Pernah gak sih kamu merasa jalan hidup yang kamu tempuh bukan sepenuhnya milikmu? Bukan karena kamu gak punya mimpi, tapi karena ada ekspektasi yang berat banget dari orangtua. Kadang, bentuknya gak kelihatan: bisa dari pilihan jurusan kuliah, pekerjaan impian versi mereka, atau bahkan pasangan yang “pantas” menurut standar mereka. Niatnya mungkin baik, karena mereka sayang. Tapi sayang doang gak cukup kalau itu bikin kamu kehilangan diri sendiri.
Kamu hidup di generasi yang mulai sadar pentingnya self-awareness, healing, dan hidup autentik. Tapi gak jarang, kamu tetap terjebak buat “membalas jasa” lewat cara yang sebenarnya bukan jalanmu. Padahal, mimpi itu personal banget. Harusnya datang dari dalam diri, bukan sekadar titipan. Berikut ini lima alasan kenapa mimpi orangtua gak seharusnya dibebankan ke pundak anak, karena setiap anak berhak punya hidup yang dia bentuk sendiri.