Toxic masculinity itu bukan soal benci laki-laki, tapi soal ekspektasi gak sehat yang terus dipaksakan ke mereka. Mulai dari harus kuat setiap saat, dilarang nangis, sampai gak boleh terlalu lembut karena katanya “nanti gak jantan.” Dan percaya atau tidak, banyak dari nilai-nilai ini ternyata ditanamkan sejak kecil, langsung dari rumah sendiri.
Sering kali orang tua atau lingkungan terdekat gak sadar kalau pola didik mereka justru mendorong anak laki-laki untuk menekan perasaan, bersikap agresif, atau memaksakan diri jadi dominan. Akibatnya? Anak tumbuh dengan definisi maskulinitas yang sempit dan penuh tekanan. Nah, biar gak terjebak di lingkaran yang sama, yuk cek 5 pola didik yang tanpa sadar melanggengkan toxic masculinity di rumah!