Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
idntimes.com
Banjarnegara jadi pilot project pemanfaatan energi alternatif gas rawa sebagai energi penerangan jalan, Jumat (24/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Intinya sih...

  • Gas rawa, energi bersih dari alam Banjarnegara

  • Membantu riset dan penerapan energi alternatif di pedesaan.

  • Masyarakat dilibatkan sejak tahap perencanaan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banjarnegara, IDN Times - Ditengah menipisnya cadangan energi fosil dan meningkatnya kebutuhan energi bersih, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah bersama Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mengambil langkah berani.

Lewat pilot project penerangan jalan desa di Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, keduanya mengembangkan pemanfaatan energi alternatif gas rawa (biogenic shallow gas) sebagai solusi ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Program ini menjadi bagian dari dukungan terhadap target bauran energi nasional sebesar 23% pada 2025 dan 31% pada 2050. Jawa Tengah sendiri menargetkan capaian 21,32% di 2025 sebagaimana tertuang dalam RENSTRA ESDM 2024 - 2026.

1. Gas rawa, energi bersih dari alam Banjarnegara

ESDM Jawa Tengah sebut Banjarnegara sekitar 1,63 juta SCF, Jumat (24/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Gas rawa terbentuk secara alami dari proses dekomposisi bahan organik di lingkungan rawa dan lahan basah. Gas ini mayoritas berisi metana (CH₄) dengan sedikit hidrogen sulfida dan karbon dioksida, dan bisa menjadi pengganti LPG untuk kebutuhan rumah tangga maupun usaha kecil.

“Potensi gas rawa di Jawa Tengah mencapai 14,47 juta SCF, dan di Banjarnegara sekitar 1,63 juta SCF. Ini potensi besar yang bisa dikembangkan untuk mendukung kemandirian energi desa,” ujar Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Serayu Tengah, Yohanes Pambudi Hadi.

Ia menambahkan, pengembangan ini juga sejalan dengan arah transisi energi dan ekonomi sirkular yang kini digenjot pemerintah. Inovasi ini lahir dari kolaborasi riset antara Teknik Geologi Unsoed dan Dinas ESDM Jawa Tengah. Tidak hanya di atas kertas, hasil penelitian kini diterapkan langsung di lapangan untuk manfaat nyata bagi masyarakat.

2. Membantu riset dan penerapan energi alternatif di pedesaan.

Ahli geologi Unsoed Purwokerto sebut membantu riset dan penerapan energi alternatif di pedesaan, Jumat (24/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Menurut ahli geologi Unsoed Purwokerto Dr. Ir. Eko Bayu Purwasatria, ST., MT., IPM menyebut kegiatan ini juga membuka ruang bagi mahasiswa untuk terjun langsung membantu riset dan penerapan energi alternatif di pedesaan.

Ditambahkan, masyarakat dilibatkan sejak tahap perencanaan hingga pengelolaan sistem, sehingga muncul rasa memiliki terhadap program. "Kami ingin ilmu geologi tidak berhenti di laboratorium. Gas rawa ini adalah bukti bahwa potensi alam bisa memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat,” ujarnya.

Pilot project di Desa Bantar memanfaatkan gas rawa untuk menyalakan penerangan jalan desa di malam hari. Ke depan, teknologi ini juga akan dikembangkan untuk pengeringan hasil pertanian seperti kapulaga serta menjalankan pompa air untuk irigasi sawah.

Ditambahkan, masyarakat dilibatkan sejak tahap perencanaan hingga pengelolaan sistem, sehingga muncul rasa memiliki terhadap program. "Kami ingin ilmu geologi tidak berhenti di laboratorium. Gas rawa ini adalah bukti bahwa potensi alam bisa memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat,"ujarnya.

Pilot project di Desa Bantar memanfaatkan gas rawa untuk menyalakan penerangan jalan desa di malam hari. Ke depan, teknologi ini juga akan dikembangkan untuk pengeringan hasil pertanian seperti kapulaga serta menjalankan pompa air untuk irigasi sawah.

3. . Dari penerangan jalan hingga pengering kapulaga

Pemanfaatan energi rawa selain penerangan jalan, warga berharap bisa sebagai pengering hasil bumi kapulaga, Jumat(24/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Sementara warga sekitar berharap program ini bisa terus berjalan karena manfaatnya langsung terasa baik untuk penerangan maupun pengering hasil bumi seperti Kapulaga.

"Kalau nanti bisa dipakai buat pengering kapulaga atau pompa air, kami tidak perlu beli solar atau gas terus,"kata Rasman (45), warga setempat yang ikut dalam pelatihan pengelolaan gas rawa.

Dirinya juga berharap dengan pemanfaatan gas rawa ini, Ia bersama warga lain bisa belajar mandiri energi, mengurangi ketergantungan LPG, dan membuka peluang usaha baru.

Editorial Team