yang lebih sehat seperti buah-buahan, namun tetap tidak boleh terlalu berlebihan.

Selain itu, jelaskan kepada anak-anak bahwa beberapa makanan adalah makanan sehari-hari, sementara yang lain adalah makanan "sekali-kali", dan jelaskan makanan apa saja itu. Dengan membiasakan anak makan makanan yang sehat sejak dini, maka anak akan terbiasa untuk makan makanan yang sehat hingga ia dewasa nanti dan kesehatannya juga akan lebih terjaga. Sebab, pola makan berkontribusi besar terhadap kesehatan dan perkembangan anak.

Baca Juga: 9 Konsep Kamar Minimalis yang Membuat Betah Berada di Kamar

Eliza Ustman Photo Community Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya