Dari kejauhan nampak Prof Tirta menjelaskan menegaskan bahwa investasi asing harus menjadi stimulus bagi pertumbuhan investasi domestik, bukan menggantikannya, Rabu (29/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)
Prof Tirta menekankan perlunya jalur komunikasi yang lebih kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan akademisi. Menurutnya, akademisi, khususnya di bidang hubungan internasional dan ekonomi politik global memiliki peran penting dalam menyebarluaskan pemahaman tentang kebijakan investasi internasional kepada mahasiswa dan masyarakat.
"Saat ini ada sekitar 500 DPMPTSP di seluruh kabupaten, kota, dan provinsi. Harapannya, sinergi antara daerah dan pusat bisa semakin kuat agar perizinan dan implementasi kebijakan di lapangan berjalan seiring,"tuturnya.
Menjawab pertanyaan terkait dampak perjanjian IU-CEPA terhadap UMKM, Prof Tirta menjelaskan bahwa pemerintah tengah mendorong program kemitraan antara perusahaan besar dan pelaku UMKM. Menurutnya, beberapa UMKM telah berhasil mendapatkan kontrak bernilai miliaran rupiah dari perusahaan besar sebagai bentuk kemitraan nyata, bukan sekadar formalitas. "Investor asing butuh mitra lokal yang andal, karena itu, kami terus dorong UMKM naik kelas dan siap menjadi bagian dari rantai pasok global,"katanya.
Ia juga menegaskan bahwa investasi asing harus menjadi stimulus bagi pertumbuhan investasi domestik, bukan menggantikannya. "Investasi asing tidak bisa langsung terasa hasilnya, proses menuju operasional bisa memakan waktu tiga hingga empat tahun, tugas kita adalah memperkecil jarak waktu itu agar manfaatnya cepat dirasakan masyarakat,"jelasnya.