Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kodok tanduk jawa (inaturalist.org/Tom Kirschey)

Intinya sih...

  • Punya tanduk di atas kelopak mata

  • Punya kemampuan kamuflase yang luar biasa

  • Menghuni daerah dengan ketinggian hingga 1200 mdpl

Kodok bisa ditemukan di sawah, kebun, hutan, sungai, danau, selokan, dan kamar mandi. Kodok juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya yang khas dan suaranya yang nyaring. Diantara banyaknya spesies kodok, terdapat beberapa spesies unik yang berbeda dari spesies lain dan salah satunya adalah kodok tanduk jawa atau Megophrys montana.

Seperti namanya, kodok ini berasal dari Pulau Jawa dan punya tanduk di kepala. Tentunya, tanduk tersebut tidak keras seperti tanduk sapi, kambing, atau kerbau karena tanduk pada kodok ini sebenarnya merupakan kulit yang menjulang tinggi. Dibandingkan kodok lain, kodok tanduk jawa juga punya ukuran yang cukup besar. Tak cuma itu, kodok tanduk jawa juga punya banyak fakta menarik yang beberapa diantaranya akan segera kita bahas!

1. Punya tanduk di atas kelopak mata

Kodok tanduk jawa (inaturalist.org/marcameels)

Nama kodok ini bukanlah bualan semata karena ia memang benar-benar mempunyai tanduk di bagian atas matanya. Tanduk ini sebenarnya adalah kulit kelopak mata, kulit tersebut memanjang ke atas dan akhirnya terlihat seperti tanduk. Nah, kamu tak perlu khawatir, karena terbentuk dari kulit tentunya tanduk kodok ini tidak tajam seperti duri dan juga tidak keras seperti tanduk mamalia.

Teksturnya lunak dan licin seperti bagian kulit yang lain. Kegunaan pasti dari tanduk ini juga belum diketahui, namun karena bentuknya yang mirip daun kemungkinan besar tanduk tersebut berguna sebagai alat kamuflase.

2. Punya kemampuan kamuflase yang luar biasa

Kodok tanduk jawa (inaturalist.org/Ganjar Cahyadi)

Dilansir Gone Froggin, kodok tanduk jawa merupakan spesies kodok yang terkenal akan kemampuan berkamuflasenya. Tubuhnya yang didominasi warna cokelat dan hitam, bentuk tubuh yang menyerupai dedaunan, serta tanduknya yang menyerupai daun jadi senjata andalannya saat berkamuflase. Kodok ini punya dua tujuan saat berkamuflase, yaitu untuk menghindari predator dan bersembunyi dari penglihatan mangsa.

Gerakan kodok ini terbilang lamban, alhasil predator dengan mudah dapat menangkapnya. Karena itu, kamuflase jadi senjata utama kodok tanduk jawa untuk bisa selamat. Saat berkamuflase kodok ini akan diam sembari menunggu mangsa lewat sebelum akhirnya ia menyergap mangsanya. Dedaunan kering, pohon yang sudah mati, di dalam lubang, dan di pinggir sungai jadi tempat favorit kodok tanduk jawa untuk berkamuflase dan bersembunyi.

3. Menghuni daerah dengan ketinggian hingga 1200 mdpl

Kodok tanduk jawa (inaturalist.org/gerraldkevin)

Kodok tanduk jawa merupakan kodok yang biasa ditemui di dataran tinggi, gunung dan pegunungan. Laman iNaturalist.LU menjelaskan kalau ia bisa menghuni daerah dengan ketinggian mencapai 1200 mdpl. Penyebarannya sendiri mencakup beberapa daerah seperti Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Thailand, dan Filipina. Kodok ini bisa menghuni berbagai tipe habitat.

Tidak hanya menghuni hutan lebat yang ada di gunung, ia juga bisa ditemukan di beberapa tempat lain seperti di hutan sekunder dan terkadang juga mendiami area perkebunan. Kebun-kebun yang punya banyak sumber air menjadi area yang paling berpotensi ditinggali oleh kodok tanduk jawa.

4. Panjang tubuhnya bisa mencapai 11 cm

Kodok tanduk jawa (inaturalist.org/Jason Alexander)

Seperti spesies kodok lain, kodok tanduk jawa sebenarnya punya ukuran yang cukup besar. Amphibiaweb menerangkan kalau individu jantan bisa tumbuh hingga panjang 9.9 cm dan individu betina panjangnya mencapai 11.1 cm. Hal ini menunjukan adanya dimorfisme seksual di mana individu betina lebih besar dari individu jantan. Dimorfisme seksual juga tak cuma terjadi pada kodok tanduk jawa, spesies kodok lain juga mengalami hal yang sama, lho.

Selain tubuh yang besar dan panjang, kodok ini juga punya perawakan yang gemuk dan membulat. Matanya besar dan bulat, kepalanya besar dan mulutnya lancip, badannya gemuk dan melebar, serta ia punya kaki yang bisa cukup panjang. Seperti kodok dan katak lain, kaki belakang kodok ini lebih panjang dari kaki depannya. Kulitnya sendiri licin dan ditumbuhi beberapa benjolan kecil di leher, kaki, punggung, dan bagian samping tubuh.

5. Merupakan predator yang kerap memangsa serangga

Kodok tanduk jawa (inaturalist.org/Raul Al Fandy)

Kodok tanduk jawa merupakan hewan yang akan memakan invertebrata dan hewan-hewan kecil. Dilansir JRank, kalajengking, kecoa, siput, bahkan katak dan kodok berukuran kecil dapat ia makanBiasanya, kodok ini akan mulai berburu saat hari sudah mulai gelap, karenanya ia termasuk hewan nokturnal. Mengandalkan refleks dan kecepatan, kodok tanduk jawa dapat menyergap berbagai jenis mangsa. Ia termasuk ambus predator atau predator penyergap.

Kodok tanduk jawa memang sangat unik dan menarik, sayangnya amfibi satu ini hanya bisa ditemukan di daerah dataran tinggi. Alhasil, ia cukup sulit untuk ditemukan dan belum banyak yang diketahui mengenai kodok satu ini. Harapannya, akan ada banyak peneliti dan ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap kodok ini di masa mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team