Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Buat sebagian ayah, jadi orang tua kadang terasa seperti ujian besar yang gak ada habisnya. Kamu ingin jadi ayah yang baik, tapi sering kali merasa ragu, takut salah langkah, atau bahkan gak tahu harus mulai dari mana.

Padahal, anak gak menuntut kamu untuk sempurna. Mereka cuma ingin tahu bahwa kamu benar-benar ada untuk mereka, dan itu aja udah cukup bikin hati mereka tenang.

Yang sering luput disadari, justru hal-hal sederhana yang kamu lakukan sehari-hari bisa memberi dampak besar buat tumbuh kembang anak. Tanpa kamu sadari, ucapan, sikap, dan kehadiranmu bisa membentuk cara mereka melihat dunia, diri sendiri, dan orang lain.

Nah, berikut ini tujuh hal kecil tapi bermakna yang bisa kamu lakukan sebagai ayah. Mungkin terlihat sepele, tapi buat anak, ini adalah bekal berharga untuk masa depannya.

1. Menyambut anak dengan senyum saat pulang kerja

ilustrasi anak dan ayah (freepik.com/jcomp)

Setelah seharian kamu bekerja, menyambut anak dengan senyum dan pelukan hangat bisa jadi hal kecil yang punya dampak besar. Meski kamu lelah, wajah ramah dan antusiasmu saat pulang akan selalu mereka ingat. Itu jadi penanda bahwa mereka berarti, dan kehadiran mereka dirindukan.

Senyumanmu bisa jadi penawar rindu anak setelah seharian menunggu. Mereka gak tahu seberapa berat hari kamu, tapi saat kamu hadir dengan senyum, mereka akan merasa aman dan dicintai. Sesederhana itu, tapi efeknya bisa melekat kuat di ingatan mereka. Dan yang pasti, mereka akan menantikan momen itu setiap hari.

2. Mendengarkan cerita mereka sampai selesai

ilustrasi ayah bermain dengan anak (pexels.com/Tatiana Syrikova )

Waktu anak bercerita, coba beri perhatian penuh meskipun ceritanya terdengar sederhana. Saat kamu mendengarkan tanpa menyela, anak merasa suaranya penting dan dihargai. Mereka belajar bahwa emosi dan pikiran mereka valid, dan itu adalah dasar kepercayaan diri mereka.

Kamu gak perlu selalu kasih solusi atau tanggapan panjang. Cukup tunjukkan bahwa kamu benar-benar ada, dengan tatapan mata dan ekspresi yang hangat. Ini membantu anak tumbuh jadi pribadi yang terbuka dan gak takut mengungkapkan perasaan. Dan yang lebih penting, mereka akan tahu bahwa ayahnya adalah tempat paling aman untuk bercerita.

3. Mengatakan “aku bangga sama kamu”

ilustrasi ayah dan anak (freepik.com/senivpetro)

Kalimat ini mungkin terdengar sederhana, tapi dampaknya luar biasa buat anak. Mereka gak cuma butuh tahu kalau kamu mencintai mereka, tapi juga butuh tahu kalau kamu bangga pada mereka, apa pun pencapaiannya. Bahkan untuk hal kecil seperti berani minta maaf atau bantu beresin mainan.

Saat kamu mengucapkan kalimat ini, kamu sedang membangun pondasi harga diri anak. Mereka akan merasa cukup, dihargai, dan tumbuh dengan keyakinan bahwa mereka punya nilai. Gak perlu nunggu mereka juara lomba, cukup rayakan usaha dan proses mereka sehari-hari. Itu sudah sangat berarti.

4. Melibatkan anak dalam aktivitas harian

ilustrasi ayah bermain dengan anak (pexels.com/Kampus Production)

Entah itu menyiram tanaman, mencuci motor, atau belanja ke warung, melibatkan anak dalam aktivitasmu bisa jadi cara asyik untuk membangun kedekatan. Anak senang diajak ikut serta, karena itu membuat mereka merasa penting dan dipercaya. Mereka belajar dari caramu bekerja, bersikap, dan menyelesaikan masalah.

Kegiatan sederhana ini juga bisa jadi momen ngobrol ringan yang berkualitas. Kamu bisa menyisipkan nilai-nilai atau sekadar bercanda bareng. Dan saat anak merasa terlibat, mereka juga akan lebih menghargai kerja kerasmu. Dari situlah tumbuh rasa hormat dan kedekatan yang gak dibuat-buat.

5. Mengucapkan maaf saat kamu salah

ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Josh Willink)

Banyak ayah mungkin merasa ragu untuk minta maaf ke anak, karena takut dianggap lemah atau kehilangan wibawa. Padahal, justru dari situlah anak belajar bahwa setiap orang bisa salah, termasuk ayah. Dan yang penting adalah bagaimana kamu bertanggung jawab atas kesalahan itu.

Minta maaf bukan berarti kamu kehilangan respek. Sebaliknya, itu mengajarkan anak tentang kerendahan hati dan kejujuran emosional. Mereka akan tumbuh jadi pribadi yang gak gengsi mengakui kesalahan, dan tahu bahwa hubungan sehat butuh komunikasi dua arah. Dan kamu adalah contoh pertama mereka dalam hal itu.

6. Menghargai ibunya di depan anak

ilustrasi komunikasi dalam keluarga (pexels.com/Anna Shvets)

Saat kamu memperlakukan pasanganmu dengan penuh hormat, anak akan menyerap itu sebagai standar dalam memperlakukan orang lain. Melihat kamu memuji, membantu, atau menyayangi ibunya akan memberi rasa aman yang besar. Mereka belajar tentang cinta, respek, dan kerja sama dalam keluarga.

Ini juga membentuk harapan mereka tentang hubungan sehat saat dewasa nanti. Mereka gak cuma melihat ayah sebagai kepala keluarga, tapi juga sebagai partner yang suportif dan lembut. Tanpa kamu sadari, kamu sedang menanamkan nilai-nilai penting soal relasi dan kasih sayang lewat sikapmu sehari-hari.

7. Menyempatkan waktu bermain bareng

ilustrasi ayah bermain dengan anak (pexels.com/Manuel Campagnoli)

Meskipun kamu sibuk, sempatkan waktu untuk main bareng anak. Gak harus lama, gak harus ribet. Cukup ajak mereka bermain permainan sederhana, baca buku cerita, atau berlarian sebentar di halaman rumah. Di mata anak, itu jadi momen yang menyenangkan sekaligus penuh arti.

Lewat bermain, kamu membuka ruang untuk tertawa, saling mendekat, dan mengenal dunia mereka lebih dalam. Mereka gak akan ingat hari-hari sibukmu, tapi mereka akan ingat gimana rasanya ditertawakan, digendong, dan diajak bermain oleh ayahnya. Dan itu adalah bentuk cinta yang paling mereka butuhkan.

Menjadi ayah yang berdampak besar gak harus dimulai dari hal besar. Justru, kekuatanmu sebagai ayah terletak pada hal-hal kecil yang kamu lakukan dengan hati. Senyum, pelukan, ucapan sederhana, semuanya bisa jadi bekal berharga untuk tumbuh kembang anak. Dan percayalah, mereka akan mengingat itu lebih lama daripada apa pun yang kamu beli untuk mereka.

Kedekatanmu dengan anak dibangun lewat konsistensi, bukan kesempurnaan. Jadi gak masalah kalau kamu masih belajar atau kadang merasa kurang. Yang penting, kamu ada. Kamu hadir. Dan kamu berusaha jadi versi terbaik dari seorang ayah, sedikit demi sedikit, setiap harinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team