Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memberi pupuk pada tanaman (pexels.com/Teona Swift)
ilustrasi memberi pupuk pada tanaman (pexels.com/Teona Swift)

Membuat pupuk sendiri dari bahan-bahan organik, seperti ampas kopi, kulit buah, atau air cucian beras sebagai pupuk tanaman memang terdengar praktis dan ekonomis. Tak sedikit orang yang menganggap cara ini aman sekaligus ramah lingkungan. Tapi, jika kamu menggunakannya tanpa aturan, justru dapat menimbulkan masalah bagi tanaman.

Pada dasarnya, pupuk organik rumah tangga bisa menjadi sumber nutrisi yang baik. Penggunaannya juga mudah, tapi kamu harus tahu beberapa hal yang sebaiknya tidak diikuti. Yuk, simak artikel di bawah ini untuk melihat beberapa hal penting yang harus kamu ketahui sebelum memberikan pupuk organik ke tanaman, simak dengan baik ya!

1. Pupuk organik kaya akan nutrisi

ilustrasi memberi pupuk tanaman (pexels.com/Thirdman)

Bahan yang digunakan untuk pupuk organik memang mengandung unsur hara penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Nitrogen yang terkandung di dalamnya membantu pertumbuhan daun, fosfor memperkuat akar, sedangkan kalium mendukung pembentukan bunga. Dengan semua kandungan tersebut, tanaman hias bisa tumbuh lebih sehat dan optimal.

Menariknya, pupuk organik melepaskan nutrisi secara perlahan. Hal ini sangat baik untuk tanaman karena tidak akan membuat mereka “terkejut” dengan kelebihan zat hara yang tiba-tiba. Hasilnya, pertumbuhan tanaman menjadi lebih stabil dan media tanam tetap seimbang.

2. Resiko jika penggunaan tidak tepat

ilustrasi pupuk organik (pexels.com/Teona Swift)

Meski pupuk ini aman untuk tanaman, kamu harus tetap hati-hati saat memberikannya pada tanaman. Pemberian pupuk yang terlalu banyak bisa menyebabkan media tanam menjadi terlalu lembap dan dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri yang merusak akar. Akibatnya, tanaman menjadi layu dan sulit diselamatkan.

Selain itu, limbah dapur yang belum diolah berpotensi menimbulkan bau tidak sedap. Bau ini bisa menarik lalat buah atau serangga kecil lainnya yang mengganggu tanaman. Oleh karena itu, pengolahan organik harus dilakukan dengan benar sebelum digunakan.

3. Cara mengolah pupuk organik yang tepat

ilustrasi membuat kompos organik (pexels.com/Letícia Alvares)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pengolahan pupuk organik harus dilakukan dengan benar agar manfaatnya juga maksimal. Salah satu cara sederhana adalah fermentasi dalam wadah tertutup selama beberapa hari untuk menetralkan bakteri berbahaya sekaligus mengurangi bau. Dengan cara ini, pupuk menjadi lebih aman untuk digunakan pada tanaman.

Alternatif lainnya yaitu dengan mengeringkan bahan organik seperti kulit buah sebelum diberikan ke media tanam. Cara ini tidak hanya mengurangi risiko bau, tapi juga bisa membuat pupuk lebih higienis. Hasilnya, nutrisi dapat diserap lebih efektif oleh tanaman.

4. Takaran yang tepat agar aman

ilustrasi memberi pupuk pada tanaman (pexels.com/Anna Shvets)

Baik itu pupuk organik atau pupuk jenis lainnya, pemberiannya pada tanaman tidak boleh terlalu banyak karena dapat merusak keseimbangan media tanam. Akar bisa kesulitan menyerap oksigen sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Oleh karena itu, cukup berikan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Takaran yang dianjurkan adalah sekitar 1–2 sendok makan pupuk padat atau 1–2 kali pemberian pupuk cair per minggu. Dengan dosis tersebut, tanaman bisa menerima cukup nutrisi tanpa resiko kelebihan. Konsistensi jauh lebih penting dibandingkan jumlah yang berlebihan.

5. Waktu pemberian yang ideal

ilustrasi orang memberi pupuk (pexels.com/Matilda Wormwood)

Waktu untuk memberikan pupuk juga tidak boleh sembarangan. Memberikan pupuk organik paling efektif yaitu saat fase pertumbuhan aktif karena tanaman mampu menyerap nutrisi dengan maksimal. Pada fase ini, hasil pemberian pupuk biasanya terlihat lebih cepat.

Sebaliknya, pada fase dorman, pemberian pupuk justru bisa merusak media tanam. Hal ini dikarenakan nutrisi yang ada pada pupuk tidak bisa diserap dengan maksimal dan hanya akan memicu pertumbuhan jamur. Sebaiknya tunggu hingga muncul tanda-tanda pertumbuhan baru sebelum memupuk kembali.

Pupuk organik memang lebih aman digunakan untuk tanaman. Tapi, kelima hal di atas tetap harus kamu ikuti agar pupuk tetap aman digunakan dan tanaman bisa tumbuh lebih sehat dan subur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team