Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
idntimes.com
Kebahagiaan anak anak yatik piatu panti asuhan Harapan Mulia saat merayakan tahun baru Hijriyah 1447 H di Cafe and Resto Hotel Luminor Purwokerto, Jumat (27/6/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Banyumas, IDN Times - Suasana hangat dan penuh makna menyelimuti kegiatan refleksi Tahun Baru Islam 1447 Hijriah yang digelar oleh Peradi SAI Purwokerto bersama tokoh masyarakat, Jumat (27/6/2025) di Resto & Cafe Hotel Luminor, acara ini menghadirkan kebahagiaan bagi sepuluh anak-anak yatim piatu dari Panti Asuhan Harapan Mulia Purwokerto.

Djoko Susanto, salah satu tokoh Peradi SAI, menekankan pentingnya menjadikan Surat Al-Maun sebagai semangat dalam kehidupan sosial. Menurutnya, surat pendek dalam Al-Qur’an itu memberi isyarat agar umat Islam tak hanya beribadah secara ritual, tetapi juga menebar manfaat secara sosial, khususnya kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa.

Ia juga memberikan motivasi kepada anak-anak panti untuk tidak merasa minder dalam pergaulan, dan selalu percaya diri dalam menjalani hidup, "Surat Al-Maun bukan sekadar dibaca, tapi diimplementasikan dalam kehidupan, saat kita saling berbagi, rahmat akan turun dan menjadi berkah untuk semua," ujar Djoko.

1. Silaturahmi yang membahagiakan dan mengharukan

Eddy Wahono (kanan) dengan keterharuannya sebut bahwa pemimpin dunia pun banyak yang berasal dari anak yatim, Jumat (27/6/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Tokoh masyarakat yang lebih sering bersuara tentang sosial dan lingkungan, Eddy Wahono menyebut bahwa kebahagiaan sejati justru muncul saat seseorang mampu menjalin silaturahmi dan membawa senyum pada sesama.

"Momen yang membahagiakan itu justru ketika kita bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan anak-anak yatim. Ini bukan sekedar makan bersama, tapi juga wujud nyata dari nilai-nilai kemanusiaan dan pengamalan Pancasila serta UUD 1945 Pasal 34 yang menyebut fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara," ungkapnya dengan raut wajah berkaca kaca menahan keharuan.

Eddy menambahkan bahwa tak sedikit tokoh besar dunia yang lahir dari latar belakang kaum dhuafa, sehingga anak-anak panti pun seharusnya memiliki semangat tinggi untuk meraih cita-cita mereka.

2. Tersentuh dan bahagia

Pengasuh panti asuhan harapan mulia (ketiga dari kiri) mengaku terharu atas perhatian yang besar dari advokat dan pegiat sosial lainnya, Jumat (27/6/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Anak-anak yatim yang hadir tampak ceria dan antusias, Suci, salah satu penghuni Panti Asuhan Harapan Mulia, mengungkapkan rasa senangnya bisa merasakan pengalaman baru makan di hotel dan menikmati beragam menu lezat. "Alhamdulillah bisa makan di hotel dan makan sepuasnya, enak-enak lagi," ucapnya polos namun bahagia.

Sementara itu, pengasuh Panti Harapan Mulia, M. Yusuf Ibrahim, mengaku terharu atas kemurahan hati para pihak yang terlibat. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian dari Peradi SAI, peran media yang banyak menyuarakan kaum kecil, serta para donatur yang telah peduli terhadap masa depan anak-anak asuhnya.

Ditambahkan, ternyata di Banyumas banyak orang orang yang penuh perhatian bahkan diajak makan bersama di hotel berbintang. "Ini bukan hanya soal makan dan santunan bersama, tapi soal kasih sayang yang nyata, Kami sungguh berterima kasih," ujarnya haru.

3. Sentuhan sosial penggugah nurani

Djoko Susanto (rompi) ditengah tengah penghuni panti asuhan disatu meja makan, Jumat (27/6/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Refleksi Tahun Baru Islam 1447 Hijriah kali ini tidak hanya menjadi seremoni belaka, tetapi sekaligus menjadi ajang praktik langsung dari nilai-nilai keagamaan, sosial, dan kebangsaan. Di tengah gemerlap kota dan modernisasi, kegiatan seperti ini menjadi sentuhan sosial yang menyentuh nurani.

Jurnalis senior CNN Indonesia, Roby Sofyan Amin menyatakan harapannya agar kegiatan seperti ini menjadi budaya yang terus dirawat, bukan hanya saat tahun baru Islam, tapi menjadi kebiasaan hidup untuk terus berbagi dan menebar kebaikan kepada sesama.

"Ini perlu ditanamkan sepanjang masa, dan dikawal agar tidak hanya hari ini perhatian itu datang, namun bisa menjadi budaya berbagi kebahagiaan,"pungkasnya.

Editorial Team