Program bantuan alat mesin pertanian (alsintan) yang direalisasikan Kementerian Pertanian (Kementan), Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP). (Dok. Kementan)
Peningkatan populasi Indonesia yang pesat akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sandang, pangan dan papan. Dengan berkurangnya jumlah petani di Indonesia, antara lain karena generasi muda saat ini lebih tertarik untuk masuk ke industri lain, maka Indonesia menghadapi potensi krisis ketersediaan bahan pangan.
"Bakti Barito memberikan dukungan untuk sektor pertanian dengan fokus pada upaya pertanian terpadu yang intensif yang lebih berkelanjutan secara lingkungan maupun sosial," imbuh Fifi.
Pada 2018-2022, Bakti Barito Bermitra dengan The Learning Farm dan Joglo Tani untuk memulai merancang kurikulum Usaha Pertanian Terpadu, dimana dalam lahan terbatas dapat dihasilkan output produksi pangan yang optimal dan beragam. Pertanian Terpadu ini juga lebih ramah lingkungan dan efisien karena menggunakan prinsip sirkuler ekosistem alami sehingga minim input tambahan dari eksternal.
Dengan melibatkan para ahli, praktisi hingga guru dan siswa SMK Agribisnis dan Agritekologi, Program ini melakukan uji coba dan piloting ke enam SMK di Aceh, Jambi, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, hingga Nusa Tenggara Timur akhirnya melahirkan kurikulum Program Keahlian Usaha Pertanian Terpadu yang disahkan oleh Badan Standardisasi, Kurikulum, Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek 19 April 2022. Prinsip ekosistem organik alami diterapkan dengan sentuhan teknologi precision farming bekerja sama dengan Sekolah Ilmu dan Teknologi (SITH) ITB.