TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ciri Corona, yang Dirasakan Orang Terinfeksi COVID-19 Tanpa Gejala

Bisa jadi kamu merupakan hidden carrier

flanagansmiles.com

Ciri orang yang terjangkit virus corona jenis baru COVID-19 tak semuanya menunjukkan gejala lazimnya orang yang terinfeksi virus corona. Ada juga orang yang telah terjangkit coronavirus akan tetapi tidak memiliki gejala atau lebih dikenal orang tanpa gejala.

Orang tanpa gejala ini merupakan orang yang telah terpapar COVID-19 namun tak merasakan lazimnya gejala virus coron seperti batuk, demam, sakit kepala atau sesak nafas.   

Dan mereka ini lebih rentan menularkannya ke orang lain karena tak terdeteksi, orang-orang tanpa gejala tersebut termasuk hidden carrier virus corona. 

Hidden carrier merupakan seseorang yang memiliki virus corona dalam tubuhnya. Namun Dia tidak mengalami gejala-gejala orang yang telah terjangkit virus corona COVID-19.

Baca Juga: Gejala Virus Corona Tanda-tanda Terjangkit Corona dan Cara Pencegahan

1. Hidden carrier tidak mengalami gejala-gejala terpapar virus corona covid-19

freepik.com/freepik

Melansir dari Busines Insider seorang hidden carrier tidak mengalami gejala layaknya orang yang terpapar virus corona yakni seperti demam tinggi, batuk, pilek maupun sesak nafas.

Orang yang merupakan hidden carrier nampak seperti orang sehat. Meski begitu Ia merupakan pembawa virus corona yang bisa menularkankannya kepada orang lain. Sang hidden carrier seperti orang normal, namun kontak dengannya bisa membuat orang lain sakit karena tertular COVID-19.

2. Gejala atau tanda-tanda seorang hidden carrier virus corona

Ilustrasi virus corona. IDN Times/Sukma Shakti

Jika Anda kehilangan indera penciuman atau rasa, Anda bisa menjadi hidden carrier atau pembawa terselubung virus corona.

Siapa pun yang mengalami kehilangan bau secara tiba-tiba bisa menjadi merupakan hidden carrier, bahkan jika mereka tidak memiliki gejala lain, menurut bukti yang dikumpulkan oleh ahli terkemuka di Inggris.

Di Korea Selatan, Cina, dan Italia, sekitar sepertiga dari pasien yang dites positif COVID-19 juga melaporkan hilangnya penciuman - dikenal sebagai anosmia atau hyposmia - yang dilaporkan para ahli THT di Inggris.

"Di Korea Selatan, di mana pengujian telah lebih luas, 30 persen pasien yang dites positif mengalami anosmia sebagai gejala utama yang mereka hadapi dalam kasus-kasus ringan," kata presiden Profesor Lembaga Rhinologi Inggris, Clare Hopkins, dan presiden Inggris Asosiasi Otorhinolaryngology, profesor Nirmal Kumar.

3. Jumlah orang yang mengalami anosmia meningkat di seluruh dunia

alodokter.com

Para profesor mengatakan bahwa banyak pasien di seluruh dunia yang telah dites positif COVID-19 hanya menunjukkan gejala kehilangan bau dan rasa - tanpa gejala demam tinggi dan batuk seperti lazimnya orang yang terinfeksi virus corona.

"Ada peningkatan jumlah laporan yang meningkat secara signifikan dalam jumlah pasien yang mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," kata pernyataan itu. "Iran telah melaporkan peningkatan mendadak dalam kasus anosmia terisolasi, dan banyak rekan dari AS, Prancis, dan Italia Utara memiliki pengalaman yang sama."

Minimnya gejala yang dirasakan oleh seorang hidden carrier ini membuat mereka lolos dari pengujian atau isolasi, karena mereka bukanlah suspect virus corona.

Artinya mereka berkontribusi terhadap penyebaran COVID-19 yang begitu cepat dan masif di seluruh dunia.

“Pasien-pasien ini mungkin beberapa dari pembawa tersembunyi yang sampai sekarang telah memfasilitasi penyebaran COVID-19 yang cepat,” tambah mereka.

