5 Tanda Lingkungan Kerja Kamu Terinfeksi Toxic Positivity, Waspada!

Kamu pasti pernah merasakan!

Tahukah kalian dengan istilah toxic? Rasanya kita sudah tidak asing dengan istilah toxic dalam kehidupan sehari-hari. Toxic merupakan hal yang merujuk kepada sesuatu yang mempunyai pengaruh buruk terhadap diri, baik secara mental maupun fisik. Dalam menjalankan kehidupan, pastinya akan terpapar dengan sesuatu yang toxic, karena tidak selalu akan mendapatkan hal-hal yang selalu positif. Tapi, bagaimana jadinya kalau sesuatu yang positif bisa menjadi toxic? Itu dikenal dengan toxic positivity.

Toxic positivity merupakan kondisi di mana seseorang menuntut, memaksa, atau memiliki obsesi untuk terus berpikir dan merasakan emosi positif. Dengan mengabaikan emosi negatif, seperti marah, kecewa, menangis yang sebenarnya perlu untuk dirasakan. Toxic positivity bisa terjadi di mana pun. Salah satunya di lingkungan tempat bekerja.

Setiap individu pasti menginginkan bisa bekerja di lingkungan kerja yang sehat. Lingkungan kerja yang sehat dapat mendukung produktivitas serta kinerja karyawan. Namun, tidak semua perusahaan menyadari bahwa mereka telah terinfeksi oleh toxic positivity dari kebiasaan atau budaya yang diterapkan di perusahaan tersebut. Dengan demikian, perlu untuk mengetahui tanda toxic positivity yang mungkin terjadi di lingkungan kerjamu.

1. Selalu melihat sisi positif dari suatu kegagalan

5 Tanda Lingkungan Kerja Kamu Terinfeksi Toxic Positivity, Waspada!freepik.com/jcomp

Dalam dunia kerja pasti ada suatu keberhasilan dan kegagalan dalam menjalankan tugas serta tanggung jawab. Tak jarang dari kita sering mengalami kegagalan. Melalui kegagalan tersebut pastinya timbul rasa sedih, marah, bahkan kecewa. Secara tak sadar kita berusaha untuk mengontrol bahkan menolak emosi negatif dengan melihat sisi positif.

Melihat sisi positif dari suatu kegagalan merupakan hal yang wajar dan tidak salah. Namun, ketika hal itu dilakukan dalam jangka waktu yang lama, akan membuat kita tak pernah mencari solusi dari kegagalan itu. Emosi negatif memang terkadang membuat kita merasa tidak nyaman dalam mengekspresikannya. Akan tetapi, melalui emosi tersebut kita akan berpikir untuk mencari solusi supaya tidak mengulang kegagalan dan merasakan emosi yang membuat kita tidak nyaman di kemudian hari.

2. Menyarankan rekan kerja untuk tidak khawatir terhadap suatu hal

5 Tanda Lingkungan Kerja Kamu Terinfeksi Toxic Positivity, Waspada!freepik.com/pressfoto

Setiap orang pasti pernah merasakan kekhawatiran terhadap suatu pekerjaan, termasuk kita sekalipun. Ketika sedang merasa khawatir serta panik, kemudian bercerita ke salah satu rekan kerja, rekan kerja justru menyarankan untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir. Secara tidak sadar yang dikatakan rekan kerja tersebut merupakan toxic positivity.

Sebenarnya, kita tidak akan pernah tahu dengan timbulnya rasa khawatir serta panik hal itu membuat seseorang terdorong untuk mempersiapkan diri untuk melakukan sesuatu. Dengan adanya pemikiran toxic positivity yang diucapkan, seseorang bisa saja tidak dapat tumbuh mempersiapkan diri, serta bangkit dari kegagalan. Karena, toxic positivity hanya akan menciptakan pemikiran positif bahwa semua akan baik-baik saja.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Sepele yang Sebaiknya Dihindari di Tempat Kerja, Catat!

3. Menyingkirkan masalah daripada menyelesaikannya

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

5 Tanda Lingkungan Kerja Kamu Terinfeksi Toxic Positivity, Waspada!freepik.com/freepik

Dalam ruang lingkup pekerjaan terkadang ada diantara kita yang berselisih dengan rekan kerja yang lain. Biasanya perselisihan tersebut muncul karena masalah miskomunikasi dari suatu pekerjaan. Sejatinya, masalah yang terjadi di lingkungan kerja merupakan masalah yang harus diselesaikan bersama.

Pada saat terjadi perselisihan diantara rekan kerja, lalu menyebabkan adu argumen satu sama lain. Akan tetapi, rekan kerja yang lain cenderung bersikap tidak peduli, menyarankan untuk diam, dan melupakan masalah tersebut. Secara tidak sadar lingkungan kerja tersebut sudah terinfeksi oleh toxic positivity. Seorang yang terjebak dalam pemikiran seperti itu cenderung mengabaikan serta menyingkirkan masalah yang terjadi di dalam diri maupun lingkungan sekitar. Karena, mereka tidak mau merasakan dan terlibat emosi negatif dari berbagai masalah.

4. Mempermalukan rekan kerja yang mengekspresikan emosi negatif

5 Tanda Lingkungan Kerja Kamu Terinfeksi Toxic Positivity, Waspada!freepik.com/pressfoto

Dalam lingkungan kerja tak luput dari suatu masalah yang dihadapi. Masalah menimbulkan emosi negatif, seperti marah, menangis, atau kecewa. Emosi negatif merupakan hal yang wajar dan manusiawi untuk diekspresikan. Akan tetapi, ketika mempermalukan seseorang yang sedang mengekspresikan emosi negatif melalu perkataan, akan membuat orang tersebut mempunyai pemikiran bahwa emosi negatif hanya akan membuat dirinya dipermalukan di lingkungan pekerjaannya.

Pada dasarnya, setiap emosi negatif yang dirasakan dan diekspresikan akan membuat seseorang bisa menjadi lebih tenang. Apabila emosi tersebut tertahankan hanya karena akan dipermalukan, akan berpengaruh tidak baik bagi kesehatan mentalnya.

5. Memberikan motivasi yang cenderung menghakimi

5 Tanda Lingkungan Kerja Kamu Terinfeksi Toxic Positivity, Waspada!freepik.com/KamranAydinov

Memberikan motivasi bertujuan untuk membantu seseorang supaya bangkit dari masalah. Namun, apabila diselipkan dengan perkataan yang cenderung menghakimi karena penyebab dari masalah yang dihadapi adalah kesalahan sepenuhnya dari orang tersebut, itu merupakan hal yang salah. Dengan menghakimi, orang itu akan merasa rendah diri.

Pada dasarnya seseorang bercerita untuk mendapatkan motivasi serta solusi lain dari rekan kerja. Bukan menghakimi yang justru membuat orang bisa menjadi rendah diri dan tidak bisa bangkit dari suatu masalah.

Berdasarkan penjelasan di atas, sekarang kamu sudah memahami tanda dari toxic positivity yang mungkin sebelumnya pernah kamu rasakan secara tidak sadar. Maka dari itu, untuk kedepannya kita perlu aware terhadap toxic positivity di mana pun berada supaya bisa menjadi pribadi yang mempunyai emotional balance, bukan hanya harus memaksa diri untuk selalu merasakan emosi positif.

Baca Juga: 5 Perbedaan KOL dan Influencer yang Wajib Kamu Tahu, Mirip?

Arul Sidi Putra Photo Community Writer Arul Sidi Putra

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Donny Andrian

Berita Terkini Lainnya