Hotel Jansen, Termegah saat Perang Dunia II Kini Tinggal Papan Nama

Mata-mata legendaris di Perang Dunia pernah nginap di Jansen

Semarang, IDN Times - Berada di ruas Jalan Mayjen Suprapto, denyut aktivitas warga Kota Lama, Semarang sangat terasa saat menginjak akhir pekan.

Orang-orang memacu kendaraannya menerobos jalanan di Kota Lama. Sementara para muda-mudi sibuk selfie di depan gedung-gedung tua. 

Dari ragam gedung yang dijadikan tempat instagramable, terdapat sebuah peninggalan bersejarah yang luput dari mata para pengunjung. Hanya selemparan batu dari Spigel, terdapat sebuah papan nama bertuliskan Hotel Jansen.

Posisi papan nama Hotel Jansen sangat tragis. Keberadaannya terjepit tembok bercat putih yang mengelilingi lahan sebuah kafe. Bila ditilik dari riwayatnya, Hotel Jansen sebenarnya tak bisa dilepaskan dari sejarah panjang Kota Semarang.

1. Hotel Jansen dikenal punya fasilitas termodern saat era 40'an

Hotel Jansen, Termegah saat Perang Dunia II Kini Tinggal Papan NamaNama Hotel Jansen terhimpit tembok bangunan Kota Lama Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Tjahjono Raharjo, seorang Ahli Cagar Budaya Kota Semarang menyebut bila Hotel Jansen ketika era pendudukan tentara kolonial Belanda, dibangun setinggi dua lantai dengan fasilitas yang lengkap.

Hotel Jansen dilengkapi fasilitas berbagai ukuran ruang kamar, ada beberapa ruang pertemuan untuk acara rapat, lobi hingga sebuah kolam renang. "Jansen itu hotel termegah yang ada di Semarang. Karena di tahun pertengahan 1940-an, Hotel Jansen punya fasilitas terlengkap, modern dan terkenal seantero Indonesia," ujar Tjahjono saat berbincang dengan IDN Times, Sabtu (6/3/2021). 

Ia mengungkapkan ketika Hotel Jansen meraih masa kejayaannya sekitar tahun 1930-1940, berbagai tokoh politik dan kalangan bangsawan kerap mampir ke hotel tersebut. 

Baca Juga: Berdiri 1742 M, Kubah Gereja Blenduk Kini Bolong-bolong, Sering Bocor saat Hujan

2. Bangunan Hotel Jansen lenyap

Hotel Jansen, Termegah saat Perang Dunia II Kini Tinggal Papan NamaJalanan Kota Lama Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Letak Hotel Jansen tetap berada di pinggir jalan Kota Lama seperti yang ada sekarang. Saat era kolonial Belanda, Hotel Jansen bersama Dibya Puri menjadi dua hotel yang terpopuler di Semarang. 

"Yang bisa saya katakan, sayang bangunan itu sudah lenyap. Padahal dulu Hotel Jansen salah satu hotel terbaik di Semarang. Kalau dibikin perbandingan, satu hotel terbaik di Singapura, Raffles Hotel sampai saat ini masih beroperasi meski bangunan lama dipertahankan. Kalau Jansen cuma tinggal namanya saja," ungkapnya. 

3. Mata Hari penari erotis sekaligus agen rahasia legendari di PD I pernah menginap di Hotel Jansen

Hotel Jansen, Termegah saat Perang Dunia II Kini Tinggal Papan Namatwitter.com/guernseyjuliet

Hotel Jansen di masa lampau menjadi semakin terkenal setelah seorang perempuan bernama Gertrude Margaret Zelle menginap di hotel tersebut usai menikah dengan seorang tentara Belanda. 

"Gertrude Margaret Zelle yang dikenal dengan nama samaran Mata Hari memang pernah nginap di situ. Diperkirakan dia kemungkinan menginap di Hotel Jansen saat usianya masih belasan tahun. Itu dia lakukan setelah menikah dengan Kapten Rudolf MacLeod, seorang tentara KNIL," ujar Tjahjono. 

Margaret menikah tatkala usianya baru menginjak 18 tahun sedangkan suaminya berusia 38 tahun. Dengan latar belakang keluarganya yang miskin, Margaret awalnya coba-coba mengikuti sayembara yang disebar oleh Kapten Rudolf karena kebetulan sedang memasang iklan untuk mencari seorang istri. 

"Margaret kan hidupnya susah. Terus dia lihat iklan yang menyebukan informasi kalau Rudolf sedang cari istri. Maka dia putuskan menikah lewat iklan tersebut. Suami Margaret ini tercatat tugasnya di Ambarawa," jelasnya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Beberapa tahun keduanya lalu pergi ke Eropa. Dan pada tahun 1896 datang lagi ke Indonesia. Lantas tahun 1897 tiba di Semarang menumpang kapal SS Prinses Amalia. "Saat di Semarang, Margaret masih berstatus Nyonya Rudolf MacLeod. Mereka punya anak dan sempat tinggal di Hotel Jansen," lanjutnya.

