Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mahasiswa PMM4 Jelajahi Banyumas Kota Lama

Banyumas kota lama yang dikunjungi para mahasiswa pmm 4 dari 48 perguruan tinggi di Indonesia.(IDN TImes/Tangkapan layar@kotalama_banyumas)

Banyumas, IDN Times - Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) adalah inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), saat telah memasuki angkatan keempat (PMM 4) Januari hingga Agustus 2024.

Diperkirakan, 16.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia berpartisipasi, dengan kegiatan yang tersebar di 128 perguruan tinggi penerima di berbagai provinsi​ termasuk di Unsoed Purwokerto.

Saat ini, sebanyak 171 Mahasiswa Inbound UNSOED dari 48 Perguruan Tinggi di luar Pulau Jawa pada program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 4 (PMM 4) mengikuti modul nusantara kelas kebhinekaan bersama ketua LP3M Juni Sumarmono dan kordinator perguruan tinggi program PMM Wisnu Widjanarko.

1. Tilik bale adipati mrapat

Para mahasiswa ketika tilik bale adipati mrapat di kecamatan banyumas.(IDN Times/Dok. Erlina)

PMM4 yang digelar Unsoed Purwokerto mempelajari keanekaragaman budaya di Banyumas Kota Lama yang dipimpin oleh kerua LPEM Juni Sumarmono dan Kordinator perguruan tinggi program pmm Wisnu Widjanarko.

Manurut Wisnu, jelajah Banyumas Kota lama untuk mempelajari keragaman dan memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa PMM untuk mempelajari budaya tanah jawa khususnya Banyumas.

"Kunjungan pertama yaitu di Bale Adipati Mrapat yaitu kantor Kecamatan Banyumas yang dulunya merupakan Kantor Kabupaten Banyumas sebelum diindahkan ke Kota Purwokerto,"katanya.

2. Camat jelaskan tentang banyumas kota lama

Camat banyumas Oka Yudhistira jelaskan tentang sejarah kota lama.(IDN Times/@okayudhis)

Mahasiswa disambut Oleh Camat Banyumas Oka Yudhistira Prayuda yang menceritakan sejarah berdirinya Kabupaten Banyumas, para tokoh nasional yang berasal dari Kabupaten Banyumas dan proses perpindahan pusat pemerintahan ke Kota Purwokerto.

Camat Oka menyampaikan apresiasi atas antusiasme mahasiswa PMM4 yang tertarik mempelajari budaya Banyumas dan berharap dengan mempelajari budaya daerah lain akan semakin memupuk rasa cinta tanah air dan kebhinekaan.

"Terima kasih atas ketertarikan mendalami budaya banyumas, sebagai bagian untuk memupuk rasa cinta tanah air,"katanya.

3. Disuguhi tarian lengger lanang

Dua mahasiswi yang ikut pmm 4 saat menilik oemah gamelan.(IDN Times/Dok. Erlina)

Mahasiswa juga disuguhkan tarian Lengger oleh lengger lanang Agus Widodo atau nama panggungnya Agnes, lengger merupakan kesenian tari tradisional dari daerah Banyumas yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Banyumas sebagai penderes dan perajin gula kelapa.

Pada jaman dahulu tarian lengger di mainkan oleh laki-laki untuk mengecoh penjajah agar tidak berbuat asusila terhadap penari perempuan, selanjutnya berkunjung ke Oemah Gamelan yang mewadahi masyarakat yang ingin melestarikan kesenian karawitan.

Mahasiswa diperkenalkan beragam alat musik dalam perangkat gamelan dan belajar cara menabuh (membunyikan) alat musik tradisional gamelan sampe tercipta harmoni musik pengiring goro-goro dalam kesenian wayang kulit.

4. Mampir ke kampung nopia

Para mahasiswi yang terheran heran tentang keberadaan kampung nopia.(IDN Times/Dok. Erlina)

Selain soal budaya, para mahasiswa juga diberi kesempatan ke Kampung Nopia. Daerah ini disebut Kampoeng Nopia Mino sebab dalam satu RT yang terdiri dari 110 Kepala Keluarga itu, 21 diantaranya merupakan perajin home industri nopia atau mino.

Berkembang menjadi wisata swadaya, kampoeng Nopia Mino sepenuhnya merupakan gagasan masyarakat RT 03 RW 04 Desa Pekunden. Wisata Kampoeng Nopia Mino ada untuk mempertahankan ciri khas pembuatan nopia Banyumas menggunakan genthong.

Sepanjang tempat menuju kampung nopia dihiasi oleh spot-spot foto sehingga menarik animo pengunjung domestik maupun mancanegara, mahasiswa juga belajar membuat Nopia langsung dipandu oleh juru masak ahli pembuat Nopia Pak Agus.

5. Menilik batik mruyung

Batik mruyung tak luput dari amatan para mahasiswa pmm 4 di Banyumas Kota lama.(IDN Times/Dok. Erlina)

Nanda Setia Saputra mahasiswa asal universitas Malikussaleh Aceh menyatakan sangat antusias dan menyukai makanan ini sehingga membeli beberapa bungkus untuk dikirimkan ke keluarganya di Aceh.

Terlebih saat mengunjungi pusat Batik Mruyung milik Hadirtiyanto. Batik Mruyung menampung kreasi para pengrajin kecil dan produksi skala Industri untuk dipasarkan di wilayah Banyumas Raya.

Mahasiswa belajar membatik tulis dan batik cap sekaligus teknologi pencelupan untuk menyempurnakan warna kain setelah di tulis dengan canting dan malam. Selepas membatik, mahasiswa menikmati sore hari di sekitaran Banyumas kota lama dan Tamansari untuk menikmati jejak peninggalan sejarah Banyumas Tempo Doeloe.

6. Tentang program mahasiswa pmm4

Pmm 4 merupakan program kemendikbudristek.(IDN Times/Tangkapan layar/

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tahun 2024  merupakan salah satu program MBKM yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek yang memberikan kesempatan belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman.

Selama satu semester mahasiswa berkuliah di kampus yang berada di luar pulau, mengambil 16 SKS mata kuliah regular dan 4 SKS matakuliah Modul Nusantara, yaitu merupakan rangkaian kegiatan yang difokuskan untuk menciptakan pemahaman komprehensif tentang kebinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial yang didesain melalui pembimbingan secara berurutan dan berulang. 

Dalam pelaksanaan Modul Nusantara, mahasiswa peserta PMM 4 dibimbing oleh dosen modul nusantara dan dibantu oleh liaison officer , didalam Modul Nusantara terdiri atas 8 Kelas kebhinekaan, 5 kelas refleksi, 2 kelas inspirasi dan 1 kelas kontribusi sosial.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
C Sutrisno
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us