Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Owa Jawa berukuran besar terpantau di hutan Petungkriyono Pekalongan. Dok humas BKSDA Jateng

Semarang, IDN Times - Berada di areal seluas lebih dari 5.000 hektar, kawasan Hutan Petungkriyono, di Kecamatan Pekalongan Timur, rupanya masih dihuni ragam satwa langka yang dilindungi oleh negara. 

1. Empat spesies langka masih bisa ditemukan di Hutan Petungkriyono

flickr.com/khalebyordan

Menurut Darmanto, Kepala BKSDA Jateng, salah satu predator penghuni Hutan Petungkriyono ialah sekumpulan elang Jawa. Jumlah habitat burung tersebut bisa berkembangbiak dengan ketersediaan pakan yang mencukupi. 

"Hasil monitoring yang kita lakukan saat ini, banyak satwa yang bisa berkembangbiak di sana. Habitatnya mulai dari elang Jawa, owa Jawa, lutung dan kita menduga macan tutul juga ada di Petungkriyono," ujar Darmanto kepada IDN Times, Rabu (1/7).

2. Owa, elang Jawa dan macan tutul kini terancam punah

Seekor owa Jawa bergelantungan di hutan Petungkriyono. Dok humas BKSDA Jateng

Ia mengungkapkan berdasarkan SK Dirjen KSDE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah ditetapkan 25 satwa yang terancam punah di Indonesia harus diprioritaskan untuk ditingkatkan populasinya menjadi 10 persen mulai tahun 2015-2019.

Untuk Jawa Tengah, terdapat tiga satwa liar yang kini terancam punah. Yaitu owa Jawa, elang Jawa dan macan tutul. 

3. Owa Jawa andalkan sumber pakan daun puspa dan buah-buahan

Seekor owa Jawa yang tertangkap kamera BKSDA Jateng. Dok humas BKSDA Jateng

Di Petungkriyono terdapat puluhan owa Jawa yang telah berkembangbiak. Pihaknya melakukan monitoring secara kontinyu setiap tahun. Owa Jawa selama ini hidup berkelompok dengan mengandalkan sumber pakan dari aneka buah-buahan, daun puspa, tumbuhan vikus dan pohon gondang. 

"Apalagi kan mereka jenisnya primata dengan daya jelajah yang tinggi. Setiap hari pasti balik lagi ke lokasi mereka berdiam diri. Jenis pakannya buah-buahan, daun puspa vikus dan Gondang. Lokasi tutupan lahannya masih sangat bagus," bebernya. 

Pihaknya menjelaskan kawanan owa Jawa bermunculan saat petugasnya melakukan pengamatan di kawasan hutan bersama beberapa warga setempat. 

4. BKSDA akan pasang kamera trap untuk macan tutul

Para petugas BKSDA saat memonitoring satwa liar di Petungkriyono. Dok humas BKSDA Jateng

Dalam waktu dekat pihaknya bakal memasang kamera trap untuk memantau pengembangbiakan macan tutul di Petungkriyono atau tepat di KPH Pekalongan Timur. 

"Nanti akan kita pasang kamera trap khusus buat mengamati pergerakan macan tutul di KPH Pekalongan timur. Sebab, kawasan di sana masih sangat bagus. Buktinya satwa liar yang mendiami hutan Petungkriyono juga terus beranak pinak. Karena ketersediaan pakannya terjaga dengan baik. Kondisinya pun aman dari aktivitas perburuan," urainya.

Selain di Petungkriyono, kegiatan pemantauan tiga satwa itu juga dikerjakan di hutan lindung Linggoasri, Gunung Slamet dan cagar alam Nusakambangan Barat. 

Editorial Team