5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggi

Obesitas dan risiko terkena penyakit jantung

Intinya Sih...

  • Karbohidrat dengan IG tinggi cepat meningkatkan gula darah dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
  • Makanan dengan nilai IG tinggi membuat orang cepat lapar, memiliki kadar gula rendah, dan berisiko penyakit jantung.
  • Pola makan karbohidrat dengan nilai IG tinggi dikaitkan dengan risiko kanker usus besar dan kesehatan payudara.

Indeks glikemik atau IG adalah sistem peringkat untuk mengukur seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat berubah menjadi gula saat masuk ke dalam tubuh manusia. Kue, sarapan sereal (breakfast cereal), minuman soda yang manis, nasi putih, roti putih, dan kentang adalah contoh makanan yang mempunyai IG tinggi.

Lalu apakah efek jangka panjang bagi tubuh apabila kita banyak mengonsumsi makanan yang mempunyai IG tinggi dan karbohidrat yang berlebihan? Kita tengok bersama yuk akibatnya.

1. Diabetes tipe 2

5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggiilustrasi campaign untuk mengurangi konsumsi gula (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Merangkum cleveland clinic, karbohidrat sederhana yang ditemukan di dalam
minuman soda dan kue akan mengurai dengan cepat saat berada di dalam tubuh. Akibatnya gula darah di dalam tubuh orang tersebut naik dengan pesat dan kemudian turun dengan cepat pula.

Kondisi tersebut lama kelamaan mengakibatkan orang tersebut mengalami diabetes tipe 2. Untuk mencegah hal ini sebaiknya kita memperhatikan porsi dan makanan yang kita konsumsi.

Perlu diketahui bahwa secara keseluruhan mengonsumsi buah bagus untuk kesehatan tubuh. Akan tetapi mengganti-ganti jenis buah yang dikonsumsi lebih baik untuk menjaga agar kadar gula darah tetap stabil.

Sebuah artikel di Integris Health menjelaskan buah pisang, mangga dan nanas mempunyai IG yang tinggi, dan untuk mencegah gula darah naik dapat mengonsumsi buah sitrus misalnya jeruk, jeruk bali dan lemon yang indeks glikemik-nya rendah.

 

2. Berat badan bertambah

5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggiilustrasi timbangan berat badan (pixabay.com/ Mojzagrebinfo)

Dikutip Healthline, mengonsumsi makanan dengan IG tinggi secara berlebihan juga menyebabkan seseorang mengalami resistensi leptin. Maksud dari resistensi leptin adalah orang tersebut akan merasa lapar dan makan lebih banyak padahal jumlah lemak yang tersimpan di tubuh masih cukup.

Merangkum Harvard Health Publishing, sebuah studi yang dilakukan di tahun 2013 mendapati bahwa sekelompok orang yang mengonsumsi makanan dengan nilai IG tinggi akan:

  • Cepat lapar.
  • Mempunyai kadar gula yang rendah.
  • Cenderung untuk makan makanan yang sama guna meningkatkan kadar gula mereka dan kemudian berat badan kembali bertambah.

Baca Juga: Faktor Risiko Penyakit Malaria dan Tips Mencegah Penyebarannya

3. Penyakit kardiovaskular

5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggiilustrasi sakit jantung (pixabay.com/Pexels)

Sebuah laporan ilmiah yang hasilnya diterbitkan di The New England Journal of Medicine tahun 2021 menyebutkan bahwa pola makan yang melibatkan konsumsi makanan dengan nilai IG tinggi dikaitkan dengan risiko mengalami penyakit kardiovaskular. Tidak hanya itu saja, orang yang terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan IG tinggi berisiko mengalami kematian lebih cepat dibandingkan dengan orang-orang yang mengikuti diet makanan dengan nilai indeks glikemik rendah.

Laman TCTMD yang dikelola oleh Cardiovascular Research Foundation menganjurkan masyarakat untuk lebih cermat dalam memilih makanan karena karbohidrat ada yang baik dan ada yang buruk. Makanan yang mempunyai indeks glikemik tinggi adalah contoh karbohidrat yang buruk.

Saat akan mengonsumsi karbohidrat sebaiknya memilih karbohidrat yang baik misalnya kacang-kacangan, sayuran, dan beras cokelat. Makanan tersebut lebih bagus untuk kesehatan jantung dibandingkan dengan makanan yang mempunyai IG tinggi.

4. Kanker usus besar

5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggiilustrasi pasien yang menjalani kemoterapi (freepik.com/freepik)

Kanker usus besar kerap tidak terdeteksi karena awal mulanya tidak bergejala. Namun bila sering mengalami diare, nyeri pada perut bagian bawah, atau menemukan darah pada tinja/feses segera periksakan diri ke dokter.

Laman Mount Sinai menyebutkan merokok, minum minuman beralkohol, mempunyai berat badan berlebihan, dan terlalu banyak makan daging yang diproses akan mempertinggi risiko mengalami kanker usus besar. Deteksi dini dengan metode pengobatan berupa operasi mengangkat tumor, kemoterapi, dan terapi radiasi penting untuk mencegah kondisi memburuk.

Mengutip Cancer Network, pasien kanker usus besar dengan kondisi seperti berikut mempunyai peluang kecil untuk sembuh serta risiko kambuh yang tinggi:

  • Pasien yang mempunyai berat badan berlebihan.
  • Pasien mengonsumsi banyak karbohidrat dan makanan dengan IG tinggi akan mempunyai peluang kesembuhan yang kecil.

Oleh sebab itu seseorang yang mempunyai kanker usus sebaiknya menjaga pola makan saat sedang menjalani pengobatan.

5. Kanker payudara

5 Penyakit Akibat Mengonsumsi Makanan dengan Indeks Glikemik Tinggiilustrasi seorang dokter yang membahas hasil tes dengan pasien (pexels.com/RODNAE Productions)

Sebuah studi yang dilakukan di Italia yang hasilnya diterbitkan di jurnal PLOS One tahun 2013 menemukan hubungan positif antara mammografi densitas payudara dengan beban glikemik. Tes ini membandingkan jumlah jaringan serat (fibrous) dan kelenjar (glandular tissue) dengan jumlah lemak di organ payudara.

Angka mammografi densitas payudara yang tinggi menandakan peluang terkena kanker payudara yang tinggi. Demikian pula, semakin tinggi angka beban glikemik maka angka mammografi densitas payudara juga tinggi.

Merujuk sumber yang sama, kelompok perempuan dengan berat badan normal tetapi mempunyai asupan karbohidrat di kuintil tertinggi juga mempunyai angka mammografi densitas payudara yang tinggi. Dari informasi ini dapat disimpulkan bahwa pengaturan pola makan terkait karbohidrat dan glikemik indeks perlu diperhatikan.

Makanan sangat berpengaruh untuk kesehatan tubuh sehingga kita perlu menyadari akan pentingnya mengonsumsi makanan dalam jumlah wajar dan menu yang bervariasi. Konsultasi dengan dokter spesialis gizi dianjurkan khususnya untuk mereka yang berisiko tinggi mengalami diabetes atau penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Riset Buktikan Kunyit Mampu Turunkan Diabetes, Aman dan Efektif!

Maria  Sutrisno Photo Community Writer Maria Sutrisno

part time penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya