Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret ibu dan anak perempuannya (pexels.com/Elina Fairytale)

Intinya sih...

  • Masa pengasuhan anak dari kecil hingga dewasa memerlukan kesabaran, fleksibilitas, dan kemampuan untuk mengubah haluan saat diperlukan.
  • Ketegangan antara ibu dan anak perempuan bisa muncul saat menunjukkan ketidaksetujuan terhadap pilihan sang putri, berpotensi meninggalkan bekas hingga dewasa.
  • Gaya pengasuhan otoriter dapat menciptakan hubungan toxic antara ibu dan anak perempuan yang bersifat mengontrol, tidak toleran terhadap diskusi, dan memicu konflik.

Menjadi ibu yang baik merupakan pekerjaan sulit, terlebih seiring bertambahnya usia anak, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa, gaya pengasuhan kamu pasti akan berbeda. Dalam jangka panjang, menjadi ibu yang baik tidak hanya membutuhkan kesabaran, tetapi juga fleksibilitas dan kemampuan untuk mengubah haluan saat kamu membutuhkannya. Di sisi lain, situasi ini bagi sebagian ibu merupakan tantangan tersendiri dan memerlukan upaya sadar saat mempraktikannya.

Jika sang ibu dan anak perempuannya sama-sama memiliki kepribadian yang suka akan ketenangan dan kedamaian, hubungan di keduanya mungkin akan lebih mudah baik-baik saja. Namun, bagaimana jika baik ibu dan anak perempuan ini sama-sama mudah marah dan sering kali terjerumus dalam perdebatan? Dalam situasi ini ibu bisa mencontohkan untuk mengelola ketegangan secara kontinu dan mengatur emosi dirinya sendiri lebih dahulu, dengan begitu putri kamu pun bisa mengikuti. Lalu, tanda seperti apa yang perlu kamu waspadai saat hubungan ibu dan putrinya menjadi begitu toxic?

Editorial Team

Tonton lebih seru di