Tiger parenting sering dipuji karena dianggap mampu mencetak anak-anak yang disiplin dan berprestasi. Tapi di balik kontrol yang ketat dan ekspektasi tinggi, ada dinamika keluarga yang bisa terganggu. Ketika hubungan orang tua dan anak lebih mirip manajer dan karyawan, rasa hangat dalam keluarga bisa perlahan menghilang.
Pola asuh ini memang lahir dari niat baik, tapi dampaknya gak selalu sejalan dengan harapan. Anak bisa tumbuh jadi “sukses” secara akademis, tapi apakah mereka juga tumbuh dengan rasa aman dan dicintai? Yuk, kenali enam alasan kenapa tiger parenting bisa jadi bumerang dalam hubungan keluarga.