5 Karakter Utama Anime yang Tampak Baik, tapi Sebenarnya Jahat!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu daya tarik utama anime adalah kehadiran karakter-karakter antagonis yang dirancang dengan baik.
Mereka sering kali digambarkan sebagai individu dengan kekuatan atau kecerdasan luar biasa, yang memungkinkan mereka untuk mendominasi orang lain dengan kejam dan memaksakan kehendak mereka.
Namun, terkadang sosok antagonis sebenarnya dalam sebuah cerita tidaklah sejelas yang terlihat.
Ada banyak anime di mana, meskipun terdapat antagonis yang jelas, tindakan-tindakan protagonis justru begitu kontroversial dan penuh moralitas abu-abu, sehingga mereka bisa dianggap sebagai penjahat dalam cerita versi mereka sendiri.
Berikut adalah lima karakter yang menggambarkan fenomena menarik ini, di mana sang protagonis justru tampil sebagai sosok yang korup secara moral. Siapa saja? Yuk, langsung saja simak!
Baca Juga: 5 Rekomendasi Anime Bergenre Drama Yang Diadaptasi ke Live Action
1. Yuichi Katagiri karakter Tomodachi Game (2022)
Julukan iblis atau monster yang disematkan pada Yuichi Katagiri oleh karakter lain dalam Tomodachi Game bukanlah tanpa alasan. Meski sebagian orang mungkin menganggapnya sebagai hal yang positif dalam konteks permainan, sifat kejam inilah yang membuat Yuichi menjadi pemain yang ulung.
Pada awalnya, Yuichi Katagiri tampak seperti protagonis biasa dalam genre game survival: seorang siswa SMA yang baik hati, rendah hati, dan pekerja keras, yang mengalami kesulitan finansial dan hanya ingin bersama teman-temannya.
Namun, seiring berjalannya cerita, terungkaplah bahwa Yuichi jauh dari gambaran tersebut. Ia hanyalah seorang ahli manipulasi dan tipu daya yang rela mengabaikan segala nilai moral demi mencapai kemenangan. Ia tak segan menggunakan taktik-taktik kotor seperti pemerasan, sabotase, ancaman kekerasan, bahkan hingga membahayakan nyawa orang lain.
Satu-satunya sisi positif Yuichi adalah kepeduliannya yang tulus terhadap teman-temannya. Ia bersedia melakukan apa pun untuk melindungi mereka. Namun, apa pun yang dimaksud seringkali melibatkan tindakan kejam tanpa batas terhadap orang lain.
2. Kiyotaka Ayanokoji karakter Classroom of the Elite (2017)
Pria muda yang ditempa menjadi ahli sejak dini berpotensi, dan pada akhirnya, berubah menjadi sosok tanpa emosi, bagaikan mesin yang dingin.
Ia adalah gambaran stereotip karakter anime super cerdas yang mampu melakukan apa saja yang diperlukan dalam persaingan psikologis yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sekolahnya, semua itu dilakukan dengan ekspresi datar di wajahnya.
Ayanokoji bersekolah di sebuah institusi bergengsi yang hanya menerima siswa-siswa paling elit di Jepang. Di sekolah ini, segala hal, mulai dari ujian hingga kegiatan ekstrakurikuler, menjadi ajang kompetisi sengit di mana para pemenang berhak mendapatkan peningkatan uang saku dan peringkat kelas.
Meskipun memiliki kemampuan luar biasa, Ayanokoji hanya mendambakan kehidupan sekolah yang normal. Ia memilih untuk tidak terlalu terlibat dalam persaingan dan membiarkan kelasnya berada di peringkat terendah, Kelas-D. Namun, serangkaian peristiwa tak terduga memaksa Ayanokoji untuk berjuang meningkatkan peringkat kelasnya dan bersaing dengan sengit melawan siswa-siswa terbaik lainnya.
Pelatihan keras yang ia terima sejak kecil tidak hanya membentuknya menjadi individu yang cerdas dan tangguh secara fisik, tetapi juga merenggut emosinya, membuatnya hanya melihat orang lain sebagai alat untuk mencapai tujuannya.
Meskipun memiliki banyak teman, Ayanokoji tak mampu menjalin ikatan emosional yang tulus dengan siapa pun, memperlakukan mereka semua sebagai bidak dalam permainannya.
Bahkan, ia pernah membuat seorang gadis jatuh cinta padanya dan menjalin hubungan tanpa perasaan, hanya untuk sebuah eksperimen. Meski sering kali bersikap heroik atau netral, Ayanokoji tetaplah salah satu karakter paling dingin dan sosiopat dalam serial ini.
3. Lelouch vi Britannia karakter Code Geass: Lelouch of the Rebellion (2006)
Lelouch Lamperouge, atau Lelouch vi Britannia, adalah seorang pangeran Britannia yang dibuang setelah menentang para penguasa negaranya atas kematian tragis ibunya dan kecacatan yang menimpa adiknya.
