Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Banyumas, IDN Times - Sebanyak 200 warga dari Kecamatan Kembaran mengikuti pemeriksaan dan skrining katarak gratis di Balai Desa Ledug Kecamatan Kembaran.
Program yang diinisiasi bersama antara Sedulur Ledug dan Rumah Sakit Khusus Mata ( RSKM) Purwokerto ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Sosial RI. Angka kejadian kasus katarak termasuk tertinggi yang dapat menyebabkan kebutaan.
"Selama ini katarak menjadi penyumbang terbesar kasus mata di Indonesia. Namun hal ini masih kurang edukasi bagi penderitanya," kata Direktur RSKM Purwokerto dr Ahmad Hermanto MM.
Baca Juga: Calung Lengger Banyumas Bakal Gebrak Tiga Kota di Italia
1. Masyarakat harus tergugah soal kesehatan mata
Dari 200 warga tersebut, sekitar 40 orang dinyatakan mengalami gangguan mata yang harus mendapatkan perawatan medis, 9 diantaranya pterygium yaitu penyakit mata yang ditandai dengan tumbuhnya selaput pada bagian putih bola mata. Sisanya adalah penyakit katarak.
“Kami ingin memberikan edukasi terhadap masyarakat secara langsung. Harapannya dapat menurunkan angka katarak khususnya di Banyumas, dan Indonesia pada umumnya,” ujarnya.
Ahmad Hermanto berharap program Rumah Sakit Tanpa Dinding (RSTD) dengan datang ke masyarakat mampu menjadi jembatan agar masyarakat tergugah dalam hal kesehatan mata.
2. Gandeng relawan sedulur leduk
Kurangi kasus katarak di Banyumas, RSKM gandeng relawan sedulur leduk. (IDN Times/Foto : Sakur) Disebutkan Ahmad Hermanto, soal kesehatan mata, selama ini masyarakat masih ada kecenderungan mengabaikan, sehingga ada peningkatan kasus penyakit mata.
“Dengan pemeriksaan, dan skrining seperti ini masyarakat bisa paham dengan kondisi kesehatannya, sekalian kita edukasi bahwa pemeriksaan organ mata itu penting sekali, karena mata merupakan sebuah jendela. Kita tahu, semua aktivitas kita awali dengan membuka mata, mulai dari bangun tidur, sholat, mengaji dan aktivitas sehari-hari,” ujarnya,
Ahmad berharap agar masyarakat rutin memeriksa kesehatan mata, hal ini untuk mencegah secara dini keluhan, sehingga bisa diatasi. Untuk menjangkau warga, RSKM juga bekerjasama dengan relawan, salah satunya sedulur Ledug.
3. Keterbatasan akses dan biaya
Ketua Sedulur Ledug, Sunaryo sebut adanya keterbatasan akses dan biasa dalam pengobatan katarak.(IDN Times/Cokie Sutrisno) Sementara Ketua Sedulur Ledug, Sunaryo yang akrab dipanggil Kang Yayo Ketua menyatakan, selama ini dirinya bersama timnya sudah terjun dalam hal sosial kemanusiaan, termasuk kesehatan masyarakat.
Banyak diantara warga yang ditemui ini mengalami gangguan organ mata. Beruntung dengan menggelar kegiatan semacam itu dalam satu waktu, banyak warga yang terbantu.
“Sebisa mungkin kami gotong royong membantu sesama, termasuk dalam hal kesehatan mata. Apalagi banyak diantara warga yang mengeluh, tapi hanya sekedar mengeluh, belum ada solusinya, karena keterbatasan akses maupun biaya. Dengan kegiatan semacam ini harapannya bisa menjadi solusi bersama-sama,” tandasnya.