Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi interview (pexels.com/Edmond Dantès)

Intinya sih...

  • Pahami visi dan misi startup secara mendalam

  • Cerita gagal yang jujur dan reflektif

  • Antusiasme terhadap produk atau layanan startup

Interview di startup punya nuansa yang cukup berbeda dibanding perusahaan konvensional. Lingkungannya lebih dinamis, proses rekrutmennya cenderung fleksibel, dan ekspektasi terhadap kandidat biasanya lebih personal. Itu sebabnya, ada beberapa hal yang bisa memberi nilai plus saat sesi interview, hal-hal yang gak selalu dianggap penting di perusahaan besar, tapi justru sangat dihargai di dunia startup.

Kalau cuma mengandalkan IPK, pengalaman kerja, atau jawaban textbook, bisa-bisa tenggelam di antara kandidat lain yang juga punya CV solid. Yang dicari bukan cuma pintar secara teori, tapi juga luwes, adaptif, dan mampu berpikir strategis di tengah keterbatasan. Beberapa hal kecil bisa membuat interviewer terkesan dan membuka peluang lebih besar untuk diterima kerja. Berikut lima hal yang bisa jadi pembeda saat interview di startup.

1. Paham visi dan misi startup secara mendalam

ilustrasi interview (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Banyak pelamar datang tanpa benar-benar memahami apa yang diperjuangkan startup yang dilamar. Padahal, di dunia startup, visi dan misi seringkali menjadi fondasi utama pengambilan keputusan. Ketika menyebutkan bahwa sudah membaca dan memahami visi mereka, lalu mengaitkannya dengan pengalaman pribadi atau value yang diyakini, hal itu bisa sangat membekas di benak interviewer. Itu menunjukkan bahwa pelamar gak hanya sekadar coba-coba, tapi memang tertarik secara autentik.

Lebih jauh lagi, memahami visi dan misi menunjukkan bahwa pelamar punya kepekaan terhadap arah jangka panjang perusahaan. Ini penting karena banyak startup bergerak cepat dan mengubah strategi sesuai kebutuhan pasar. Kandidat yang sudah mengerti tujuan besar perusahaan lebih mungkin bisa menyesuaikan diri saat perubahan datang. Interviewer pasti akan menilai bahwa pelamar seperti ini bisa diajak tumbuh bareng, bukan cuma numpang lewat.

2. Cerita gagal yang jujur dan reflektif

ilustrasi interview (pexels.com/MART PRODUCTION)

Startup gak mencari kandidat yang selalu sempurna. Justru, banyak recruiter di startup lebih tertarik pada cerita gagal dan bagaimana seseorang belajar dari situ. Bukan hanya menyebutkan bahwa pernah gagal, tapi menceritakan dengan jujur proses berpikir, rasa frustrasi, hingga cara bangkit dan memperbaiki diri. Cerita seperti itu menunjukkan karakter dan daya tahan mental yang kuat.

Ketika seseorang bisa merefleksikan kegagalan dengan jernih, itu jadi indikator bahwa dia bisa diandalkan saat menghadapi tantangan. Di dunia startup yang serba cepat dan sering tidak pasti, kemampuan untuk tetap fokus meski keadaan gak ideal sangat penting. Seseorang yang pernah jatuh dan tahu cara berdiri kembali, lebih disukai daripada yang belum pernah diuji. Cerita gagal justru bisa menjadi pembeda yang sangat kuat.

3. Antusiasme terhadap produk atau layanan startup

ilustrasi interview (pexels.com/Resume Genius)

Jangan pernah meremehkan nilai dari rasa suka terhadap produk atau layanan startup yang dilamar. Ketika seseorang antusias, dia akan terdorong untuk belajar lebih dalam, mencoba sendiri, bahkan memberi masukan dari sudut pandang pengguna. Interviewer bisa langsung menangkap semangat itu saat proses wawancara berlangsung. Aura antusias bisa membuat suasana interview lebih hidup dan mengalir.

Apalagi jika antusiasme tersebut disertai observasi detail, seperti fitur yang disukai atau saran perbaikan. Hal ini menunjukkan bahwa pelamar sudah terlibat secara emosional dengan produk yang ditawarkan. Bagi startup, ini penting karena mereka butuh tim yang merasa punya hubungan personal dengan produk. Kandidat yang peduli seperti ini pasti dinilai punya potensi lebih besar untuk berkontribusi dengan sepenuh hati.

4. Punya pola pikir problem solver

ilustrasi interview kerja (freepik.com/katemangostar)

Banyak tantangan yang dihadapi startup gak punya jawaban pasti. Di sinilah peran pola pikir problem solver sangat dihargai. Kandidat yang mampu menunjukkan bahwa dia bisa menganalisis masalah, menyusun opsi, dan memilih solusi yang efisien akan punya nilai tambah. Interview bukan hanya ajang menjual diri, tapi juga ruang untuk memperlihatkan pola pikir dalam menghadapi situasi kompleks.

Bisa jadi interviewer akan memberikan studi kasus ringan atau bertanya tentang cara menyelesaikan konflik tim. Di sinilah perlu menunjukkan kemampuan berpikir terstruktur, bukan sekadar menjawab asal. Memiliki pendekatan logis tapi fleksibel menjadi kombinasi yang sangat menarik bagi perusahaan yang bergerak cepat. Problem solver sejati gak takut pada ketidakpastian, tapi justru tertantang untuk mencari jalan keluar.

5. Komunikasi yang natural tapi taktis

ilustrasi interview online (freepik.com/freepik)

Banyak yang salah kaprah mengira bahwa interview di startup bisa terlalu santai sampai mengabaikan etika komunikasi. Padahal, justru yang dicari adalah komunikasi yang natural tapi tetap taktis. Gaya bicara yang apa adanya, gak terlalu kaku, tapi tetap penuh pertimbangan menunjukkan tingkat kematangan tertentu. Bukan hanya soal lancar bicara, tapi juga tahu kapan harus mendengarkan dan merespons secara tepat.

Startup sering kali punya tim kecil, jadi kemampuan komunikasi yang sehat akan berdampak besar terhadap suasana kerja. Kandidat yang bisa menyampaikan ide tanpa menggurui, atau menerima masukan tanpa tersinggung, adalah aset berharga. Komunikasi seperti ini akan menumbuhkan kolaborasi yang kuat di dalam tim. Interviewer akan langsung menilai apakah pelamar cocok secara budaya kerja sejak awal dari cara bicara dan merespons pertanyaan.

Menonjol di interview startup gak selalu harus soal pencapaian besar atau gelar keren. Hal-hal kecil seperti kejujuran, ketulusan, dan pola pikir yang adaptif bisa jadi nilai pembeda. Startup mencari rekan yang bisa diajak tumbuh bersama, bukan sekadar pekerja. Jadi, penting banget untuk menunjukkan sisi terbaik yang paling relevan dengan karakter dunia startup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team