ilustrasi siswa di sekolah (pexels.com/RDNE Stock project)
Tantangan bisa menjadi cara seru untuk menjaga konsistensi menulis jurnal. Guru bisa membuat "tantangan 7 hari menulis" atau "jurnal 30 hari penuh warna." Siswa akan merasa lebih bersemangat karena ada target yang jelas dan suasana kompetitif yang sehat. Tantangan ini juga bisa dilakukan bersama-sama agar terasa lebih seru.
Selain itu, tantangan menulis bisa diberi penghargaan kecil sebagai bentuk apresiasi. Misalnya, siswa yang konsisten menulis akan mendapat ucapan khusus di depan kelas atau kesempatan memajang tulisannya di mading. Tantangan yang ringan tapi menarik bisa jadi pendorong kuat agar siswa tidak cepat menyerah. Dengan cara ini, konsistensi menulis jurnal akan lebih mudah tercapai.
Mendorong siswa untuk konsisten menulis jurnal harian memang butuh strategi yang kreatif. Guru tidak bisa hanya memberi tugas tanpa memberi dukungan yang tepat. Dengan tema sederhana, waktu khusus, format fleksibel, apresiasi, refleksi, dan tantangan seru, siswa akan lebih mudah menjaga kebiasaan menulis. Aktivitas ini bisa berubah dari sekadar tugas menjadi bagian penting dalam keseharian mereka.
Pada akhirnya, jurnal harian bukan hanya latihan menulis, tapi juga sarana tumbuh kembang siswa. Mereka belajar mengekspresikan diri, mengenal emosi, dan mengasah keterampilan berpikir. Jika dilakukan konsisten, manfaatnya akan terasa hingga dewasa. Jadi, yuk bantu siswa menjadikan jurnal harian sebagai teman setia dalam perjalanan belajar mereka.