4. Hasil penelitian orang muda tidak menunjukkan gejala virus corona seperti yang umum dirasakan

Seorang pria yang diketahui mengalami gejala-gejala virus corona mengisi formulir bantuan di Rumah Sakit Government Gandhi Hospital. AP Photo

Profesor Kumar mengatakan kepada Sky News mengatakan bahwa pasien yang lebih muda khususnya hanya menunjukkan kehilangan bau atau rasa, tanpa menunjukkan gejala coronavirus yang lebih umum dikenal, yaitu demam tinggi dan batuk terus-menerus.

"Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala yang signifikan seperti batuk dan demam, tetapi mereka mungkin hanya kehilangan indera penciuman dan rasa, yang menunjukkan bahwa virus ini tinggal di hidung," katanya.

Para profesor menyerukan siapa pun yang menyajikan gejala kehilangan rasa atau bau untuk mengisolasi diri selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

5. Gejala yang dirasakan penderita virus corona dari hari ke hari

Personel Satgas Mobile COVID-19 memeriksa kondisi pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di ruang isolasi Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Penelitian dari Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan bahwa sekitar 80 persen orang yang terpapar hanya mengalami kasus virus corona ringan. Sekitar 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.

Begini cara gejala dan yang dirasakan oleh orang yang terjangkit virus corona dari hari ke hari mengutip dari bussines insider

  • Hari 1: Pasien mengalami demam atau suhu tinggi. Mereka juga mungkin mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
  • Hari 5: Pasien mungkin mengalami kesulitan bernafas terutama jika mereka orang yang sudah lanjut usia atau memiliki penyakit yang yang sebelumnya telah kronis
  • Hari 7: Ini adalah waktu rata-rata, sebelum pasien dirawat di rumah sakit. Menurut penelitian Universitas Wuhan di hari ketujuh inilah gejala mulai semakin parah, pasien biasanya perlu dirawat di hari ketujuh.
  • Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut, yang terjadi yakni paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernafas sehingga menyebabkan gagal nafas dan berakibat sangat fatal
  • Hari 10: Jika pasien menunjukkan gejala yang terus memburuk, ini adalah waktu dalam perkembangan penyakit ketika pasien tersebut kemungkinan besar akan dirawat di ICU. Pasien-pasien ini mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan untuk para pasien dengan kasus yang lebih ringan. Hanya sebagian kecil yang mati: Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen.
  • Hari 17: Rata-rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 2,5 minggu.

6. Tak langsung terasa meski telah terinfeksi

Ilustrasi tenaga medis bersiaga untuk pasien virus corona. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Menurut ahli epidemologi dari Amerika Serikat, gejala-gejala pertama orang yang terinfeksi virus corona tidak langsung terlihat setelah virus tersebut masuk ke dalam tubuh.

Lauren Ancel Meyers, ahli epidemiologi di University of Texas di Austin, mengatakan orang yang telah terpapar COVID-19 ada juga yang tidak menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih. Begitu gejala muncul, mirip dengan penderita pneumonia.

Sementara itu Paras Lakhani, seorang ahli radiologi di Thomas Jefferson University, mengatakan ada perbedaan antara COVID-19 dengan pneumonia, COVID-19 semakin parah dari waktu ke waktu sementara pneumonia tidak .

"Pneumonia biasanya tidak berkembang pesat," kata Lakhani. "Biasanya, sebagian besar rumah sakit akan mengobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil dan kemudian mulai membaik." tambahnya.

Namun pasien Coronavirus dapat menjadi lebih buruk bahkan setelah mereka menerima perawatan seperti cairan atau steroid. Satu studi kasus menemukan bahwa tiga hari setelah seorang wanita berusia 33 tahun mulai menerima perawatan di sebuah rumah sakit di Lanzhou, gejalanya lebih terlihat daripada ketika dia tiba untuk dirawat.

Baca Juga: Tanda Corona! 7 Isyarat Daya Tahan Tubuh Lemah Mudah Infeksi COVID-19

Berita Terkini Lainnya