Rumah berbahan kayu sejak lama menjadi ciri khas Indonesia. Sebut saja rumah joglo, rumah limasan, rumah panggung adalah segelintir bangunan yang menjadi ikon di setiap daerah.
Seiring perkembangan zaman dengan berbagai kemajuan teknologi, struktur rumah kayu lambat laun mulai ditinggalkan. Jika dilihat di area perkotaan, kini pengembang perumahan seakan berlomba menawarkan hunian rumah murah dengan menawarkan atap bangunan dari baja ringan yang anti rayap.
Padahal menurut ahli rayap dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Dr Niken Subekti, kawanan rayap bisa hidup dimana saja dan kapan saja.
Ia mengatakan rayap bisa berkembangbiak dengan kondisi temperatur suhu yang bermacam-macam. Niken menegaskan ada 300 spesies rayap di Indonesia dengan perilaku yang berbeda-beda.
"Berdasarkan ilmu taksonomi, rayap bisa hidup dimana saja dan kapan saja dan tidak terpengaruh dengan kondisi temperatur suhu suatu wilayah. Jadi rumah yang dibangun di dataran rendah, tebing, dataran tinggi tetap ada rayapnya," kata Niken kepada IDN Times, Jumat (17/12/2021).