Seorang anak diukur tinggi badannya di Aula Kantor Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. (IDN Times/Dok Nestle)
Sementara, dalam paparan kegiatan penanganan stunting di Aula Kantor Kecamatan Bandar, Nestle saban tahun senantiasa berusaha membantu Pemkab Batang. Tercatat bila tahun 2023 ada 203 anak stunting di Batang yang diintervensi, maka tahun ini jumlahnya bertambah jadi 259 anak.
Kejadian stunting pada anak merupakan suatu proses kekurangan gizi dan malnutrisi yang terlalu lama. Sebelum mengalami stunting, seorang anak mengalami berat badan surut sampai akhirnya anak tersebut menjadi jatuh ke stunting.
Pihak Nestle mengoptimalkan penurunan stunting dengan memberi intervensi gizi selama enam bulan. Selain intervensi gizi, Nestle juga mengedukasi para orang tua sekaligus memperluas ke ibu ibu hamil dan menyusui.
Adapun untuk pendampingan gizi di Kabupaten Batang secara total akan menjangkau 259 balita di 50 desa dan 4 kecamatan, dengan dukungan 66 kader dari 119 posyandu dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) dan Pemkab.
Intervensi dilakukan melalui distribusi tambahan gizi berupa satu butir telur dan satu gelas susu tinggi kalori Dancow GroPlus setiap hari selama enam bulan untuk anak usia 1-4 tahun berisiko stunting. Selain itu, program juga mencakup edukasi mengenai gizi anak, pola asuh makan.
Lalu ada jajanan sehat dan keamanan pangan, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pengukuran antropometri rutin, serta pemantauan bulanan bersama tim ahli Institut Pertanian Bogor (IPB).
Tak cuma Batang, program pendampingan gizi dari Nestle difokuskan intervensi dan edukasi gizi anak usia dini di Kabupaten Pasuruan dan Karawang.
Inisiatif ini dijalankan melalui kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, akademisi, kader, dan komunitas lokal.
Pendekatan ini diharapkan mendorong perubahan perilaku hidup sehat jangka panjang di tingkat rumah tangga. Secara keseluruhan, penanganan stunting menjangkau lebih 630 anak stunting serta melibatkan 1.350 orang tua, kader posyandu, dan ibu hamil dan menyusui di lebih 95 desa tiga wilayah tersebut.