Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Waspada! Ini 6 Tanda Kamu Jadi Korban Quiet Firing di Kantor

Pengusaha yang stres dalam rapat bisnis di kantor. (istockphoto.com/VioletaStoimenova)

Pernah merasa kariermu mandek dan atasan seolah tak peduli? Kamu mungkin merasa diabaikan, tidak dilibatkan dalam proyek penting, atau bahkan tidak lagi mendapat arahan yang jelas. Situasi ini tentu membuatmu bertanya-tanya tentang posisimu di perusahaan dan merasa tidak nyaman.

Fenomena ini dikenal dengan istilah quiet firing, sebuah praktik terselubung dari perusahaan untuk mendorong karyawan mengundurkan diri. Dilansir The Muse, quiet firing adalah cara perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang tidak suportif, tidak produktif, atau tidak nyaman. Tujuannya agar karyawan keluar secara sukarela tanpa perlu dipecat secara resmi. Berikut adalah tanda-tanda yang perlu kamu waspadai.

1. Tanggung jawabmu tiba-tiba berkurang drastis

Foto seorang pengusaha muda yang tampak stres saat mengerjakan laptop. (istockphoto.com/PeopleImages)

Salah satu tanda paling jelas adalah ketika beban kerjamu mendadak ringan atau proyek yang diberikan berada di bawah level keahlianmu. Kamu mungkin diberi tugas-tugas remeh yang biasanya dikerjakan oleh pegawai level pemula. Hal ini bisa menjadi strategi agar kamu merasa tidak lagi dibutuhkan oleh perusahaan.

Dilansir Forbes, atasan sengaja membuat pekerjaanmu menjadi tidak menyenangkan atau tidak memberikan kepuasan agar kamu terdorong untuk pergi. Kondisi ini sering kali diciptakan karena perusahaan tidak memiliki alasan spesifik untuk memberhentikanmu secara langsung. Pada akhirnya, kamu akan merasa kontribusimu tidak lagi berarti bagi tim dan perusahaan.

2. Kamu tak lagi dilibatkan dalam diskusi penting

ilustrasi tidak dilibatkan dalam diskusi (istockphoto.com/SeizaVisuals)

Perhatikan jika kamu mulai dikecualikan dari rapat-rapat krusial yang sebelumnya rutin kamu hadiri. Kamu juga tidak diberi informasi penting yang diperlukan untuk menjalankan tugas secara efektif dan unggul dalam peranmu. Situasi ini jelas menunjukkan bahwa peranmu dalam tim sedang diminimalkan secara perlahan.

Keterlibatan dalam pengambilan keputusan adalah cerminan dari seberapa besar peranmu dihargai di tempat kerja. Saat akses terhadap informasi penting dibatasi, kamu akan kesulitan untuk berprestasi atau bahkan sekadar menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Ini adalah sinyal bahwa masukan dan kehadiranmu dianggap tidak lagi relevan oleh manajemen.

3. Atasan berhenti memberikan umpan balik dan arahan

ilustrasi atasan memberikan arahan untuk rekan kerja (istockphoto.com/visualspace)

Sesi umpan balik atau evaluasi kinerja yang dulu rutin dilakukan kini menghilang tanpa penjelasan. Atasan mungkin berhenti berinteraksi secara personal denganmu, jarang mengirim pesan, dan tidak lagi menginvestasikan waktu untuk membimbingmu. Ini adalah sinyal bahwa perusahaan tidak lagi peduli dengan perkembangan kariermu di sana.

Komunikasi yang menjadi renggang atau bahkan tidak responsif adalah tanda bahaya lainnya yang perlu diwaspadai. Ketika manajermu berhenti memberikan masukan, baik itu pujian maupun kritik, artinya mereka sudah angkat tangan terhadap performamu. Dilansir Forbes, kurangnya investasi waktu dan perhatian dari atasan bisa jadi pertanda kamu sedang disisihkan secara bertahap.

4. Kesempatan promosi dan pengembangan diri seakan tertutup

ilustrasi dilewatkan untuk promosi dan kenaikan gaji (istockphoto.com/Leontura)

Kamu terus-menerus dilewatkan untuk promosi atau kenaikan gaji tanpa alasan yang jelas dari atasanmu. Peluang untuk mengikuti pelatihan atau sertifikasi yang dulu didukung kini tiba-tiba tidak tersedia lagi untukmu. Hal ini menandakan bahwa masa depanmu di perusahaan tersebut tidak lagi menjadi prioritas utama.

Dilansir Forbes, atasan bahkan tidak memberikan penjelasan mengapa rekan kerjamu bisa mendapatkan promosi lebih cepat darimu. Ini adalah cara halus untuk memberitahu bahwa tidak ada lagi ruang untuk bertumbuh di perusahaan. Hilangnya dukungan untuk pengembangan karier adalah salah satu bentuk quiet firing yang paling umum terjadi.

5. Ide dan kontribusimu tidak lagi dihargai

ilustrasi ide dan kontribusi yang tak dihargai (istockphoto.com/PonyWang)

Apakah idemu sering diabaikan atau bahkan dialihkan ke orang lain saat rapat berlangsung? Kamu mungkin merasa suaramu tidak lagi didengar dan segala usahamu tidak mendapat pengakuan sama sekali. Tindakan ini bisa jadi bertujuan untuk merusak pengaruh dan posisimu di dalam tim secara perlahan.

Ketika kontribusimu tidak lagi diapresiasi, ini bisa menjadi cara perusahaan untuk membuatmu merasa tidak berharga. Dilansir Forbes, jika kamu terus-menerus diremehkan atau dipojokkan dalam rapat tim, bisa jadi ini adalah tanda bahwa posisimu sedang terancam. Situasi ini dirancang secara sistematis untuk mengikis kepercayaan dirimu dari waktu ke waktu.

6. Pengawasan menjadi berlebihan atau micromanagement

ilustrasi di-micromanage oleh atasan (istockphoto.com/AnVr)

Tanda lain yang cukup kontradiktif adalah ketika kamu tiba-tiba diawasi secara ketat atau di-micromanage oleh atasan. Kamu mungkin akan sering menerima evaluasi kinerja atau umpan balik yang berlebihan dan sangat mendetail. Ini sering kali dilakukan bukan untuk membantumu berkembang, melainkan untuk mencari-cari kesalahan.

Dilansir Forbes, manajemen sengaja melakukan ini untuk mencari alasan yang bisa membenarkan pemecatanmu di kemudian hari. Pengawasan yang berlebihan ini akan menciptakan tekanan psikologis dan membuatmu merasa tidak dipercaya oleh atasan. Pada akhirnya, kondisi kerja yang sangat tidak nyaman ini diharapkan membuatmu memilih untuk keluar dari perusahaan.

Mengenali tanda-tanda quiet firing adalah langkah awal untuk melindungi karier dan kesehatan mentalmu. Jadi, apakah kamu pernah mengalami situasi serupa di tempat kerjamu saat ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us