Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Kata Makian dalam Bahasa Jawa yang Berhubungan dengan Bagian Tubuh

ilustrasi memaki (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam bahasa Indonesia terdapat kata makian yang berarti ucapan ataupun ungkapan yang dianggap kotor, kasar, tidak sopan, bahkan menyinggung.

Seringkali kata makian ini diucapkan untuk mengungkapkan rasa marah, jengkel ataupun sebagai candaan kepada seseorang. Penggunaan kata makian dalam bahasa Indonesia misalnya, anjing, bangsat, setan, babi, dan lain sebagainya.

Tidak hanya dalam bahasa Indonesia, pemakaian kata makian pun juga kerap kita dapati dalam bahasa Jawa. Kata makian dalam bahasa Jawa disebut pisuhan atau pun tembung kasar.

Misalnya, asu (anjing), goblok (bodoh), gendheng (gila), bosok (busuk), dan lainnya. Selain contoh tersebut, ada lima kata makian dalam bahasa Jawa yang berkaitan dengan bagian tubuh, apa sajakah itu? mari simak penjelasannya di bawah ini.

1. Cangkeme

ilustrasi memaki (pexels.com/Alex Green)

Kata makian yang pertama adalah ‘cangkeme’. Dalam bahasa Jawa ‘cangkem' merupakan kategori ngoko kasar yang artinya mulut. Kata ‘cangkeme’ ini sering dipakai seseorang ketika sedang marah ataupun emosi.

Misalnya dalam penggunaan kalimat ini “rasah kakean cangkem” (jangan banyak omong). Jadi, kata 'cangkeme' dalam bahasa Jawa itu bacot.

2. Ndhase

ilustrasi memaki (freepik.com/katemangostar)

Kata ''ndhase" berasal dari kata dasar ndas yang artinya kepala. Dalam sehari-sehari kata ‘ndhase’ ini kerap dijadikan sasaran untuk melampiaskan kejengkelannya. Kalau dalam bahasa Indonesia yang sering kita dengar adalah “kepala lu”. Sedangkan dalam bahasa Jawa “ndhasmu kui”.

3. Sutange

ilustrasi memaki (freepik.com/freepik)

"Sutang" merupakan kaki belalang, sehingga menjadi tidak sopan apabila diucapkan untuk manusia. Tapi, dalam bahasa Jawa kata "sutang" ini termasuk kata makian, karena termasuk kategori ngoko kasar. Contoh kalimatnya adalah “sutangmu ki ngalangi dalan” (kakimu itu menghalangi jalan). "Sutang" menjadi kata umpatan karena kaki manusia disamakan dengan kaki hewan.

4. Dhengkulmu

ilustrasi memaki (pexels.com/Liza Summer)

Kata umpatan lain dalam bahasa Jawa yang sering dilontarkan adalah “dengkulmu”. Dalam bahasa Indonesia berarti lututmu. Misalnya dalam penggunaan kalimat ini “kowe kok ratau telat, dengkulmu suwek” (kamu kok nggak pernah terlambat, lututmu sobek).

Kata makian tersebut memiliki makna mengejek atau menyindir lawan bicara bahwa kenyataannya tidak seperti yang diucapkannya.

5. Gundulmu

ilustrasi memaki (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kata “gundulmu” merupakan bentuk halus dari makian ndhase. Namun kata "gundulmu" sering dikonotasikan untuk orang yang kalau bicara asal-asalan. Misalnya dalam kalimat di bawah ini.

“Kapan kowe rabi umurmu uwes 30 to” (kapan kamu nikah umurmu sudah 30tahun kan)

“Gundulmu kui umurku lagi 25 (gundulmu itu umurku baru 25)

Demikianlah lima kata makian dalam bahasa Jawa yang berkaitan dengan bagian tubuh. Kata makian di atas seringkali dijadikan sebagai ungkapan kasar untuk meluapkan rasa kesal, marah, jengkel, bahkan untuk membantah lawan bicara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us