Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi latihan fisik untuk mendaki gunung bagi pemula (pexels.com/Bisesh Gurung)

Mendaki gunung menjadi aktivitas yang menantang dan menyenangkan, tetapi juga memerlukan persiapan fisik yang serius, terlebih bagi kamu yang baru pertama kali melakukannya. Jangan sampai semangat tinggi yang kamu miliki justru membuatmu kelelahan di tengah jalur pendakian karena kurangnya persiapan fisik.

Latihan fisik untuk mendaki gunung gak hanya membantumu lebih kuat dan tahan lama, tapi juga mencegah cedera yang bisa terjadi di medan berat pegunungan, lho.

Sebelum mendaki, kamu perlu fokus untuk latihan mendaki gunung bagi pemula yang bisa dilakukan di rumah atau pusat kebugaran (gym). Latihan ini gak memerlukan alat yang rumit dan bisa disesuaikan dengan kemampuanmu saat ini, kok. Ayo, mulai persiapannya dengan serius!

1. Latihan kardiovaskular jadi kunci daya tahan saat mendaki

ilustrasi jogging (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Latihan kardio adalah fondasi dari persiapan mendaki gunung karena jalur pendakian biasanya menanjak dan memerlukan stamina yang kuat.

Kamu bisa memulainya dengan aktivitas sederhana seperti berjalan cepat, berlari ringan (jogging), atau bersepeda selama 30 hingga 45 menit sebanyak 3-5 kali seminggu.

Aktivitas ini membantu meningkatkan kapasitas paru-paru dan efisiensi jantung, yang sangat dibutuhkan ketika kamu berada di ketinggian.

Guys, latihan kardiovaskular terbukti meningkatkan efisiensi oksigen dalam tubuh serta adaptasi terhadap kondisi hipoksia (kekurangan oksigen), yang umum terjadi di ketinggian saat mendaki, lho.

Latihan seperti ini juga sangat penting agar kamu gak mudah lelah dan mampu mempertahankan energi sepanjang pendakian.


2. Penguatan kaki bikin kaki lebih stabil saat mendaki

ilustrasi cossack squat (pixabay.com/tacofleur)

Kaki adalah bagian tubuh yang paling banyak bekerja saat mendaki, jadi kamu perlu melatih otot-otot seperti paha depan (quadriceps), paha belakang (hamstring), betis, dan gluteus.

Latihan seperti squats, lunges, dan step-ups sangat dianjurkan. Mulailah dengan berat badan sendiri lalu tambah beban seperti dumbbell atau ransel berisi botol air untuk mensimulasikan beban saat membawa tas pendakian.

Latihan kekuatan kaki gak hanya meningkatkan performa saat mendaki, tetapi juga mengurangi risiko cedera lutut dan pergelangan kaki. Kedua area ini paling rentan cedera selama aktivitas hiking, lho. Jadi, semakin kuat otot kakimu, semakin stabil dan aman kamu di jalur, deh.


3. Latihan inti untuk menjaga keseimbangan dan postur tubuh

ilustrasi plank (pexels.com/Miriam Alonso)

Latihan inti atau core training penting agar tubuh tetap seimbang dan postur tetap stabil di medan bergelombang.

Otot inti yang kuat membantu kamu mengangkat lutut lebih tinggi dan menjaga posisi tubuh ketika berjalan dengan ransel berat. Fokuskan latihan pada bagian perut, punggung bawah, dan pinggul menggunakan gerakan seperti planks, mountain climbers, dan Russian twists.

Melakukannya secara konsisten mampu meningkatkan kestabilan dan mengurangi risiko kehilangan keseimbangan pada kegiatan luar ruangan seperti mendaki, lho. Ini sangat penting terutama saat melintasi jalur yang sempit atau berbatu.


4. Latihan fleksibilitas dan mobilitas sebagai pencegahan cedera

ilustrasi perempuan sedang melakukan yoga (pexels.com/RDNE Stock project)

Mobilitas sendi dan fleksibilitas otot sangat dibutuhkan dalam pendakian gunung karena kamu akan sering melakukan gerakan ekstrem, seperti melangkah tinggi atau memutar tubuh.

Latihan seperti yoga, peregangan dinamis (dynamic stretching), dan foam rolling akan membantumu meningkatkan kelenturan dan mencegah cedera otot seperti kram atau ketegangan.

Latihan fleksibilitas yang teratur membantu meningkatkan range of motion dan mengurangi risiko cedera otot dan ligamen, terutama pada aktivitas seperti hiking yang bersifat dinamis dan berdurasi lama. Jadi jangan lewatkan pemanasan dan pendinginan setiap kali latihan, ya.


5. Simulasi beban sebagai persiapan realistis sebelum mendaki

ilustrasi mengenal rucking, perpaduan jalan sambil membawa beban (pexels.com/Baihaki Hine)

Satu hal yang sering dilupakan pemula adalah berlatih sambil membawa beban seperti tas carrier atau ransel pendakian. Dengan melakukan latihan seperti berjalan kaki atau naik tangga sambil membawa tas seberat 5–10 kg, kamu akan membiasakan tubuh dengan kondisi nyata saat mendaki. Beban ini bisa kamu isi dengan air minum, pakaian, atau peralatan lainnya.

Dalam konteks mendaki gunung, kemampuan tubuh beradaptasi dengan beban sangat penting. Latihan dengan beban ransel secara bertahap bisa meningkatkan efisiensi biomekanik dan mengurangi ketegangan otot selama pendakian. Maka dari itu, simulasi ini menjadi bagian penting dalam rutinitas latihanmu.


6. Latihan mental agar disiplin dan fokus

ilustrasi disiplin (pexels.com/viarami)

Gak hanya fisik, latihan mental juga penting agar kamu siap menghadapi tantangan mendaki gunung. Pendakian bisa menguras tenaga, emosi, bahkan mental ketika menghadapi cuaca buruk atau jalur berat. Mulailah dengan melatih disiplin, kamu dapat tetapkan jadwal latihan dan patuhi komitmen tersebut setiap minggu.

Nah, individu yang terbiasa melatih fokus, visualisasi, dan manajemen stres menunjukkan kinerja fisik dan psikologis yang lebih baik di lingkungan ekstrem seperti pegunungan. Diharapkan, latihan mental ini bisa memupuk semangatmu, terlebih saat kamu merasa hampir menyerah.


7. Istirahat dan nutrisi jadi elemen yang sering terabaikan

ilustrasi istirahat yang cukup (unsplash.com/Zohre Nemati)

Pemulihan tubuh setelah latihan sama pentingnya dengan sesi latihan itu sendiri. Istirahat yang cukup akan membuat otot-otot yang bekerja keras menjadi lebih kuat dan siap beraktivitas kembali. Pastikan kamu tidur minimal 7–8 jam setiap malam, terutama setelah latihan berat.

Nutrisi juga sangat berperan dalam membangun kekuatan dan mempercepat pemulihan otot, lho. Asupan protein dan karbohidrat setelah latihan membantu proses pemulihan otot dan mengisi ulang glikogen tubuh, yang menjadi sumber energi utama saat mendaki. Jadi, jangan abaikan pola makan dan hidrasi harianmu, ya.

Latihan fisik untuk mendaki gunung bagi pemula bukanlah hal yang bisa diabaikan jika kamu ingin menikmati pengalaman mendaki dengan aman dan menyenangkan. Jangan lupa, proses ini butuh waktu dan konsistensi, lho. Jadi mulai dari sekarang dan rasakan manfaatnya saat kaki pertama kali melangkah di jalur pendakian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team