Terlihat Kuat, Ini 6 Hal yang Diam-diam Dirasakan Anak Sulung

Menjadi anak sulung identik dengan sosok kuat dan mandiri. Dianggap bisa diandalkan dan menjadi teladan bagi adik-adiknya. Namun diam-diam, setiap anak sulung pasti merasakan enam hal ini. Apa saja, sih?

Tumbuh dewasa sebagai anak sulung memunculkan perasaan takut salah. Takut apa yang kita kerjakan ternyata salah di mata orang lain, terlebih keluarga sendiri. Wajar juga jika kamu merasa makin takut pada kegagalan.

Seringnya perasaan ini muncul karena pola asuh orang tua yang kurang tepat. Selalu meminta anak sulung berbuat benar dan terlihat hebat, agar bisa menjadi contoh bagi adiknya.

Katanya, harapan terbesar orang tua lebih sering dibebankan pada anak sulung. Kamu yang berstatus anak pertama setuju gak dengan anggapan ini?

Faktanya, hal ini memang sering terjadi. Sejak usia anak masih kecil, tanpa sadar orang tua sudah sering mengucapkan kalimat-kalimat berisi harapan. Awalnya mungkin seperti angin lalu, tapi setiap perkataan itu mengendap di benak anak hingga dia dewasa.

Jika semuanya berjalan sesuai harapan orang tua, maka dia akan dibangga-banggakan ke banyak orang. Cerita suksesnya akan cepat menyebar. Namun jika gak sesuai harapan, si sulung pusing sendiri memikirkan apa kata orang tuanya nanti.

Siapa bilang anak sulung harus selalu terlihat kuat? Namun harus diakui bahwa stigma ini telanjur melekat di masyarakat.

Anak pertama katanya harus bisa diandalkan, terlihat kuat dan tangguh. Ketika ada masalah, dia merasa seperti harus bersikap mandiri.

Jika dilakukan terus-terusan, pemikiran seperti ini gak baik buat diri sendiri, lho. Anak sulung juga manusia biasa. Kalaupun ingin bersikap kuat dan mandiri, itu karena pilihan hidup bukan perkara status anak sulung.

Tanggung jawab yang dipikul anak sulung katanya berat sekali. Selain harus menjadi teladan, dia juga bertugas menjaga adik-adiknya. Dia yang akan menjadi pengganti orang tua bagi adik-adik, kelak jika mereka sudah tiada.

Gak salah kok, kakak memang sewajarnya menjadi pelindung bagi adik-adiknya. Wajar juga jika orang tua menitipkan tanggung jawab pada anak sulung.

Tapi menjadi kurang tepat jika anak sulung merasa memikul tanggung jawab ini sendirian. Dia menjadi pelindung bagi adik, tapi bukan berarti bertanggung jawab sepenuhnya. Kelak si adik juga akan memilih jalan hidup sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Hampir semua anak sulung pasti pernah merasakan hal ini, diminta mengalah pada adik-adiknya. Mungkin sewaktu kecil perkara mengalah hanya soal berebut mainan atau makanan. Tapi seiring bertambahnya usia konsep mengalah gak lagi sederhana.

Anak sulung merasa lebih sering diminta mengalah. Atau beberapa orang pada kenyataannya memang sering mengalah untuk kepentingan adik dan keluarga.

Menurutmu, apakah anak sulung harus selalu mengalah demi kepentingan keluarga? Sebagai manusia biasa, anak sulung juga boleh, lho memprioritaskan urusan pribadinya.

Bukannya sok kuat, tapi harus diakui banyak anak sulung yang merasa malu untuk mengeluh. Bingung harus mengadu pada siapa, apalagi jika keluarga banyak menuntut.

Mengeluh itu manusiawi, lho. Jika orang tua, adik, atau anggota keluarga lainnya dirasa gak enak dijadikan tempat mengeluh, carilah seseorang yang bisa menjadi tempat bercerita.

Tetap kuat ya, anak sulung! Menjadi diri sendiri gak akan menghalangimu jadi teladan baik bagi adik-adik, kok.

Terlihat Kuat, Ini 6 Hal yang Diam-diam Dirasakan Anak Sulung

1. Takut berbuat salah

2. Merasa terbebani dengan harapan orang tua

Editorial Team

Tonton lebih seru di