Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak bermain gadget (pexels.com/MART  PRODUCTION)
ilustrasi anak bermain gadget (pexels.com/MART PRODUCTION)

Intinya sih...

  • Anak sulit lepas dari layar, bahkan saat makan

  • Emosi anak saat gadget disita

  • Kurangnya minat pada aktivitas fisik atau sosial

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital seperti sekarang gadget bukan lagi barang mewah, ia sudah jadi bagian dari keseharian bahkan untuk anak-anak. Sayangnya, penggunaan yang tidak terkontrol bisa berujung pada kecanduan yang berdampak serius bagi tumbuh kembang mereka. Sebelum terlambat, penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tandanya dan mulai mengambil langkah bijak.

1. Anak sulit lepas dari layar, bahkan saat makan

ilustrasi anak bermain gadget saat makan (pexels.com/cottonbro studio)

Jika anak mulai menolak makan tanpa menonton YouTube atau bermain game, itu bisa jadi sinyal awal kecanduan. Mereka cenderung lebih fokus pada layar daripada rasa lapar atau interaksi dengan keluarga. Kebiasaan ini bisa mengganggu pola makan dan mengurangi kualitas waktu bersama.

Kondisi ini sering dianggap remeh karena terlihat “tenang” saat anak sibuk dengan gadget. Padahal, ketenangan itu bisa jadi bentuk isolasi sosial yang tidak sehat. Orang tua perlu mulai membiasakan makan tanpa layar dan menciptakan suasana makan yang menyenangkan.

2. Emosi anak saat gadget disita

ilustrasi anak kecil menangis (pexels.com/Keira Burton)

Anak yang langsung marah, menangis, atau tantrum saat gadget diambil menunjukkan ketergantungan emosional. Gadget menjadi sumber kenyamanan yang sulit digantikan oleh aktivitas lain. Ini bisa menghambat kemampuan anak mengelola emosi secara sehat.

Reaksi berlebihan ini menunjukkan bahwa gadget bukan sekadar hiburan, tapi sudah menjadi pelarian dari rasa bosan atau stres. Orang tua perlu mengenalkan cara lain untuk menenangkan diri, seperti bermain di luar atau membaca buku bersama. Pendekatan yang lembut tapi tegas sangat dibutuhkan.

3. Kurangnya minat pada aktivitas fisik atau sosial

Ilustrasi anak perempuan yang murung (freepik.com/pvproductions)

Anak yang lebih memilih bermain gadget daripada bersepeda, menggambar, atau bermain dengan teman menunjukkan penurunan minat terhadap dunia nyata. Ini bisa berdampak pada perkembangan motorik dan kemampuan sosial mereka. Gadget yang terlalu dominan membuat anak kehilangan rasa penasaran terhadap lingkungan sekitar.

Ketika anak mulai menolak ajakan bermain di luar atau enggan berinteraksi dengan teman sebaya, itu pertanda penting. Orang tua bisa mulai dengan membuat jadwal harian yang seimbang antara waktu layar dan aktivitas fisik. Libatkan anak dalam proses memilih kegiatan agar mereka merasa lebih berdaya.

4. Pola tidur anak jadi berantakan

Ilustrasi anak perempuan sedang tidur(pexels.com/cottonbro studio)

Paparan layar sebelum tidur bisa mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Anak yang kecanduan gadget cenderung tidur lebih larut dan bangun dalam kondisi lelah. Ini bisa memengaruhi konsentrasi dan mood mereka sepanjang hari.

Jika anak mulai sulit tidur tanpa gadget atau sering terbangun untuk mengecek layar, itu perlu diwaspadai. Ciptakan rutinitas malam yang tenang dan bebas dari layar setidaknya satu jam sebelum tidur. Buku cerita atau musik lembut bisa jadi alternatif yang menenangkan.

5. Prestasi akademik menurun tanpa alasan jelas

ilustrasi belajar (pexels.com/Liza Summer)

Ketika nilai anak mulai turun dan mereka kehilangan fokus saat belajar, gadget bisa jadi penyebabnya. Terlalu banyak waktu di depan layar membuat otak kelelahan dan sulit berkonsentrasi. Anak juga bisa kehilangan motivasi belajar karena lebih tertarik pada konten hiburan.

Orang tua perlu memperhatikan perubahan ini dan berdiskusi dengan guru untuk mendapatkan perspektif tambahan. Buat suasana belajar yang menyenangkan dan minim distraksi digital. Konsistensi dalam jadwal belajar sangat membantu membentuk kebiasaan positif.

6. Anak sering mengeluh sakit kepala atau mata lelah

ilustrasi anak sakit kepala (unplash.com/Ozkan Guner)

Keluhan fisik seperti mata kering, sakit kepala, atau leher pegal bisa jadi dampak dari penggunaan gadget berlebihan. Anak mungkin belum bisa mengungkapkan rasa tidak nyaman secara tepat, tapi gejala ini perlu diperhatikan. Terlalu lama menatap layar bisa memicu digital eye strain.

Jika anak mulai sering mengeluh sakit tanpa sebab yang jelas, coba evaluasi durasi penggunaan gadget harian mereka. Ajak anak untuk melakukan peregangan ringan dan istirahat mata secara berkala. Kesehatan fisik adalah fondasi penting bagi tumbuh kembang optimal.

7. Anak mulai meniru konten negatif dari internet

ilustrasi anak menatap layar gadget (freepik.com)

Gadget membuka akses ke berbagai jenis konten, termasuk yang tidak sesuai usia. Anak yang mulai meniru kata-kata kasar, gaya hidup konsumtif, atau perilaku agresif dari video atau game perlu mendapat perhatian khusus. Ini menunjukkan bahwa mereka menyerap informasi tanpa filter.

Orang tua perlu aktif dalam mengawasi dan mendampingi anak saat menggunakan gadget. Gunakan fitur kontrol orang tua dan ajak anak berdiskusi tentang konten yang mereka tonton. Edukasi digital bukan hanya soal batasan, tapi juga soal nilai dan etika.

Kecanduan gadget pada anak bukan hal sepele, tapi juga bukan sesuatu yang tak bisa diatasi. Kuncinya ada pada keterlibatan aktif orang tua, komunikasi yang hangat, dan konsistensi dalam membentuk kebiasaan sehat. Semakin cepat kita mengenali tanda-tandanya, semakin besar peluang untuk mengembalikan keseimbangan dalam kehidupan anak.

Kalau kamu ingin bantu anak lepas dari jerat layar, yuk mulai dari hal kecil seperti makan bersama tanpa gadget hari ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team