Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Teh Hijau vs Teh Hitam, Lebih Sehat Mana?

ilustrasi teh hitam (pexels.com/Hasan Albari)
Intinya sih...
  • Teh hijau dan teh hitam berasal dari tanaman yang sama, namun memiliki perbedaan dalam proses oksidasi yang menghasilkan rasa dan warna berbeda.
  • Kandungan kafein teh hijau lebih rendah daripada teh hitam, sehingga cocok untuk yang tidak suka terlalu banyak kafein. Teh hitam cocok untuk dorongan energi di pagi hari.
  • Baik teh hijau maupun teh hitam memiliki manfaat antioksidan yang berbeda, serta peran penting dalam membantu meningkatkan metabolisme dan mendukung pencernaan.

Teh hijau dan teh hitam sering kali jadi perdebatan hangat di kalangan pecinta teh. Keduanya punya manfaat kesehatan, tapi sering muncul pertanyaan, mana yang lebih baik? Apakah teh hijau dengan aura sehat nya atau teh hitam yang kaya rasa? Artikel ini akan mengupas 5 fakta menarik tentang kedua jenis teh ini, jadi pastikan kamu baca sampai akhir!

1. Proses produksi: Rahasia di balik rasa

ilustrasi teh (pexels.com/Jubair Bin Iqbal)

Teh hijau dan teh hitam berasal dari tanaman yang sama, Camellia sinensis. Perbedaannya ada pada proses oksidasi. Teh hijau diproses dengan cepat untuk mencegah oksidasi, sehingga daunnya tetap hijau dan menghasilkan rasa yang ringan. Teh hitam, sebaliknya, melewati proses oksidasi penuh, yang memberikan warna gelap dan rasa yang lebih kuat.

Jadi, kalau kamu suka rasa yang lembut dan segar, teh hijau bisa jadi pilihan. Tapi kalau lebih suka teh dengan rasa berani dan sedikit pahit, teh hitam adalah juaranya. Pilih sesuai selera, bukan tekanan sosial. 

2. Kandungan kafein: Apa yang bikin lebih melek?

ilustrasi teh hitam (pexels.com/Lisa Fotios)

Teh hijau memiliki kadar kafein lebih rendah dibandingkan teh hitam. Secangkir teh hijau rata-rata mengandung 20-35 mg kafein, sedangkan teh hitam bisa mencapai 40-70 mg per cangkir.

Buat kamu yang butuh dorongan energi di pagi hari tanpa membuat tangan gemetar, teh hitam bisa jadi sahabat setia. Namun, kalau lebih suka sesuatu yang ringan tanpa khawatir susah tidur malam, teh hijau adalah solusi elegan.

3. Manfaat antioksidan: Teh hijau lebih unggul?

ilustrasi teh hijau (pixabay.com/mirkostoedter)

Teh hijau sering disebut sebagai 'rajanya antioksidan' karena kaya akan katekin, terutama epigallocatechin gallate (EGCG), yang dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan. Namun, jangan remehkan teh hitam!

Meski lebih sedikit katekin karena proses oksidasi, teh hitam mengandung theaflavin, yang juga punya efek antioksidan kuat. Keduanya membantu melawan radikal bebas dan mendukung kesehatan jantung. Jadi, siapa pemenangnya? Jawabannya, tergantung kebutuhanmu.

4. Efek pada berat badan: Membakar atau menenangkan?

ilustrasi orang gemuk (pixabay.com/jarmoluk)

Banyak yang mengklaim teh hijau lebih efektif untuk membakar lemak karena kandungan EGCG-nya yang membantu meningkatkan metabolisme. Tapi teh hitam juga punya peran penting, terutama karena polifenolnya yang mendukung pencernaan.

Konsumsi teh hitam secara rutin dapat membantu mengontrol berat badan dengan meningkatkan bakteri baik di usus. Jadi, teh hitam tak kalah keren, kan?

5. Rasa dan penyajian

ilustrasi teh hijau (pixabay.com/ulleo)

Teh hijau biasanya diseduh dengan air bersuhu sekitar 70-80°C untuk menjaga rasa segar dan tidak pahit. Teh hitam lebih fleksibel, diseduh dengan air mendidih gak masalah, bahkan sering dipadukan dengan susu atau lemon.

Kalau kamu suka eksperimen rasa, teh hitam memberi lebih banyak ruang untuk berkreasi. Tapi kalau lebih suka sesuatu yang alami tanpa tambahan apa pun, teh hijau bisa menjadi pilihan yang sempurna.

Teh hijau dan teh hitam punya keunggulan masing-masing, tergantung kebutuhan dan selera. Tidak ada yang benar-benar lebih unggul, keduanya adalah pilihan sehat selama dikonsumsi dengan bijak. Jadi, apa pun pilihanmu, pastikan menikmatinya sambil bersantai dan memanjakan tubuhmu. Selamat menyeruput teh favoritmu!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ignatius Drajat Krisna Jati
EditorIgnatius Drajat Krisna Jati
Follow Us