Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Perbedaan Dark Matter dan Dark Energy, Dua Entitas Misterius

ilustrasi dark matter dan dark energy (science.nasa.gov)
Intinya sih...
  • Dark matter menarik, dark energy mendorong
  • Total kandungan dark matter di alam semesta 27 persen, sementara dark energy 68 persen
  • Dark matter terlihat lewat gravitasi, dark energy terlihat lewat ekspansi

Alam semesta yang kamu lihat, mulai dari bintang-bintang hingga galaksi-galaksi raksasa, ternyata hanya mencakup lima persen dari keseluruhan isinya. Sebagian besar alam semesta justru terdiri dari dua komponen yang tidak terlihat dan nyaris tidak tersentuh, yaitu dark matter (materi gelap) dan dark energy (energi gelap). Keduanya memainkan peran penting dalam struktur dan evolusi alam semesta, tapi tetap menjadi misteri besar dalam dunia fisika modern.

Meskipun sama-sama gelap karena tidak memancarkan cahaya dan sulit dideteksi secara langsung, dark matter dan dark energy sebenarnya sangat berbeda dari segi sifat dan pengaruhnya terhadap alam semesta. Jika dark matter berperan sebagai perekat yang menjaga galaksi tetap utuh, maka dark energy justru mendorong ekspansi alam semesta semakin cepat. Mau tahu perbedaan lainnya? Simak penjelasan di bawah ini!

1. Dark matter menarik, dark energy mendorong

ilustrasi materi gelap dan energi gelap (earth.com)
ilustrasi materi gelap dan energi gelap (earth.com)

Salah satu perbedaan paling mendasar antara dark matter dan dark energy terletak pada efeknya terhadap alam semesta. Dark matter memiliki sifat menarik secara gravitasi. Ia berperan seperti lem atau perekat yang menjaga galaksi, gugus galaksi, dan struktur besar alam semesta tetap utuh. Tanpa dark matter, bintang-bintang di tepi galaksi akan terlepas karena tidak cukup massa tampak yang bisa menahan mereka tetap dalam orbit.

Sebaliknya, dark energy justru mendorong alam semesta untuk mengembang lebih cepat. Energi misterius ini bekerja melawan gravitasi, menyebabkan ruang antar galaksi semakin melebar. Inilah yang membuat para ilmuwan percaya bahwa dark energy adalah ‘kekuatan anti-gravitasi' yang mempercepat perluasan alam semesta, sebuah fenomena yang pertama kali terdeteksi dari pengamatan supernova jauh pada akhir 1990-an.

2. Total kandungan dark matter di alam semesta 27 persen, sementara dark energy 68 persen

persentase dark matter dan dark energy (bigthink.com)

Dari total kandungan energi di alam semesta, dark matter dan dark energy menempati porsi yang sangat besar. Berdasarkan data dari pengamatan satelit seperti Planck dan WMAP, diketahui bahwa sekitar 27 persen alam semesta terdiri dari dark matter. Ini berarti materi tak terlihat ini jauh lebih banyak daripada seluruh bintang, planet, dan gas yang bisa kamu amati langsung, yang hanya sekitar lima persen.

Namun, porsi terbesar justru ditempati oleh dark energy, yang mencapai sekitar 68 persen dari keseluruhan alam semesta. Ini menjadikan dark energy sebagai komponen dominan yang menentukan masa depan alam semesta. Walau begitu, baik dark matter maupun dark energy masih belum dapat dijelaskan secara tuntas oleh teori fisika saat ini, dan penelitian terus berlangsung untuk mengungkap apa sebenarnya dua entitas misterius ini.

3. Dark matter terlihat lewat gravitasi, dark energy terlihat lewat ekspansi

dark energy (commons.wikimedia.org/DES Collaboration)

Meski tidak bisa dilihat secara langsung, keberadaan dark matter bisa dideteksi melalui pengaruh gravitasinya. Misal, saat para astronom mengamati pergerakan bintang di galaksi, mereka menemukan bahwa bintang-bintang bergerak terlalu cepat jika hanya mengandalkan massa yang terlihat. Ini menunjukkan adanya massa tak terlihat, dark matter, yang ikut berperan menjaga keseimbangan sistem gravitasi tersebut.

Di sisi lain, dark energy terdeteksi melalui cara yang sangat berbeda. Ia tidak memengaruhi gerak benda secara lokal, tapi terlihat dalam skala kosmik melalui percepatan ekspansi alam semesta. Pengamatan terhadap cahaya supernova jauh menunjukkan bahwa alam semesta tidak hanya sekadar mengembang, tapi juga sangat cepat mengembang. Fenomena ini hanya bisa dijelaskan dengan keberadaan dark energy yang ‘mendorong’ ruang untuk terus melebar.

4. Dark matter mungkin partikel, dark energy bukan

ilustrasi dark matter (commons.wikimedia.org/RubinObs)

Salah satu hal yang masih menjadi misteri besar adalah apa sebenarnya dark matter dan dark energy itu. Banyak ilmuwan menduga bahwa dark matter terdiri dari partikel subatom yang belum terdeteksi, yang kemungkinan besar tidak berinteraksi dengan cahaya atau materi biasa, kecuali lewat gravitasi. Kandidat yang paling sering disebut yaitu WIMP (Weakly Interacting Massive Particles) seperti axion atau neutralino, meski belum ada bukti langsung yang bisa mengonfirmasi keberadaannya.

Sementara dark energy kemungkinan besar bukan partikel. Ia lebih sering dianggap sebagai properti bawaan ruang itu sendiri, semacam ‘energi vakum’ yang tersebar rata di seluruh alam semesta. Ada yang mengaitkannya dengan ide lama dari Einstein, yaitu konstanta kosmologis, tapi ada juga teori yang menyebut dark energy sebagai bentuk energi baru yang masih belum kamu mengerti. Sampai sekarang, para ahli masih terus mencari tahu jawaban pastinya.

Sampai hari ini, keduanya masih menjadi misteri terbesar dalam dunia astronomi dan kosmologi. Namun justru karena itu, dark matter dan dark energy menjadi pengingat bahwa masih banyak hal di alam semesta yang belum kamu pahami. Dan mungkin, dalam pencarian jawabannya, kamu bukan hanya akan menemukan apa yang tersembunyi di antara bintang-bintang, tapi juga memahami lebih dalam tentang tempat yang kamu tinggali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us