Crocodile monitor merupakan salah satu spesies kadal yang mempunyai kebiasaan hidup unik. Hewan yang populer dengan nama ilmiah varanus salvadorii ini termasuk predator buas. Mereka memiliki naluri membunuh tinggi ketika berburu mangsa di alam liar.
Selain itu, Crocodile monitor dikenal akan penampilannya yang terlihat menakutkan. Nah, bagi kamu yang ingin mengetahui informasi lebih banyak seputar crocodile monitor, berikut ini beberapa fakta menariknya. Keep scrolling!
Populasi crocodile monitor hanya dapat ditemukan di dua negara di benua Asia yaitu Indonesia dan Papua Nugini. Sedangkan di Indonesia, mereka tersebar di wilayah Papua bagian barat. Dilansir laman Animalia, crocodile monitor mendiami daerah dataran rendah mulai dari hutan hujan hingga rawa bakau.
Spesies biawak ini akan mudah terlihat di habitatnya saat musim hujan. Crocodile monitor termasuk hewan karnivora. Mereka bertahan hidup dengan memangsa berbagai jenis hewan mamalia dan unggas di antaranya babi, ayam, burung, rusa, hingga anjing.
Crocodile monitor merupakan tipe hewan soliter yang lebih memilih hidup menyendiri ketimbang berkelompok. Mereka aktif beraktifitas mulai dari matahari terbit hingga terbenam. Yang menariknya, crocodile monitor sering menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berada di atas pohon untuk beristirahat dan berjemur.
Reptil ini dikenal akan pergerakannya yang lincah dan agresif. Mereka mempunyai cara yang unik ketika berburu. Crocodile monitor akan mengintai mangsanya dari belakang kemudian membuat serangan secara mendadak.
Crocodile monitor termasuk reptil berukuran besar. Rata-rata tubuh mereka memiliki panjang 3 meter dan berat maksimal 90 kilogram. Dilansir dari laman Animaldiversity, crocodile monitor dikenal memiliki ekor yang sangat panjang.
Sedangkan tubuhnya ditutupi oleh sisik hitam serta terdapat bintik-bintik berwarna hijau. Seperti spesies biawak pada umumnya, crocodile monitor memiliki lidah yang panjang dan bercabang. Untuk membedakan jenis kelamin, ukuran sang jantan lebih besar ketimbang betina.
Crocodile monitor menerapkan sistem perkawinan poligini di mana mereka dapat kawin dengan banyak pasangan. Musim kawin biawak ini terjadi mulai dari bulan Oktober hingga Januari. Sang betina mampu mengeluarkan maksimal 12 telur.
Dibutuhkan proses inkubasi yang cukup lama agar telur-telur tersebut dapat menetas yakni 5 hingga 8 bulan. Bayi yang baru lahir rata-rata mempunyai panjang tubuh 46 sentimeter serta berat 56 gram. Mereka hanya dapat mengonsumsi serangga dan hewan reptil berukuran kecil.
Badan Konservasi Alam Dunia belum merilis data resmi jumlah crocodile monitor yang tersisa di alam liar. Namun, mereka belum dikategorikan sebagai hewan yang dilindungi. Hal ini menandakan bahwa populasi mereka tergolong stabil.
Ancaman terbesar crocodile monitor adalah penggundulan hutan yang akhir-akhir ini sering terjadi yang membuat habitatnya menjadi hilang. Di samping itu, mereka sering diburu oleh penduduk lokal untuk diambil kulitnya. Di habitat aslinya, crocodile monitor mampu bertahan hidup hingga usia 20 tahun.
Meskipun crocodile monitor termasuk hewan buas namun mereka enggan menyerang manusia. Spesies kadal ini lebih memilih melarikan diri jika bertemu dengan manusia.