Perbedaan Yahudi, Zionisme, dan Israel dari Latar Belakangnya

Tiga konsep yang sering disalahartikan sebagai satu entitas

Baru-baru ini ketegangan antara negara Israel dan Palestina kembali memanas. Kedua belah pihak telah melancarkan serangan-serangan militer yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur dimana-mana.

Peristiwa ini pun menjadi tranding topik di berbagai media sosial dan menjadi isu terpanas yang banyak mendapat sorotan dari berbagai pihak di seluruh dunia.

Konflik Israel dan Palestina memiliki sejarah yang panjang dan telah berlangsung selama beberapa dekade.

Dalam perkembangannya, Zionisme dan Yahudi merupakan istilah yang sering dikaitkan bahkan digunakan untuk merepresentasikan negara Israel. Zionisme, Yahudi, dan Israel adalah tiga konsep yang sering kali disalahartikan sebagai satu entitas yang sama. Namun, sebenarnya ada perbedaan penting diantara ketiganya.

Baca Juga: Perbedaan Yahudi, Israel, dan Zionis, Jangan Sampai Keliru!

1. Yahudi

Perbedaan Yahudi, Zionisme, dan Israel dari Latar Belakangnyailustrasi seorang Yahudi sedang berjalan (unsplash.com/Laura Siegal)

Yahudi adalah nama yang diberikan kepada setiap orang baik itu keturunan maupun bukan keturunan yang meyakini agama Yahudi (Judaisme), mempercayainya dan melaksanakan ritualnya.

Orang-orang asli Yahudi adalah keturunan Nabi Ibrahim yang melakukan hijrah dari kota Ur di Mesopotamia Selatan menuju kota Kharan di Suriah. Nabi Ibrahim as memiliki anak yang bernama Ya’qub yang bergelar Israel. Bangsa Yahudi yang kita kenal sekarang adalah orang-orang keturunan Nabi Ibrahim dari garis nasab Nabi Ya’qub.

Dilansir britannica, mereka yang menganggap dirinya keturunan Yahudi pada umumnya masih diakui sebagai Yahudi meskipun tidak melakukan ritual keagamaan.

Sebaliknya, orang-orang yang bukan keturunan yahudi namun berpindah dengan memeluk agama Yahudi diterima sebagai orang Yahudi dalam arti sebenarnya.

Jadi kesimpulannya, Yahudi dapat merujuk pada suatu agama, ras, atau kelompok etnis. Identitas Yahudi dibangun atas jaran-ajaran agama dan garis keturunan yang mereka yakini kebenarannya sebagai pedoman hidup.

2. Zionisme

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Perbedaan Yahudi, Zionisme, dan Israel dari Latar Belakangnyailustrasi tembok ratapan agama Yahudi (freepik.com/ wirestock)

Pada awalnya, Zionisme merupakan bentuk kerinduan sekelompok orang Yahudi untuk kembali ke tanah yang dijanjikan Tuhan yaitu wilayah Kan'an (Palestina). Namun, migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina atas banyaknya bangsa Yahudi yang tertindas mulai mengubah Zionisme menjadi ideologi dan gerakan politik untuk mewujudkan “tanah air yang dijanjikan”.

Gerakan Zionisme politis atau gerakan politik untuk mendirikan sebuah negara Yahudi dicetuskan oleh Theodore Hertzl (Bapak Zionisme Modern), seorang jurnalis asal Austria yang mempublikasikan sebuah buku yang berjudul “Der Judenstaat” atau “Negara Yahudi” tahun 1896 . Buku tersebut banyak membahas tentang masalah yang dialami bangsa Yahudi dan berusaha memberikan solusi dengan mengumpulkan orang-orang Yahudi di satu tempat.

Dan pada tanggal 29-31 Agustus 1897, Theodore Herzl dan tokoh-tokoh Zionis yang mewakili 50 organisasi Yahudi berhasil menggelar Kongres Yahudi di Bassel, Swiss. Kongres yang diikuti oleh 200 delegasi ini merupakan kongres pertama yang diadakan dan dipimpin langsung oleh Theodore Herzl.

Kongres tersebut membahas konsep “negara baru”, dan mengeluarkan resolusi bahwa negara baru tersebut bertempat di Palestina. Dari sinilah Zionisme berubah menjadi istilah politik untuk menggambarkan suatu gerakan yang ingin menghimpun bangsa Yahudi di Palestina.

3. Israel

Perbedaan Yahudi, Zionisme, dan Israel dari Latar Belakangnyailustrasi seorang pria sedang memegang bendera Israel (unplash.com/Levi Meir Clancy)

Israel merupakan sebuah negara di Timur Tengah yang berdiri pada tanggal 14 Mei 1948. Berdirinya nagara Israel terjadi berkat gerakan Zionisme politik yang ingin memiliki negara sendiri.

Yahudi dengan gerakan Zionisme kemudian menempuh berbagai cara agar keinginan menyatukan bangsa Yahudi dalam satu negara bisa terwujud. Salah satu cara yang memberikan jalan bagi Bangsa Yahudi adalah melalui lobi internasional dan melanjutkan pembangunan pemukiman bagi orang Yahudi di Palestina.

Pada tahun 1917 Inggris mengeluarkan Deklasrasi Balfour dan menjanjikan akan menghadiahkan sebuah tanah air kepada Yahudi di Palestina. Pada tahun 1918 Jendral Allenby dari Inggris berhasil merebut Palestina dari Khilafah Turki Utsmani.

Setahun kemudian, secara resmi mandat atas Palestina diberikan kepada Inggris oleh PBB. Tepat di hari berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari Palestina, 1948 menjadi tahun bersejarah bagi bangsa Yahudi karena pembentukan negara Israel akhirnya terwujud.

Dari apa yang telah diuraikan, Zionisme, Yahudi, dan Israel adalah tiga entitas berbeda yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Ketiganya memiliki peran penting dalam membentuk sejarah dan perkembangan negara Israel di wilayah Palestina.

Baca Juga: 5 Tokoh Yahudi yang Berperan Penting Terhadap Berdirinya Israel 

Muhammad Zayyin Al-islam Photo Community Writer Muhammad Zayyin Al-islam

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya