5 Tips Parenting Modern Anak Usia Balita yang Perlu Kamu Ketahui

- Teknologi adalah bagian hidup modern yang tak bisa dihindari
- Orang tua perlu menggunakan teknologi secara bijak untuk mendukung perkembangan anak
- Pendekatan parenting modern fokus pada pemahaman perasaan dan kemandirian anak
Di tengah dunia parenting modern, kamu pasti ingin memberikan terbaik untuk perkembangan dan kebahagiaan si kecil, terlebih di usia balita. Memang mengasuh anak balita di zaman modern saat ini memang penuh dengan tantangan. Apalagi parenting sekarang berbeda dengan dulu, sehingga banyak pendekatan baru yang dapat membantu kamu mendukung perkembangan anak sekaligus kehangatan dalam keluarga.
Setidaknya ada lima tips parenting modern anak usia balita yang bisa kamu praktikkan. Dengan pendekatan parenting ini, kamu jadi lebih mengenal karakter anak sehingga perkembangan mereka berjalan dengan baik. Selamat membaca!
1. Manfaatkan teknologi

Dalam dunia yang dikelilingi oleh teknologi, penting untuk menggunakan semua sumber daya yang ada. Banyak orang tua mungkin berpikir bahwa teknologi harus dihindari, dan itu bisa menjadi pilihan yang tepat. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa teknologi gak bisa dihindari sepenuhnya karena sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Jadi, alih-alih melarang teknologi, cobalah untuk menggunakannya dengan bijak. Dari Paw Research, meski mayoritas orangtua yang kesulitan mengikuti teknologi saat ini, ada sekitar 30 persen orangtua yang semangat untuk berkolaborasi dengan teknologi untuk perkembangan anak. Dengan tips ini, kamu mengizinkan anak untuk berinteraksi dengan teknologi secara bertanggung jawab, tanpa kehilangan kontrol atas penggunaannya.
2. Gunakan motivasi intrinsik

Beralih dari pendekatan tradisional yang seringkali berbasis pada perintah, parenting modern lebih berfokus pada pemahaman perasaan dan diskusi batasan, dari laman Healthline. Menggunakan motivasi intrinsik, anak-anak diajak untuk membuat pilihan yang menarik atau menyenangkan, bukan karena ada hadiah atau hukuman yang menanti. Alih-alih mengatakan, “Jika kamu membersihkan kamarmu, aku akan memberikan permen,” cobalah mengganti dengan, “Jika kamu membersihkan kamarmu, kamu bisa menemukan mainan kesukaanmu dengan mudah.”
Pendekatan ini mengajarkan anak untuk memahami manfaat praktis yang sebenarnya dari tindakan mereka dan mengembangkan rasa pencapaian pribadi. Dengan cara ini, mereka belajar bahwa motivasi yang datang dari dalam diri lebih berharga dibandingkan penghargaan eksternal. Ini merupakan langkah penting untuk membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian, lho.
3. Dorong kemandirian sejak dini

Mengajarkan kemandirian kepada anak bukan berarti membiarkan mereka melakukan segalanya tanpa bimbingan. Berdasarkan riset ilmiah tahun 2023, kemandirian ini maksudnya menciptakan lingkungan di mana anak diberi tugas dan kebebasan untuk membuat pilihan. Ini termasuk menghadapi kemungkinan gagal, namun dalam konteks yang aman. Contohnya, kamu bisa membiarkan anak memilih antara mengerjakan PR setelah pulang sekolah atau menunggu sampai setelah makan malam.
Pilihan ini gak cuma memberikan rasa kontrol kepada anak, tetapi juga mengajarkan mereka untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Dengan cara ini, anak belajar dari pengalaman mereka sendiri dan mengembangkan keterampilan untuk membuat keputusan di masa depan. Ingat, penting untuk memberi dukungan saat mereka menghadapi tantangan, ya.
4. Seimbangkan waktu layar

Salah satu tantangan terbesar bagi orang tua di zaman modern adalah mengatur waktu layar anak. Terlalu banyak waktu di depan layar dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kurangnya aktivitas fisik dan kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial. Anak-anak yang menghabiskan waktu terlalu lama di gawai mungkin juga terpapar konten yang gak pantas atau terlibat dalam interaksi yang gak sehat secara daring.
Oleh sebab itu, penting untuk memiliki pendekatan seimbang terhadap penggunaan teknologi. Salah satu solusinya adalah memperkenalkan anak kepada perangkat yang menawarkan konektivitas tanpa risiko yang terkait dengan layar tradisional.
5. Ajarkan kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional adalah kunci untuk mengembangkan anak yang seimbang. Proses ini dimulai dengan mengajarkan anak untuk menyadari perasaan mereka dan memahami cara mengkomunikasikannya dengan baik, menurut laman Psychology Today. Dengan berbagi cerita pribadi dari masa kecil dan memberikan panduan, kamu dapat membantu anak mengenali dan mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat. Hal ini sangat penting untuk membantu mereka berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan baik.
Di samping itu, kecerdasan emosional juga mencakup kemampuan untuk mengenali dan merespons perasaan orang lain. Keterampilan ini penting dalam membangun hubungan yang kuat dan sehat sepanjang hidup. Dengan membekali anak-anak dengan kecerdasan emosional, kamu membantu mereka tumbuh menjadi individu yang peduli dan empatik di masa depan, lho.
Menjadi orang tua di zaman modern memang penuh tantangan, tetapi dengan menerapkan tips-tips parenting modern anak usia balita, kamu bisa membuat perjalanan ini lebih mudah dan lebih menyenangkan. Ingat, gak ada pendekatan yang sempurna, yang terpenting adalah ketulusan dan konsistensi dalam mendampingi mereka tumbuh. Jadi, terus belajar mengenali karakter anak!