TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Anggapan Salah Tentang HIV AIDS yang Masih Banyak Dipercaya

Faktanya gak seperti itu lho

freepik/lana_m

Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia sejak tahun 1988. Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini masuk kategori sangat berbahaya dan bisa menular.

Masih banyak anggapan salah kaprah di tengah masyarakat tentang HIV/AIDS, lima hal berikut di antaranya. Coba cek, apakah kamu juga memiliki pandangan serupa?

Baca Juga: 8 Makanan yang Bagus Untuk Pengidap HIV/AIDS, Ada Aturannya Lho

1. Menganggap pengidap HIV/AIDS adalah pelaku seks bebas

unsplash.com/Becca Tapert

Harus diakui, masih banyak orang yang beranggapan bahwa HIV/AIDS disebabkan oleh perilaku seks bebas. Faktanya, seks bebas hanyalah satu di antara sekian banyak potensi penularan HIV/AIDS.

Seks bebas menjadi penyebab penyakit mengerikan ini hanya jika salah stau pelakunya mengidap HIV/AIDS. Sebab, virus ini bisa ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh seperti air liur dan sperma.

Pasangan suami istri sah sekalipun tetap bisa terkena HIV/AIDS jika salah satunya telah terjangkit virus ini. Maka dari itu disarankan melakukan tes kesehatan sebelum melangsungkan pernikahan, dan menjadi salah satu syarat nikah dari KUA.

2. Sebagian pengidap HIV/AIDS punya orientasi seks yang menyimpang

freepik/schantalao

Selain seks bebas, orientasi seks menyimpang juga sering dianggap sebagai penyebab HIV/AIDS. Perlu diketahui nih, HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Menurut penelitian, virus HIV adalah hasil evolusi dari penularan virus lintas spesies antara primata dengan manusia di masa lampau. Virus ini kemudian tersebar luas ke seluruh penjuru dunia lewat penularan antar individu.

Jadi bukan tentang perilaku dan orientasi seks, HIV/AIDS adalah soal penularan virus dari seseorang yang telah terjangkit lebih dahulu.

3. Takut bersentuhan dengan pengidap HIV/AIDS

freepik/spukkato

HIV/AIDS memang tergolong penyakit menular. Namun proses penularannya gak sesimpel bersentuhan kulit. Virus ini menular lewat kontak dengan cairan tubuh, transfusi darah, penggunaan jarum suntik bekas, dan ASI.

Masih banyak orang yang takut berdekatan dengan pengidap HIV/AIDS karena takut tertular. Memang perlu menjaga jarak, namun gak perlu ekstrem.

4. Mengucilkan hingga mengisolasi pengidap HIV/AIDS untuk mencegah penularan

freepik/tirachardz

Di Indonesia, masih banyak pengidap HIV/AIDS yang dipandang sebelah mata bahkan hingga dikucilkan. Beberapa pengidap juga sengaja diisolasi oleh anggota keluarga lainnya agar gak memicu penularan.

Tindakan seperti ini sebenarnya kurang tepat, lho. Justru memperburuk kondisi mental pengidap dan memperparah anggapan masyarakat di luar sana tentang HIV/AIDS.

Pemerintah dan aktivis pun jadi makin sulit menyosialisasikan langkah-langkah penanganan terhadap HIV/AIDS jika masyarakatnya kadung menutup diri. Jangan dihindari, justru para pengidap membutuhkan semangat dari orang di sekitarnya.

Baca Juga: Bukan HIV/AIDS, 10 Penyakit Ini Ternyata Lebih Mematikan!

Berita Terkini Lainnya