4. Margaret alias Mata Hari dituduh jadi mata-mata perang dunia saat tinggal di Eropa

Hotel Jansen, Termegah saat Perang Dunia II Kini Tinggal Papan Namapendidikan.co.id.

Meski begitu, jalan hidup Margaret berubah drastis ketika bercerai dengan suaminya saat pindah ke Eropa. Margaret yang melalang buana ke sejumlah negara akhirnya bekerja sebagai penari erotis. Sebagai penari, namanya makin tersohor di tempat hiburan malam Eropa. 

"Pas nginap di Hotel Jansen dia belum jadi penari. Tapi habis cerai, lalu jadi penari erotis di Eropa, dia berulang kali dituduh jadi mata mata ganda atau spionase saat Perang Dunia I. Terutama saat Jerman perang melawan Perancis. Dia oleh Perancis dan Jerman dituduh mata mata. Ternyata selama dia jadi penari telanjang, Margaret sering berhubungan dengan perwira tinggi Perancis dan Jerman. Kan dia pelacur tingkat tinggi. Hanya saja tuduhan sebagai mata-mata sampai sekarang masih tanda tanya," paparnya. 

5. Pakar cagar budaya: Banyak bangunan sejarah di Kota Lama yang dirobohkan

Hotel Jansen, Termegah saat Perang Dunia II Kini Tinggal Papan Namainstagram.com/eventsclick

Ia menyatakan mestinya dengan rekam jejak yang amat panjang, Pemkot Semarang bisa menggali kembali aset-aset berharga Hotel Jansen. Sebab, Hotel Jansen setelah dinasionalisasi oleh TNI, bangunannya dirobohkan pada 1953.Setelah bangunan tersebut lenyap Tjahjono mencatat mayoritas benda berharga di Hotel Jansen juga hilang tak berbekas lagi. 

"Di Kota Lama banyak bangunan sejarah yang dirobohkan. Seperti Hotel Jansen yang dirobohkan setelah dinasionalisasi oleh TNI, kemudian juga dialami Marabunta dan kantor surat kabar de Locomotive. Terus ada yang diterlantarkan karena terkendala sengketa ahli waris. Yang bagus justru dilakukan Bank Mandiri dengan mengkonservasi gedung tua di depan Jembatan Berok," urainya. 

"Saat ini Pemkot mestinya melestarikan sisa peninggalan Hotel Jansen. Jangan hanya membangun Kota Lama dengan memoles bangunan baru yang dipasangi ornamen agar terkesan kuno. Tindakan itu justru sebuah pembohongan publik. Yang harus dilakukan ya identitas Kota Lamanya harus dipertahankan dengan menghargai bangunan lama," imbuhnya. 

6. Pemasangan ornamen lampu dan phone box di Kota Lama menipu warga

Hotel Jansen, Termegah saat Perang Dunia II Kini Tinggal Papan NamaIlustrasi Red Telephone Box, Inggris (IDN Times/Isidorus Rio)

Pihaknya menyoroti bahwa proses revitalisasi Kota Lama yang keliru. Pemkot yang melakukan revitalisasi seakan melakukan pembodohan dengan memasang ragam ornamen yang tidak punya nilai sejarahnya.

"Banyak banget ornamen Kota Lama yang menipu pengetahuan publik. Karena banyak lampu dan box telepon dipasang disitu, seakan-akan kuno, padahal itu barang baru. Gak ada historisnya yang sengaja dimuncul-munculkan. Sehingga nilai sejarahnya Kota Lama sekarang memudar," urainya. 

7. Mayoritas pengunjung Kota Lama hanya kenal Gereja Blenduk dan Spigel

Hotel Jansen, Termegah saat Perang Dunia II Kini Tinggal Papan NamaOrgel pila di dalam gereja. IDN Times/Sugeng Wahyudi

Terpisah, sejumlah wisatawan yang mampir ke Kota Lama Semarang rata-rata tidak mengetahui tentang sejarah Hotel Jansen. Niken Kusumawardani mengaku kerap berlibur ke Kota Lama karena suka berfoto di depan Gereja Blenduk dan Spiegel. 

"Enak aja gitu kalau dipasang di IG. Apalagi kan Blenduk sama Spigel ikonik banget. Kalau Hotel Jansen, aku malah gak tahu lokasinya dimana," kata wanita berusia 25 tahun ini. 

Sumarti, seorang warga yang tinggal di Jalan Mataram Bubagan pun juga tak tahu menahu soal Hotel Jansen. Yang ia tahu seputar Gereja Blenduk, Taman Srigunting, pusat barang antik dan Spiegel. "Hotel Jansen saya gak pernah dengar mas. Sejarahnya juga kayak apa, saya gak tahu," pungkasnya. 

Baca Juga: Bentuknya Beda Banget, 14 Potret Gereja Paling Unik di Indonesia

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya