Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Hewan Mikro yang Bisa Hidup di Kondisi Ekstrem, Kayak Alien!

ilustrasi hewan mikro (freepik.com/Freepik)
Intinya sih...
  • Tardigrade (Beruang Air) mampu bertahan di suhu ekstrem, radiasi, tekanan tinggi, dan ruang hampa udara tanpa pelindung.
  • Halobacterium salinarum hidup di lingkungan dengan kadar garam super tinggi dan bisa memperbaiki kerusakan DNA akibat radiasi ultraviolet.
  • Deinococcus radiodurans mampu bertahan dari radiasi, dehidrasi, asam, dan suhu dingin ekstrem serta dapat memperbaiki DNA yang rusak dalam hitungan jam.

Dunia hewan ternyata gak melulu soal makhluk besar yang hidup di hutan atau lautan. Ada juga hewan-hewan mikro alias mikroskopis yang justru memiliki kemampuan luar biasa. Mereka bisa bertahan hidup di lingkungan yang mustahil bagi makhluk lain dari suhu ekstrem, tekanan tinggi, hingga radiasi mematikan. Kehebatan mereka ini bikin banyak ilmuwan menyebutnya mirip “alien” di Bumi.

Meski bentuknya kecil dan sering gak terlihat oleh mata, hewan-hewan ini bisa bertahan di tempat yang tampak mustahil. Bahkan ada yang tetap hidup di ruang hampa udara atau di lingkungan dengan kadar garam super tinggi. Penasaran siapa saja hewan mikro yang punya “kekuatan super” ini? Yuk, kenalan dengan tujuh hewan mikro paling tangguh yang bisa hidup di kondisi ekstrem!

1. Tardigrade (Beruang Air)

ilustrasi Tardigrade (pixabay.com/Terranaut)

Tardigrade atau beruang air dikenal sebagai hewan paling tahan banting di dunia. Ukurannya cuma 0,5 mm, tapi dia bisa bertahan di suhu minus 200°C hingga lebih dari 150°C. Bahkan, tardigrade mampu bertahan di luar angkasa tanpa pelindung, lho! Mereka bisa masuk ke kondisi tidur kering (cryptobiosis) dan hidup kembali setelah ratusan tahun.

Gak cuma tahan suhu ekstrem, tardigrade juga kuat menghadapi radiasi, tekanan tinggi, dan kekeringan total. Kehebatan ini membuat ilmuwan sering menjadikannya objek penelitian untuk misi luar angkasa. Meskipun bentuknya lucu, tardigrade adalah simbol nyata dari ketangguhan makhluk hidup di Bumi. Hebat banget, kan?

2. Halobacterium salinarum

ilustrasi Halobacterium salinarum (unsplash.com/National Institute of Allergy and Infectious Diseases)

Bakteri mikro ini hidup di lingkungan dengan kadar garam super tinggi, seperti di Laut Mati atau danau garam. Halobacterium salinarum tetap bisa bertahan di air yang asin banget hingga dianggap gak layak huni. Mereka punya pigmen merah muda yang membantu menyerap cahaya dan bertahan di kondisi ekstrem.

Keunikan lain, bakteri ini bisa memperbaiki kerusakan DNA akibat radiasi ultraviolet. Hal ini bikin mereka tetap hidup meski terpapar sinar UV yang mematikan. Dengan kemampuan adaptasi ini, halobacterium sering dianggap sebagai “alien garam” versi Bumi. Hebatnya lagi, mereka bisa bertahan hidup selama ribuan tahun di garam kristal.

3. Deinococcus radiodurans

ilustrasi deinococcus radiodurans (unsplash.com/ National Institute of Allergy and Infectious Diseases)

Bakteri yang satu ini sering dijuluki “Conan the Bacterium” karena ketahanannya terhadap radiasi. Deinococcus radiodurans mampu bertahan hidup meski terpapar radiasi ribuan kali lebih tinggi dari batas aman manusia. Bahkan, mereka juga tahan terhadap dehidrasi, asam, dan suhu dingin ekstrem.

Mereka bisa memperbaiki DNA yang rusak hanya dalam hitungan jam. Karena itu, Deinococcus banyak diteliti untuk teknologi kedokteran dan bioteknologi. Meski cuma bakteri, kekuatannya bikin banyak ilmuwan menyebutnya sebagai kandidat makhluk ekstrem yang bisa bertahan di planet lain. Luar biasa banget, ya?

4. Thermococcus gammatolerans

ilustrasi ⁠thermococcus gammatolerans (unsplash.com/National Institute of Allergy and Infectious Diseases)

Hidup di kedalaman laut dekat ventilasi hidrotermal, Thermococcus gammatolerans tahan suhu di atas 100°C. Bakteri ini juga tahan terhadap radiasi gamma yang mematikan bagi manusia. Lingkungan panas, tekanan tinggi, dan radiasi ekstrem gak membuat mereka punah.

Makhluk mikro ini hidup di dasar laut yang suhunya bisa melebihi 121°C. Penelitian menunjukkan mereka bisa bertahan di kondisi yang sangat mirip dengan lingkungan planet ekstrim. Jadi, gak heran kalau Thermococcus disebut sebagai “pejuang ekstrem” di dunia mikroorganisme. Keren banget, kan?

5. Picrophilus torridus

ilustrasi picrophilus torridus (unsplash.com/National Institute of Allergy and Infectious Diseases)

Picrophilus torridus termasuk mikroorganisme yang tahan hidup di lingkungan super asam. Mereka bisa bertahan di lingkungan dengan pH hampir nol, yang biasanya sangat mematikan. Mikroba ini ditemukan di sumber air panas bersuhu tinggi dan penuh asam di Jepang.

Mereka tetap aktif meski hidup di lingkungan yang mampu melarutkan logam. Ini membuat picrophilus jadi salah satu makhluk paling ekstrem di Bumi. Ilmuwan juga meneliti mikroba ini untuk aplikasi industri dan bioteknologi. Kemampuannya memang bikin geleng-geleng kepala!

6. Bacillus anthracis (pembentuk spora)

Bacillus anthracis dikenal sebagai bakteri pembentuk spora yang tahan kondisi ekstrem. Meski lebih dikenal sebagai penyebab penyakit antraks, bakteri ini punya kemampuan bertahan yang luar biasa. Dalam bentuk spora, mereka bisa bertahan di tanah, suhu ekstrem, dan tanpa air selama puluhan tahun.

Spora ini bisa aktif kembali saat kondisi lingkungan mendukung. Kemampuannya bertahan membuat bacillus anthracis jadi perhatian khusus di bidang kesehatan dan keamanan. Mereka jadi contoh nyata bahwa makhluk kecil bisa sangat tangguh di lingkungan yang gak bersahabat. Sisi ekstrem dari dunia mikro yang sering gak kita sadari.

Hewan mikro dan bakteri ini memang terlihat kecil, bahkan sering gak kelihatan oleh mata. Tapi daya tahan dan kemampuan adaptasi mereka jauh melampaui makhluk hidup lain di Bumi. Mulai dari tahan radiasi, suhu ekstrem, hingga hidup di lingkungan beracun, mereka benar-benar “alien” versi Bumi. Keberadaan mereka juga membuka mata kita bahwa kehidupan bisa bertahan di tempat yang paling gak terduga. Dunia mikro ternyata penuh dengan kisah luar biasa yang gak kalah menakjubkan dari cerita fiksi ilmiah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us