5 Tips Membuat Portofolio untuk Profesi Social Media Manager

- Portofolio harus menampilkan hasil kerja konkret seperti pertumbuhan follower, engagement, dan reach.
- Gunakan studi kasus untuk menunjukkan strategi yang digunakan dan pemahaman strategis dalam mengelola media sosial.
- Buat portofolio menarik secara visual dengan desain bersih, modern, testimoni klien, dan versi online serta cetak.
Social Media Manager adalah profesi yang banyak dibutuhkan terutama karena banyak perusahaan atau orang yang butuh untuk mem-branding diri. Profesi ini gak hanya soal bisa bikin caption menarik atau paham cara pakai Instagram dan TikTok. Di era digital ini, persaingan di dunia media sosial semakin ketat, dan perusahaan mencari orang yang benar-benar punya skill dan pengalaman nyata.
Itulah kenapa portofolio menjadi senjata utama jika ingin mendapatkan pekerjaan atau klien sebagai Social Media Manager. Banyak orang yang punya pengalaman mengelola media sosial, tapi sulit membuktikan kemampuannya karena gak memiliki portofolio yang meyakinkan. Gak perlu bingung harus mulai dari mana, berikut lima tips membuat portofolio yang bisa meningkatkan peluangmu diterima!
1. Tampilkan hasil kerja dengan data yang jelas

Sebuah portofolio tentu gak hanya berisi daftar akun media sosial yang pernah kamu kelola, tapi juga harus menunjukkan hasil kerja yang konkret. Klien atau perekrut ingin melihat bagaimana kamu bisa meningkatkan performa akun melalui strategi yang kamu buat. Dalam portofolio kamu bisa menampilkan grafik pertumbuhan akun dari follower, engagement, reach dan sebagainya.
Kamu juga bisa menampilkan contoh konten dengan interaksi tertinggi, campaign yang viral, atau punya banyak komentar. Tunjukkan optimasi akun dalam persen engagement rate, bandingkan peningkatannya. Jika pernah bekerja untuk brand atau bisnis, pastikan untuk meminta izin menampilkan data tersebut dalam portofolio, ya!
2. Buat studi kasus dari campaign yang pernah kamu kelola

Studi kasus adalah cara terbaik untuk menunjukkan bagaimana kamu berpikir dan bekerja sebagai Social Media Manager. Alih-alih hanya menampilkan hasil akhir, studi kasus akan menunjukkan strategi yang kamu gunakan untuk mencapai hasil tersebut. Kamu bisa memasukkan elemen seperti, latar belakang akun.
Misalnya, itu adalah akun bisnis kecil dengan target meningkatkan penjualan. Sebutkan masalah yang dihadapi seperti engagement rendah, follower gak bertambah, atau konten kurang menarik. Kemudian tetapkan strategi yang kamu pilih, seperti mengubah tone of voice, menggunakan format video lebih sering, atau menjalankan iklan. Studi kasus ini menunjukkan bahwa kamu memiliki pemahaman strategis dalam mengelola media sosial.
3. Gunakan desain portofolio yang profesional dan menarik

Portofolio yang bagus gak hanya berisi informasi lengkap, tapi juga harus menarik secara visual. Sebagai Social Media Manager, kamu harus memahami estetika visual karena ini adalah bagian penting dari pekerjaanmu. Caranya, kamu bisa gunakan template portofolio profesional dari Canva, Adobe Express, atau Figma.
Buatlah desain yang bersih, modern, dan mudah dibaca. Gunakan warna dan elemen visual yang mencerminkan branding pribadimu. Jangan terlalu banyak teks, kombinasikan dengan gambar atau grafik agar lebih menarik. Jika ingin lebih fleksibel, kamu juga bisa membuat portofolio dalam bentuk website menggunakan platform seperti Wix, WordPress, atau Notion.
4. Masukkan testimoni dan rekomendasi dari klien atau atasan

Testimoni adalah bukti nyata yang bisa meningkatkan kredibilitas portofoliomu. Jika kamu pernah bekerja dengan klien atau perusahaan sebelumnya, mintalah mereka untuk memberikan ulasan tentang kerja samamu. Kamu bisa meminta klien atau atasan memberikan review singkat tentang hasil kerja dan profesionalisme kamu.
Jika memungkinkan, mintalah testimoni dalam bentuk video atau screenshot percakapan. Masukkan testimoni di bagian akhir portofolio untuk memberikan kesan positif sebelum perekrut atau klien menutup dokumen. Testimoni ini bisa menjadi faktor penentu apakah seseorang tertarik untuk bekerja sama denganmu atau tidak.
5. Buat versi digital dan cetak untuk berbagai kebutuhan

Di era digital, portofolio dalam format online sangat penting, tapi memiliki versi cetak juga bisa berguna dalam beberapa situasi, misalnya saat interview langsung. Sebaiknya kamu persiapkan juga portofolio dalam bentuk PDF yang mudah dikirim melalui email atau diunggah ke situs pencari kerja seperti LinkedIn dan Upwork.
Portofolio berbasis web terlihat lebih fleksibel dan mudah di-update. Kamu juga bisa menggunakan Google Drive atau Notion yang bisa digunakan sebagai portofolio interaktif dengan berbagai elemen multimedia. Pastikan setiap versi portofolio memiliki link yang bisa diakses dengan mudah, terutama jika kamu mengunggahnya ke platform tertentu, ya!
Portofolio yang kuat adalah kunci utama untuk mendapatkan peluang sebagai Social Media Manager. Terus kembangkan skill dan selalu update portofoliomu agar tetap relevan. Sudah siap menyusun portofolio terbaikmu?