5 Burung Kecil Terkenal Asli Pulau Jawa, Sering Dijumpai di Pemukiman!

- Populasi burung kecil di Pulau Jawa terancam oleh industrialisasi dan aktivitas manusia
- Burung ketilang, bondol jawa, dan burung perkutut adalah beberapa spesies yang masih bisa ditemukan di Pulau Jawa
- Burung gereja eurasia memiliki kemampuan adaptasi tinggi dan sering membuat sarang di dalam rumah
Pulau Jawa memiliki keanekaragaman satwa yang tidak bisa diremehkan. Nah, salah satu hewan yang bisa dijumpai di Pulau Jawa adalah burung-burung berukuran kecil. Tercatat, mereka bisa ditemukan di berbagai tempat, seperti hutan, pegunungan, perbukitan, pinggir sungai, taman, kebun, sampai area pemukiman. Sayangnya, industrialiasi dan aktivitas manusia di Pulau Jawa mulai mengancam populasi mereka.
Tapi tenang saja, nyatanya masih ada beberapa spesies burung kecil yang berkeliaran di Pulau Jawa. Mereka juga hidup berdampingan dengan manusia, bahkan kerap berinteraksi dengan manusia. Lebih lanjut, beberapa diantaranya adalah burung perkutut, ketilang, cekakak, bondol jawa, dan burung gereja eurasia. Tiap spesies juga memiliki keunikannya tersendiri yang mana membuat mereka sangat menarik untuk diulik!
1. Ketilang

Sejak dulu, Pycnonotus aurigaster atau burung ketilang menjadi burung kecil yang paling terkenal di Pulau Jawa. Tercatat, burung ini terkenal karena tiga hal. Pertama, ia bisa ditemukan di berbagai tempat, mulai dari hutan, kebun, taman, pedesaan, sampai area perkotaan. Kedua, ia mudah dikenali dari badannya yang kecil dan warna cokelat, hitam, dan putihnya. Terakhir, ia merupakan spesies burung kicau yang suaranya sangat familiar di telinga masyarakat, jelas Thai National Parks.
Sebenarnya, populasi ketilang sudah tidak sebanyak dulu, namun ia masih bisa cukup umum ditemukan. Selain di Indonesia, burung dengan panjang maksimal 21 centimeter ini juga bisa ditemukan di Thailand, Kamboja, Malaysia, hingga Cina. Sebagai burung kicau, ketilang juga sering diburu. Biasanya, ia akan dipikat menggunakan lem yang terbuat dari karet dan hal inilah yang membuat populasi ketilang terus menurun.
2. Bondol jawa

Data dari IUCN Red List menyebutkan kalau populasi burung dengan nama ilmiah Lonchura leucogastroides ini cenderung stabil. Ia juga bukan termasuk hewan terancam punah dan bisa ditemukan di empat tempat, yaitu Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, dan Sumatra bagian selatan. Tapi walau begitu bondol jawa mulai sulit dijumpai, khususnya di wilayah perkotaan. Saat ini, populasi bondol jawa terbatas pada wilayah hutan, kebun, sawah, daerah lembab, dataran tinggi, pedesaan, pegunungan, dan daerah yang masih asri. Karena hal tersebut, kamu tak boleh memburunya dengan sembarangan.
3. Burung perkutut

Burung perkutut termasuk burung yang sangat terkenal dan populasinya masih sangat melimpah. Tercatat, ia bisa ditemukan dimanapun mulai dari hutan, pegunungan, daerah berkayu, semak-semak, rerumputan, sampai area pemukiman dan perkotaan, jelas Animalia. Tak hanya itu, burung perkutut juga kerap diperjualbelikan dan pelihara. Umumnya, orang-orang memelihara burung sepanjang 20 centimeter ini karena suaranya yang unik.
Lebih lanjut, perkutut merupakan kerabat dekat dari burung dara atau merpati. Saking dekatnya, mereka memiliki ciri fisik dan kebiasaan yang mirip, lho. Sebagai contoh, keduanya sama-sama sering berjalan di atas tanah sembari mencari makanan berupa biji-bijian, serangga, dan material tanaman lain. Perkutut juga tidak terlalu takut dengan manusia, bahkan ia berani untuk beraktivitas di pekarangan rumah atau di area yang padat akan aktivitas manusia.
4. Cekakak

Cekakak atau burung raja udang adalah burung predator yang sangat mudah dikenali hanya dari tiga ciri. Pertama, burung ini memiliki paruh panjang dan runcing berwarna merah. Kedua, ukuran maksimalnya hanya sekitar 27 centimeter namun ia memiliki warna mencolok, seperti cokelat, merah, jingga, dan biru. Terakhir, suaranya sangat khas dengan nada yang tinggi, terdengar serak, dan punya volume yang tinggi.
Dilansir AviBase, cekakak sangat suka memakan ikan, reptil, dan serangga. Biasanya, burung ini terlihat di atas pohon, di daerah lembab, atau di sekitar pemukiman. Cekakak juga termasuk hewan soliter yang hidup sendiri. Misal pun hewan ini berinteraksi dengan sesamanya, biasanya hal tersebut hanya terjadi pada musim kawin atau saat memperebutkan wilayah kekuasaan.
5. Burung gereja eurasia

Diantara burung lain, Passer montanus atau burung gereja eruasia jadi spesies dengan penyebaran paling luas. Bayangkan saja, ia bisa ditemukan di Eropa, Asia Selatan, Filipina, Afrika, Pulau Kalimantan, Jawa, Bali, sampai Selandia Baru, terang iNaturalist. Populasi burung ini juga sangat melimpah, bahkan ia dianggap sebagai hama oleh para petani. Tercatat, burung ini kerap memakan bulir padi yang mana sering mengakibatkan gagal panen dan kerugian yang tidak sedikit.
Burung gereja eurasia memiliki kemampuan adaptasi yang sangat luar biasa karena bisa bertahan hidup di segala habitat. Mau itu hutan, pegunungan, semak-semak, sampai perkotaan semuanya bisa ia tinggal. Saking adaptifnya, unggas ini sering membuat sarang di dalam rumah, lho. Sebenarnya ia sama sekali tidak berbahaya, namun ia cukup mengganggu karena bulu dan kotorannya sering berserakan di rumah atau pekarangan.
Walau terus diguyur oleh pembangunan dan industrialisasi, ternyata Pulau Jawa masih bisa dihuni oleh berbagai jenis burung. Uniknya, burung-burung tersebut juga beradaptasi dengan perubahan di Pulau Jawa. Contohnya, ada yang mampu hidup di perkotaan dan membangun sarang di bangunan. Ada juga yang menyingkir dari perkotaan dan hidup di desa. Tak cuma itu, ada juga yang tidak takut untuk hidup berdampingan dengan manusia.