TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Sains Vaksin HPV, Pencegah Kanker Serviks Wanita

Menurunkan isidensi kanker serviks hingga 90 persen

Ilustrasi virus HPV (Pixabay/PublicDomainPictures)

Secara global, kanker serviks adalah kanker nomor tiga di kalangan wanita dalam hal kasus baru per tahun. Kanker serviks juga merupakan kanker kedua terbesar pada wanita di Indonesia dan menyumbang 5,4 persen kanker serviks di dunia. Hal ini membuat kanker serviks dinyatakan sebagai penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia.

Karena itu, dibutuhkan vaksin HPV untuk mencegah infeksi Human papilloma virus yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Berikut penjelasan mengenai vaksin HPV.

1. Apa itu vaksin HPV?

Ilustrasi berita kanker dikoran (Pixabay/PDPics)

Human papilloma virus adalah penyebab dari kanker serviks baik secara biologic maupun epidemiologic. Papilloma virus Manusia (HPV) adalah virus yang umumnya menyerang baik wanita maupun pria. HPV ditularkan melalui kontak genital (kelamin) pada saat berhubungan kelamin dengan seseorang yang mengidap virus ini. Virus ini masuk melalui celah kecil di kulit dan tidak ditularkan melalui darah atau cairan tubuh lainnya.

Kebanyakan orang yang aktif secara seksual akan terkena infeksi genital HPV pada suatu saat dalam hidup mereka. Meskipun tubuh biasanya membuang infeksi tersebut secara alami dan tidak menimbulkan gejala, virus ini kadang-kadang menimbulkan penyaki serius, termasuk:

  • hampir semua kasus kanker serviks
  • 90 persen kanker dubur
  • 65 persen kanker vagina
  • 60 persen kanker oropharyngeal (kanker di bagian belakang tenggorokan)
  • 50 persen kanker vulva
  • 35 persen kanker penis
  • hampir semua kasus kutil kelamin Vaksinasi terhadap pria akan mencegah kutil kelamin dan kanker pria dan yang lebih penting, juga akan membantu melindungi wanita dari kanker serviks. 

Vaksin HPV memiliki tiga jenis vaksin yang tersedia secara komersial: bivalen, quadrivalent, dan nonvalent. Vaksin quadrivalent melindungi terhadap empat tipe HPV (6, 11, 16 dan 18) dan vaksin bivalen melindungi terhadap dua HPV tipe 16 dan 18. Vaksin nonavalen (sembilan valen) yang baru-baru ini diperkenalkan melindungi terhadap lima tipe HPV 31, 33, 45, 52 dan 58 selain jenis yang tercakup dalam vaksin quadrivalent.

Baca Juga: Fakta-fakta Ayah di Tangerang Simpan Bayinya di Freezer

2. Tujuan vaksin HPV

ilustrasi suntikan vaksin (Pixabay/Mikrosajkov)

Williaam gyneocology menyatakan bahwa vaksin HPV risiko tinggi dapat menurunkan insidensi kanker serviks hingga 90 persen. Namun pencegahan dilakukan terhadap HPV yang menginfeksi setelah vaksin diberikan, sehingga tidak dapat mencegah kanker serviks yang sebelumnya telah menginfeksi.

Secara efektivitas, vaksin HPV dapat menurunkan risiko kanker serviks secara drastis. Sehingga dapat dijadikan solusi yang tepat untuk pencegahan kanker serviks bagi wanita. 

3. Cara kerja vaksin HPV

Ilustrasi pemberian vaksin HPV (Pixabbay/TheDigitalArtist)

Vaksin bekerja dengan cara memicu sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi HPV. Jika orang yang sudah divaksinasi terinfeksi HPV, sistem kekebalannya akan dapat menanganinya dengan lebih efektif, mencegah perkembangan penyakit tersebut atau mengurangi tingkat keparahannya secara signifikan.

Diharapkan vaksin HPV menjadi upaya solutif terhaap penurunan kanker serviks di Indonesia maupun di dunia. Khususnya di Indonesia sendiri, dengan adanya kebijakan wajib vaksin HPV untuk wanita sangat diharapkan dapat menurunkan angka kanker serviks dan angka kematian wanita di masa depan khususnya yang disebabkan oleh kanker.

4. Efek samping vaksin HPV

Ilustrasi jangka waktu pemberian vaksin HPV (Pixabay/geralt)

Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin (GACVS) telah merilis pernyataan tahun 2013 dan 2014 mengenai keamanan vaksin berdasarkan bukti yang tersedia. Berdasarkan pengamatan komite ini, vaksin HPV tidak menimbulkan efek samping yang serius seperti sinkop, anafilaksis, tromboemboli vena, hasil kehamilan yang merugikan dan stroke.

Dalam uji klinis vaksin bivalen dan quadrivalent, terdapat efek samping ringan seperti nyeri pada tempat suntikan yakni pada sekitar 83--93 persen pasien yang menerima kedua vaksin. Efek samping ringan lainnya yg dilaporkan berupa sakit kepala dan kelelahan yakni sebesar 50--60 persen dari kelompok yang divaksinasi. 

Baca Juga: 7 Alasan Kucing Suka Menjilati Tubuhnya Sendiri, Ternyata!

Writer

Diva Amanda Sari

Mahasiswi manajemen semester 4.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya