4 Perbedaan Generasi Millennial vs Gen Z dalam Cara Dekorasi Ruangan

- Generasi Millennial lebih suka desain minimalis dan warna netral untuk kesan bersih dan tenang.
- Gen Z tampil berani dengan warna-warna beragam, pola, dan aksen yang mencerminkan ekspresi diri.
- Generasi Millennial mengintegrasikan perangkat rumah pintar, sementara Gen Z menciptakan ruang detoksifikasi digital di rumah mereka.
Preferensi dan gaya dari berbagai generasi memainkan peran penting dalam membentuk tren. Kontras antara Generasi Millennial (lahir antara tahun 1981 dan 1996) dan Gen Z (lahir antara tahun 1997 dan 2012) dalam desain rumah sangat mencolok.
Tren dekorasi rumah dari dua generasi ini mencerminkan pergeseran budaya dan sosial yang lebih luas. Generasi Millennial cenderung fokus pada minimalis, fungsionalitas, dan keberlanjutan, sementara Gen Z membawa keberanian, ekspresi pribadi, dan daur ulang kreatif ke dekorasi rumah mereka.
Berikut adalah perbedaan utama antara kedua generasi ini dalam hal preferensi dekorasi rumah mereka.
1. Merangkul minimalisme vs berani bereksperimen

Generasi Millennial menyukai warna-warna netral seperti krem, abu-abu, dan putih sebagai dasar rumah mereka untuk menciptakan kesan bersih dan tenang. Ini juga salah satu alasan mengapa mereka menyukai desain interior minimalis.
Sementara itu, Gen Z tidak takut tampil berani dengan warna. Pilihan warna mereka lebih beragam dan seringkali juga memilih pola dan aksen yang lebih berani, seperti wallpaper geometris dan tekstur yang menonjol. Generasi ini memandang tempat tinggal mereka sebagai bentuk ekspresi diri.
2. Integrasi teknologi vs detoksifikasi digital

Beradaptasi dengan evolusi teknologi yang pesat, Generasi Millennial cenderung mengintegrasikan perangkat rumah pintar dan ruang yang ramah teknologi di rumah mereka. Mereka menghargai kemudahan dan efisiensi yang dihadirkan teknologi.
Sementara itu, meskipun Gen Z adalah generasi yang lahir di era teknologi, ada tren yang berkembang di antara mereka untuk menciptakan ruang yang memungkinkan detoksifikasi digital. Generasi ini menghargai area di rumah mereka yang didedikasikan untuk relaksasi dan pemutusan hubungan dari dunia digital, seperti sudut baca atau area bersantai yang dipenuhi tanaman.
3. Keberlanjutan vs daur ulang

Generasi Millennial lebih menyukai bahan dan merek ramah lingkungan yang sejalan dengan nilai lingkungan mereka. Generasi ini bersedia berinvestasi pada barang-barang berkualitas tinggi dan berkelanjutan yang berdampak lebih rendah terhadap lingkungan.
Gen Z membawa keberlanjutan selangkah lebih maju dengan fokus pada daur ulang dan penggunaan ulang. Mereka cenderung berbelanja barang bekas, mengubah furnitur lama, dan menemukan cara kreatif untuk menggunakan kembali barang-barang, sehingga memberikan sentuhan unik pada dekorasi mereka. Gen Z dikenal karena akal kreatifnya dalam proyek DIY dan mendaur ulang barang-barang yang sudah ada.
4. Pengaruh traveling blog vs komunitas daring global

Media sosial telah memperkenalkan berbagai macam pengaruh desain kepada kedua generasi. Generasi Millennial tumbuh dewasa saat blog tentang traveling sedang naik daun. Ini mempengaruhi gaya desain mereka, sehingga sering kali memadukan berbagai elemen dari berbagai budaya ke dalam rumah. Beberapa contohnya termasuk karpet Maroko, furnitur Skandinavia, dan sentuhan minimalis Jepang.
Generasi Z, dengan komunitas daring global mereka, menganut estetika yang lebih eklektik. Desain interior mereka mencerminkan apresiasi terhadap beragam ekspresi budaya. Mereka mungkin akan menggabungkan gaya dekorasi tradisional dan modern. Hal ini menciptakan ruang yang menarik secara visual sekaligus menjadi bukti perspektif global mereka.
Baik Generasi Millennial maupun Gen Z, selera desain mereka sama-sama dipengaruhi oleh berbagai sumber. Namun, hal terpenting dari desain adalah gaya yang diambil. Jadi, tak peduli kamu dari generasi manapun, rangkul lah gaya desain yang membuat rumahmu unik.