Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ikan pari sengat (commons.wikimedia.org/Coughdrop12)

Intinya sih...

  • Ikan pari sengat termasuk hewan dilindungi di Indonesia
  • Populasi ikan pari sengat mulai menurun karena faktor-faktor seperti kerusakan habitat dan perburuan liar
  • Berbagai spesies ikan pari sengat, termasuk yang terancam punah, sulit ditemukan di perairan Indonesia

Saat ini sudah banyak hewan yang dilindungi di Indonesia, entah burung, mamalia, atau ikan. Nah, di antara banyaknya hewan yang dilindungi, ikan pari sengat jadi salah satunya. Sayangnya, ikan ini tak terlalu terkenal di kalangan masyarakat. Alhasil, banyak orang yang tidak tahu soal status dilindungi dan akhirnya mereka dengan membabi buat membunuh, menangkap, dan memperdagangkan ikan pari sengat.

Padahal, peraturan soal hewan dilindungi sudah tertuang di Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tahun 2018. Jika kamu berani membunuh, menangkap, atau memperdagangkan satwa dilindungi dengan sembarangan maka kamu bisa terkenal hukuman pidana. Nah, supaya kamu tidak terjerat hukum maka kamu wajib mengetahui empat spesies ikan pari sengat yang dilindungi di Indonesia!

1. Mengapa ikan pari sengat dilindungi?

Ikan pari sengat (commons.wikimedia.org/Fernando Ruiz-Escob)

Dilansir Animal Diversity Web, penyebutan ikan pari sengat merujuk pada ikan pari yang berasal dari famili Dasyatidae. Secara keseluruhan famili ini terdiri dari 9 genera dan 70 spesies yang tersebar mulai dari wilayah Amerika, Afrika, sampai Asia. Hewan ini juga mudah dikenali dari ekornya yang panjang, kehadiran sengat di ekornya, tubuhnya yang lebar, dan badannya yang tipis dan datar.

Sayangnya, saat ini populasi ikan pari sengat mulai menurun, bahkan banyak spesies yang merupakan hewan terancam punah. Kerusakan habitat, polusi, perubahan iklim, perburuan liar, industrialisasi, dan aktivitas manusia jadi beberapa faktor yang mengancam eksistensi ikan ini. Oleh karena itu, upaya konservasi dan perlindungan wajib dilakukan. Jika tidak, maka ikan pari sengat akan musnah dari muka bumi dalam waktu dekat.

2. Pari sungai tutul

Pari sungai tutul (gbif.org/Florida Museum of Natural History)

Seperti namanya, hewan dengan nama ilmiah Fluvitrygon oxyrhynchus ini memiliki corak tutul di bagian atas tubuhnya. Jika diulik, kemungkinan corak tutul tersebut digunakan untuk berkamuflase di dasar perairan, tumbuhan laut, atau di sekitar bebatuan. Saat ini populasi pari corak tutul sangat mengkhawatirkan karena ia masuk ke kategori endangered atau terancam, jelas iNaturalist. Populasinya terus menurun dan ikan ini sangat sulit ditemukan di perairan Indonesia.

Tak cuma di Indonesia, pari air tawar ini juga bisa ditemukan di beberapa negara lain, yaitu Thailand dan Myanmar. Hewan ini termasuk pari berukuran sedang dengan lebar tubuh sekitar 36 centimeter. Pari sungai tutul sendiri adalah karnivor dan kemungkinan makanan utamanya mencakup krustasea dan moluska. Terakhir, terkadang ikan ini tertangkap secara tak sengaja di jaring nelayan dan banyak nelayan yang malah menjual atau memakannya serta tidak mengembalikannya ke alam.

3. Pari sungai raksasa

Pari sungai raksasa (commons.wikimedia.org/Gant223)

Laman India Biodiversty Portal menjelaskan kalau ikan seberat 600 kilogram ini masuk ke kategori endangered atau terancam. Kerusakan habitat, perburuan liar, dan polusi sungai jadi faktor utama yang membuat populasinya menurun. Selain berat, ikan dengan nama ilmiah Urogymnus polylepis ini juga lebar. Bayangkan saja, lebar tubuhnya bisa mencapai 2,2 meter dan hal tersebut menjadikannya sebagai pari air tawar terbesar di dunia.

Umumnya, pari berukuran raksasa ini bisa ditemukan di sungai, daerah payau, danau, pesisir pantai, atau laut lepas. Indonesia, Laos, India, Brunei, Malaysia, Thailand, dan Vietnam jadi wilayah penyebaran alami ikan ini. Ia juga termasuk predator dan sering terlihat berenang di dasar sungai dalam upaya mencari ikan, krustasea, atau moluska. Walau besar, pari sungai raksasa tidak agresif dan jika bertemu manusia ia akan langsung kabur.

4. Pari sungai pinggir putih

Pari sungai pinggir putih (inaturalist.org/Doni Susanto)

Dilansir GBIF, wilayah penyebaran pari sungai pinggir putih mencakup tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Spesifiknya, hewan ini sering ditemukan berenang di muara sungai, pinggir pantai, dan perairan payau. Ukurannya juga tak bisa dibilang kecil, tercatat lebar hewan ini bisa mencapai 60 centimeter. Secara umum warna dasar ikan ini adalah cokelat, namun ia memiliki garis tipis berwarna putih di samping tubuhnya. Nah, garis itulah yang membuat hewan ini dinamai pari sungai pinggir putih.

Sayangnya spesies ini jadi salah satu pari sengat yang paling sulit dijumpai, bahkan saat ini hanya ada 10 spesimen pari sungai pinggir putih di museum. Misal pun ada yang menemukannya kemungkinan hal tersebut terjadi pada penduduk lokal yang hidup di desa. Umumnya pari tangkapan penduduk lokal akan dimakan atau dijual dan tidak didokumentasikan atau diserahkan ke pihak berwajib. Alhasil, ikan yang masuk kategori endangered ini cukup sulit untuk diobservasi dan diteliti.

5. Pari kai

Ilustrasi pari kai (fishbase.mnhn.fr/FAO)

Urolophus kaianus atau pari kai adalah salah satu spesies pari sengat yang sangat sulit dijumpai dan jarang diteliti. Tercatat, eksistensi ikan ini hanya diketahui dari dua spesimen muda yang ditemukan di Kepulauan Kai, Indonesia. Saking sulitnya ditemukan, data mengenai ikan ini terbilang minim. Oleh karena itu, ia dimasukan ke kategori data deficient yang artinya spesies ini termasuk spesies yang datanya sangat sedikit. Lebih lanjut, pari kai bisa hidup di perairan dalam hingga kedalaman 236 meter, jelas Fishbase. Tubuhnya sendiri berwarna cokelat kekuningan dan ia punya kulit yang halus.

Setelah diulik, ternyata populasi ikan pari sengat di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Ada yang termasuk hewan terancam, bahkan ada juga yang datanya sangat minim. Karena hal tersebut, penelitian dan observasi terhadap ikan-ikan tersebut cukup sulit dilakukan. Jika sudah begini, maka upaya konservasi harus lebih diperketat. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat lokal juga harus digayangkan supaya tak ada perburuan liar terhadap pari sengat yang dilindungi.

Editorial Team