Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stres kerja (pexels.com/Yan Krukov)

Dalam dunia kerja ada ketentuan umum yang mengatur perusahaan perihal sistem kerja yang wajar pada pekerjanya. Sehingga kita sebagai pekerja pun juga harus melek akan aturan tersebut agar tidak terjebak dalam sistem kerja toksik yang overwork. Karena bakal rugi sendiri kalau pasrah saja saat dipekerjakan dengan sistem toksik yang memperbudak dirimu. 

Lalu sistem kerja seperti apakah yang disebut toksik? Mulai dari beban kerja berlebihan tanpa adanya kompensasi, dibuat lembur terus-terusan, hingga hari libur yang diganggu dengan pekerjaan. Lebih lengkapnya tentang beberapa sistem kerja toksik dapat disimak pada poin-poin pembahasan berikut ini. 

1. Tugas ditambah melebihi jobdesk sampai lembur terus-terusan

ilustrasi kerja lembur (pexels.com/Cottonbro Studio)

Sistem kerja toksik sejatinya mudah untuk dikenali dari bagaimana atasan memberikan porsi pekerjaan pada anggotanya. Kalau sistem kerjanya buruk, biasanya tugas atau beban kerja yang diberi tidak sesuai dengan batas kewajaran. Maksudnya tidak sesuai ialah tugas yang diberikan sengaja dilebih-lebihkan sampai akhirnya jadi sering lembur. 

Tentu bukan sistem kerja yang baik dan sehat kalau pekerjanya sengaja dibuat sering lembur, apalagi kalau tidak mendapat kompensasi bayaran tambahan. Sudahlah capek tenaga, pikiran, ditambah rugi secara materi karena tak dibayar lebih. Jangan mau dan pasrah saja kalau tugas dalam pekerjaanmu ditambah-tambah tanpa adanya bayaran lebih karena itu termasuk sistem kerja yang toksik. 

2. Pekerjaan untuk tiga orang dilimpahkan ke satu orang

Editorial Team

Tonton lebih seru di