Dengan dendam yang membara, ia bertekad untuk menghancurkan Kekaisaran Britannia dan bersembunyi di Jepang.
Tekadnya semakin kuat saat ia memperoleh Geass, kemampuan supernatural yang memungkinkannya mengendalikan pikiran orang lain, meski hanya sekali seumur hidup. Dengan kekuatan ini, Lelouch sang pahlawan pun terkadang terpaksa bertindak layaknya seorang penjahat.
Manipulasi dan tipu daya menjadi senjata utama Lelouch. Ia memanfaatkan karisma alami, kekuatan Geass, dan kecerdasan militernya untuk memanipulasi orang lain demi mencapai tujuannya.
Layaknya pemain catur ulung, Lelouch memandang hidup sebagai sebuah permainan, rela mengorbankan banyak pion untuk mewujudkan impiannya menciptakan dunia yang lebih baik bagi adiknya yang cacat.
Tak terhitung nyawa yang melayang dalam perjalanannya menjadi kaisar Britannia. Ia bahkan rela menjadi diktator yang kejam, dengan harapan kematiannya akan menyatukan dunia dalam perayaan dan perdamaian.
Meski tindakan Lelouch dipenuhi kontroversi, beberapa berpendapat bahwa pengorbanan tersebut sepadan dengan tujuan akhirnya: menciptakan dunia yang lebih baik. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tujuan mulia tidak dapat membenarkan segala cara, termasuk tindakan-tindakan keji yang dilakukan Lelouch.
4. Light Yagami karakter Death Note (2006)
Light Yagami bisa dikatakan sebagai contoh paling gamblang dari seorang protagonis yang beralih peran menjadi antagonis dalam dunia anime.
Dengan kecerdasan, karisma, dan narsisme yang dimilikinya, Light berubah dari siswa SMA yang berbudi luhur menjadi seorang megalomaniak yang merasa tindakannya selalu benar.
Rasa bosan dan ketidakpuasannya terhadap dunia yang penuh kejahatan menjadi pemicu bagi Light untuk menyalahgunakan kekuatan yang ia peroleh.
Ketika ia menemukan Death Note, buku catatan kematian, ia merasa memiliki kesempatan untuk mewujudkan utopia dengan membunuh para penjahat. Namun, ambisinya yang mulia perlahan berubah menjadi obsesi yang membutakan.
Light mulai membunuh siapa saja yang dianggapnya menghalangi atau melawan kekuasaannya sebagai Tuhan. Ia menganggap dirinya sebagai hakim tertinggi yang berhak menentukan hidup dan mati orang lain.
Detektif L, polisi, bahkan keluarga agen FBI, semua menjadi korban dalam perjalanannya menuju dunia ideal versi dirinya.
Puncak kegilaannya terlihat ketika ia mulai berencana membunuh orang-orang yang dianggapnya malas dan tidak produktif. Sejak mendapatkan Death Note, kemerosotan moral Light semakin tak terbendung. Ia membuktikan bahwa terkadang, protagonis dalam sebuah cerita bisa menjadi sosok antagonis yang jauh lebih mengerikan.
5. Eren Yeager karakter Attack on Titan (2013)
Dengan tekad membara untuk membasmi para Titan yang telah memangsa dan menghancurkan umat manusia, Eren Yeager awalnya dikenal sebagai sosok pahlawan yang pemberani, meskipun dipenuhi amarah dan impulsif. Namun, seiring berjalannya waktu, sisi heroiknya perlahan memudar.
Tentu saja, perjalanan hidup Eren yang penuh trauma dan kekuatan Titan Shifter yang terus berkembang dalam dirinya, menjadi pemicu transformasi tragis ini. Tanah kelahirannya porak-poranda akibat serangan Titan, merenggut nyawa orang-orang yang ia cintai.
Ia yang mendambakan kebebasan, terpaksa terkurung di balik tembok selama bertahun-tahun. Ketika akhirnya memiliki kekuatan untuk membalas dendam dan menyadari bahwa dunia luarlah biang keladi penderitaan bangsanya, kemarahan Eren meledak tak terkendali.
Eren Yeager pun tercatat dalam sejarah anime sebagai salah satu pelaku genosida paling kejam. Ia menjadi otak di balik peristiwa Rumbling, di mana pasukan Titan Kolosal dilepaskan untuk menginvasi dunia, mengakibatkan kematian 80 persen populasi manusia.
Seperti beberapa karakter lain dalam daftar ini, Eren melakukan tindakan keji demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi orang-orang terdekatnya. Namun, banyak yang beranggapan bahwa motif tersebut tidak dapat membenarkan pembantaian massal yang ia lakukan.
Meskipun berstatus sebagai protagonis, karakter-karakter ini membuktikan bahwa batasan antara baik dan jahat tidak selalu hitam putih. Mereka menjadi pengingat bahwa setiap individu, bahkan yang tampak paling lugu, dapat menyimpan sisi kelam yang tak terduga.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Anime Action Komedi Yang Buat Ketawa Terbahak-bahak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.