ilustrasi keluarga (freepik.com/tiarachardz)
Pengambilan keputusan umumnya melibatkan aktivitas seperti kompromi dan kolaborasi. Proses ini memberikan kesempatan bagi anak untuk menghargai keragaman pendapat dalam keluarga. Melalui diskusi untuk mencapai kesepakatan bersama, anak belajar bahwa tidak selalu keinginannya dapat terpenuhi. Hal ini membentuk sikap fleksibel dan pemahaman bahwa terkadang kebahagiaan keluarga memerlukan pengorbanan kecil dan kerja sama.
Pentingnya kompromi dan kolaborasi juga menciptakan dasar yang kuat untuk keterampilan interpersonal anak di luar lingkungan keluarga. Mereka belajar cara mendengarkan dan memahami pandangan orang lain, mengembangkan kemampuan bernegosiasi, dan rasa saling menghargai. Dengan demikian, melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga bukan hanya tentang menemukan solusi terbaik untuk situasi tertentu, tetapi juga membentuk kepribadian yang mampu berkompromi dan berkolaborasi dengan orang lain.
Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga memungkinkan anak untuk belajar berkomunikasi, tanggung jawab, negosiasi, kolaborasi, dan membuat mereka berdaya. Sekecil apa pun peran mereka dalam pengambilan keputusan, anak belajar untuk memberikan kontribusi positif terhadap orang di sekitarnya. Sehingga, keterampilan yang dipelajari dapat menjadi bekal bagi anak untuk perkembangan mereka.