Sungai Nil menjadi wilayah yang hijau nan subur dan dikelilingi gurun yang tidak ramah di kedua sisinya. Uniknya, Sungai Nil tidak dapat dipisahkan dari tanah Mesir hingga dibangunnya Bendungan Tinggi Aswan. Lumpur hitam pekat yang dimuntahkan Sungai Nil ketika airnya meluap membuat tanah di sekitar wilayahnya subur. Para petani pun mampu bertahan hidup dan membangun peradaban di tepiannya. Sangking suburnya tanah ini, Mesir kuno pernah menjadi lumbung pangan di Mediterania Timur.
Tak hanya menyediakan pangan bagi penduduk Mesir, Sungai Nil juga memiliki makna ekonomi dan spiritualnya sendiri. Sungai ini menjadi jalur perdagangan, menyatukan Mesir kuno secara budaya, serta menjadikan Mesir kuno negara yang kohesif dan homogen. Simbolisme yang kaya ini terekspresikan dalam agama Mesir kuno dan tradisi pemakamannya, yang mengarah pada pembangunan piramida, kuil, dan makam yang megah di sepanjang tepi barat Sungai Nil. Nah, dalam artikel ini, kita akan menelusuri kisah menarik tentang sungai yang membuat lembah Mesir ini dijuluki "Tanah Hitam".